Palembang, Sonora.ID – KPU Sumsel mengumumkan jumlah Daftar Calon Tetap (DCT) calon legislatif Pemilu 2024 sebanyak 1080 orang.
Bagaimana masyarakat memahami kapabilitas Caleg tersebut?
Erland Evriansyah, SH, MH, Kepala Bagian Teknis Penyelenggaraan Pemilu, Partisipasi dan Hubungan Masyarakat KPU Sumsel dalam acara Indonesia Memilih (15/11/2023) mengatakan bahwa KPU Sumsel sudah melakukan tahapan Pemilu.
Mulai dari pendaftaran, verifikasi, perbaikan, klarifikasi terhadap penggandaan, pengumuman DCS, pencermatan terakhir parpol, verifikasi dan sampai pada pengumuman DCT.
Menurutnya, penyebab fenomena adanya calon kegandaan terjadi karena banyak faktor, tidak hanya parpol.
Baca Juga: Ini Alasan Buruh Menuntut Kenaikan UMP 2024 Sebesar 15%
“Bagaimana Caleg dipilih, apakah satu visi dengan partai. Umumnya Caleg dan partai satu visi dengan Pilpres. Kegandaan bisa karena keteledoran KPU bisa juga ketidaktegasan Parpol,” ujarnya.
Ia mengatakan KPU sudah menetapkan tipe-tipe pemilih. Pemilih tradisional memilih berdasarkan asas kekeluargaan.
Pemilih ekstrimis atau primitif memilih karena percaya janji-janji dan money politic.
Pemilih rasional memilih berdasarkan kemampuan calon berdasarkan kinerja dan informasi tentang calon.
Namun, KPU menyediakan website info pemilu. Semua informasi caleg tercantum di sana sehingga masyarakat bisa memanfaatkan informasi tersebut untuk menetukan pilihannya.
Ia menambahkan KPU juga memberikan informasi tentang pemilu melalui media sosial, selain itu dengan mendatangai sekolah-sekolah.
KPU memiliki target agar pemilih nantinya lebih cerdas. KPU butuh dukungan pemangku kepentingan dan juga partai politik.
Keluarga juga memiliki peran penting dalam memberikan informasi pemilu ke pemula. Rumah bisa menjadi tempat pendidikan Pemilu.
Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan Ke-78, KODAM II/SRIWIJAYA Gelar Doa Bersama
“Jadilah pemilih cerdas. Jika ada berita buruk jangan disebarkan lagi,” tandasnya
Steven Anthony, Penanggungjawab Pascasarjana Universitas Terbuka Palembang mengatakan bahwa untuk pertama kali pemilih pemula ada sebanyak 46 juta pemilih pemula.
Caleg masih menggunakan cara lama dalam Pemilu, salah satunya mereka banyak menggunakan alat peraga.
KPU bisa memanfaatkan influencer untuk menginformasikan tentang pemilu sebab ada kekhawatiran bila pemilih pemula jadi apatis dan golput.
Perlu edukasi ke anak muda karena lima tahun kedepan ditentukan dari saat mencoblos.
Ia menambahkan bahwa caleg mantan korupsi harus menjadi catatan bagi pemilih. Pemilih harus memperhatikan visi misi setiap Caleg, bila janjinya tidak realistis tidak usah dipilih.
“Jangan golput karena suara kita tidak tersalurkan. Hindari money politic karena dapat meminggirkan orang baik. Kampus kami siap menjadi agen-agen perubahan kedepan,” tutupnya.