Pontianak, Sonora.ID – Mengingat kasus Demam Berdarah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih terjadi sampai saat ini di Pontianak, Pemerintah Kota Pontianak bersama Dinas Kesehatan Kota Pontianak beserta Perangkat Daerah menggelar koordinasi memerangi DBD, di Aula Bapedda Kota Pontianak, Selasa (14/11/2023).
“Hari ini saya memimpin langsung rapat koordinasi memerangi DBD yang sampai hari ini masih terjadi kasus di kota Pontianak, ada warga kita yang masih dirawat dan bahkan di Pontianak sudah ada kasus Yang dilaporkan meninggal dunia,“ ungkap Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, usai memimpin rapat.
Wali Kota Edi Kamtono mengajak Camat, Lurah, dan Puskesmas untuk melakukan upaya di lingkungan masing-masing.
Caranya dengan melihat kondisi dan perubahan cuaca hujan, melakukan gotong-royong, membersihkan genangan air dan, mengajak masyarakat melakukan pemberian bubuk abate atau ikan cupang kepada masyarakat.
Lebih bagus lagi masyarakat sendiri yang berinisiatif untuk membeli ikan untuk dilepaskan di bak penampungan.
Baca Juga: Apresiasi untuk Insan Pertanian se-Kalbar
“Tujuannya agar tidak ada nyamuk yang berkembang biak dan kita juga melakukan fogging terhadap daerah yang terdapat kasus DBD, “tegasnya.
Jika upaya ini berlanjut diharapkan bisa mematikan atau menahan laju perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
Menurutnya kendala yang dihadapi adalah satu diantaranya pada saat melakukan fogging, ada yang bersedia ada yang tidak.
“Pada saat membersihkan lingkungan biasanya mereka lupa, dan rumah-rumah yang kosong juga kita sasar, “ imbuhnya.
Sementara itu data penderita DBD di kota Pontianak ada 108 kasus dengan 1 meninggal dunia.
“Kalau dilihat secara grafik menurun, tapi di rumah sakit banyak kasus, “ ujar Edi Kamtono.
Dia meyakinkan rumah sakit pasti melayani pasien, dirawat diobati hingga sembuh. Untuk ruangan, jika sudah penuh akan tetap dilayani baik di IGD atau pun tempat yang memungkinkan untuk rawat inap.
Sementara itu dr. Saptiko yang juga hadir pada koordinasi tersebut mengatakan jika berdasarkan Kelurahan, Kelurahan Sungai Bangkok yang paling banyak ditemukan kasus DBD disinyalir karena karakteristik masyarakatnya yang suka menampung air.
"Kemudian ada di Siantan Hulu kemudian yang tinggi lagi itu Kota baru, seminggu lalu memang ada kenaikan mungkin dari kemarau ke musim hujan," ungkapnya.
Baca Juga: Wali Kota Inginkan Kalimantan Barat Hospital Expo Jadi Agenda Tetap
Saptiko menerangkan sudah ada tersedia vaksin DBD namun kemampuannya hanya 2 tahun itu pun sementara ini hanya ada di pihak swasta, pemerintah belum menyiapkan dikarenakan anggarannya mahal.
"Kita belum dapat dari pusat jika masyarakat mau mwngakses vaksin DBD silahkan cari di pihak swasta," imbuhnya.
Namun, untuk saat ini, lanjutnya, Kemenkes belum bisa merekomendasikan penggunaan vaksin tersebut.
"Untuk pengobatan di rumah sakit, dari tidak ada yang sampai dirawat di jalan-jalan rumah sakit atau di lantai, masih tertampung semuanya di ruangan " terangnya.