Ialah sang guru
Sosok yang ikhlas berbagi ilmu
1, 2, 3 ,4 dan seterusnya
Harapnya tetap tak lekang dimakan usia
Tetap tak basi dari sebuah tradisi
Dia tetap mulia
Dengan segala wibawanya
Masa depan?
Jangan kau tanyakan
Aku dan kamulah sang harapan
Menjadi lebih hebat dari apa yang ia ajarkan
Maka genggamlah apa yang ia percayakan.
5. Guruku
Guru kau adalah pelita hidupku
Guru kau adalah pembimbingku
Guru terkadang diriku membuatmu kesal
Walaupun dirimu kesal kepadaku tetapi kau tetap membimbingku
Guru kau selalu memberi warna di setiap hariku
Guru kau memberi ilmu dengan segenap hatimu
Guru kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Guru kau memberi kesan tersendiri terhadapku
Guru terima kasih atas semua pengorbananmu
Guru engkau akan selalu ku kenang seumur hidupku
Baca Juga: 3 Cara Menulis Puisi Rakyat, Lengkap dengan Contohnya
6. Kepada Guruku
Karya Winda Puspitasari
Kulihat kau berdiri di pelupuk mataku
Menyampaikan pesan waktu
Tatkala tatapan bertemu
Aku menangkap sejuta cahaya darimu
Cahaya ilmu kian merasuk ke benakku
Bahkan aku berharap ia menjadi segumpal daging
Kau pelita di hitam legamnya jiwaku
Laksana tetesan air di gersangnya gurun pasir
Duhai guruku
Kau taman kehidupan
Berjuta ilmu kau tanamkan
Tanpa lelah dan putus asa
Berjuang mencerdaskan generasi bangsa
Kau mempunyai laut yang terpenuhi dengan mutiara-mutiara ilmu
Izinkan aku melayarinya, sehingga matiku penuh ketenangan
Hidupmu penuh perjuangan
Maka, tak berdosa jika aku memberimu gelar pahlawan.
7. Pipit Kecil
Karya Zuarni, S.Pd.
Awal jumpa kita, kami bukan siapa-siapa
Hanya pipit kecil dengan paruh menganga dan sayap setengah terbuka
Kami hanya berputar... berputar...
Dan hinggap di pundak ilmu guru-guru kami
Awal jumpa kita, kami bukan apa-apa
Hanya sobekan-sobekan kertas tak bermakna
Menunggu tangan-tangan kokoh dan jemari lentik guru kami
Merangkainya menjadi buku yang patut diperhitungkan
Guruku,
Lihatlah pipitmu
Kami telah seperkasa garuda, selincah merpati
Dengan ilmu dan petuahmu
Picing mata nanar telah sejelita mentari siang hari
Langkah seok, telah mantap menapaki jalan tajam beronak
Kini pipitmu
Telah siap terbang, terbang memetik cita-cita kehidupan
Dia meninggalkan
Secuil sejarah hidup kami di sini.