Gunakan Kultur Jaringan, Unhas Produksi Jutaan Bibit Pisang Cavendish

17 November 2023 19:30 WIB
Mahasiswa Fakultas Pertanian Unhas memperlihatkan bibit pisang cavendish hasil dari kultur jaringan
Mahasiswa Fakultas Pertanian Unhas memperlihatkan bibit pisang cavendish hasil dari kultur jaringan ( Dok Sonora.id)

Makassar, Sonora.ID - Pemprov Sulsel menggandeng perguruan tinggi yakni Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk menyukseskan program Gerakan Gemar Menanam Pisang (G2MP).

Untuk tahap awal, tahun ini Unhas melalui Fakultas Pertanian memproduksi sebanyak 3,2 juta bibit pisang cavendish.

Unhas juga berencana menyiapkan lagi 20 juta bibit pisang cavendish pada 2024 mendatang.

Jutaan bibit pisang cavendish tersebut dihasilkan melalui kultur jaringan.

Baca Juga: Gaji Guru PPPK Mandek, Pemprov Sulsel Janji Segera Bayar

Lantas bagaimana proses kultur jaringan tersebut?

Yuliati, Mahasiswi Fakultas Pertanian Unhas Departmen Hama dan Penyakit, menjelaskan, kultur jaringan adalah metode perbanyakan bibit tanaman dengan cara mengambil sedikit dari bagian tanaman tersebut (eksplan) kemudian dibiakkan di laboratorium.

Untuk pisang, bagian yang diambil adalah bonggolnya.

"Di lab kami melakukan pemotongan kurang lebih 2 cm yang nanti akan ditanam pada media yang telah dibuat yaitu media MS. Kurang lebih satu bulan kita melakukan pembelahan pada eksplan bonggol yang telah kita tanam sebelumnya," ujar Yuliati ditemui Sonora.id di sela-sela peluncuran bibit pisang cavendish di Pusat Pembibitan Pisang Unhas, Kamis, 16 November 2023 lalu.

Ia menyebut, dengan kultur jaringan, satu eksplan bonggol bisa menghasilkan 500 eksplan baru.

Setelah penanaman eksplan, proses selanjutnya adalah aklimatisasi.

Tahap ini menentukan keberhasilan budidaya tanaman pada teknik kultur jaringan.

"Proses aklimatisasi ini dilakukan penyesuaian bibit kultur jaringan pada lahan. Setelah aklimitisasi kita tunggu 3-4 minggu,selanjutnya dilakukan penyungkupan (penutupan tanaman menggunakan plastik ultraviolet guna menjaga iklim mikro pada area tanam) untuk penyesuaian lahan. Setelah pembukaan sungkup, lalu dilakukan perawatan seperti biasa," jelasnya.

Seluruh proses tersebut, kata Yuliati, membutuhkan waktu 10 minggu atau 3 bulan sampai bisa terlihat hasil aklimatisasinya.

Yuliati mengaku, sejauh ini, kendala pada kultur jaringan adalah kontaminasi bakteri dan cendawan.

Karena itu, lanjutnya, dilakukan pengendalian dengan memberi PPM pada media kultur jaringan

Lebih jauh, Yuliati menuturkan, proses kultur jaringan setiap tanaman sama, yang membedakan adalah perkembangannya.

Saat ini, selain Cavendish, pihaknya juga mengembangkan verietas Pisang Barangan menggunakan kultur jaringan.

Namun menurutnya, pertumbuhan pisang barangan jauh lebih cepat dibanding cavendish.

Baca Juga: Urutan Tahapan Kultur Jaringan, Lengkap dengan Pengertiannya

Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, mengatakan, penyediaan bibit pisang merupakan komitmen Unhas dalam mengambil peran membantu pemerintah memberikan kesejahteraan kepada masyarakat dan bangsa.

"Dengan teknologi yang dikembangkan di Unhas, bisa termanfaatkan dalam pengembangan bibit. Ada beberapa paten yang dimiliki Unhas bisa dioptimalkan," ungkapnya.

Ia tak menampik, pisang memiliki aspek multi dimensi, karena terkait manusia dan kebudayaan serta peradaban. Karenanya, pelibatan Unhas dalam program budidaya pisang cavendish adalah tantangan besar.

"Kami punya guru besar yang sudah berpengalaman di bidangnya. Bahkan mereka telah lama mempelajari terkait kultur jaringan namun baru diwujudkan dalam skala yang besar," imbuhnya.

Sementara, PJ Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kolaborasi yang baik antara Unhas dan Pemprov.

Menurt Bahtiar, Pisang Cavendish memiliki nilai jual tinggi, sehingga dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sulsel.

Ditambah peluang ekspor pisang tersebut juga sangat besar. Karena itu, harus dimanfaatkan dengan baik.

Termasuk upaya penyuluhan dan pendampingan kepada masyarakat untuk mengembangkan sektor pertanian melalui budidaya pisang.

"Kampus ini adalah tempatnya para ilmuan, orang-orang yang memiliki ilmu. Jadi bagaimana sebaiknyadigerakkan, termasuk dalam membangun daerah," tutup Bahtiar.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm