“Kalau dilihat secara grafik menurun, tapi di rumah sakit banyak kasus, “ ujar Edi Kamtono.
Dia meyakinkan rumah sakit pasti melayani pasien, dirawat diobati hingga sembuh. Untuk ruangan, jika sudah penuh akan tetap dilayani baik di IGD atau pun tempat yang memungkinkan untuk rawat inap.
Sementara itu dr. Saptiko yang juga hadir pada koordinasi tersebut mengatakan jika berdasarkan Kelurahan, Kelurahan Sungai Bangkok yang paling banyak ditemukan kasus DBD disinyalir karena karakteristik masyarakatnya yang suka menampung air.
"Kemudian ada di Siantan Hulu kemudian yang tinggi lagi itu Kota baru, seminggu lalu memang ada kenaikan mungkin dari kemarau ke musim hujan," ungkapnya.
Baca Juga: Wali Kota Inginkan Kalimantan Barat Hospital Expo Jadi Agenda Tetap
Saptiko menerangkan sudah ada tersedia vaksin DBD namun kemampuannya hanya 2 tahun itu pun sementara ini hanya ada di pihak swasta, pemerintah belum menyiapkan dikarenakan anggarannya mahal.
"Kita belum dapat dari pusat jika masyarakat mau mwngakses vaksin DBD silahkan cari di pihak swasta," imbuhnya.
Namun, untuk saat ini, lanjutnya, Kemenkes belum bisa merekomendasikan penggunaan vaksin tersebut.
"Untuk pengobatan di rumah sakit, dari tidak ada yang sampai dirawat di jalan-jalan rumah sakit atau di lantai, masih tertampung semuanya di ruangan " terangnya.