Baca Juga: Duh! Utang Biaya Kesehatan Warga Miskin di Banjarmasin Menumpuk
Untuk itu lanjut Ibnu, berbagai program penanganan stunting terus digencarkan pada 14 lokus yang ada di Kota Seribu Sungai.
Salah satu program penanganan stunting adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) ASN Peduli yang ikut berkontribusi melalui infak.
"Itu gerakan bersama dengan menyisihkan penghasilan dengan bersedekah untuk penanganan stunting," ujar Ibnu.
Adapun anggaran untuk penanganan stunting di Kota Banjarmasin sendiri lanjutnya, selama ini sudah maksimal.
Di tahun 2023 ini saja, anggaran untuk penanganan stunting sebesar Rp5,5 Miliar. Sementara di tahun 2024 mendatang akan diusulkan sebesar Rp8 Miliar.
"Anggaran penanganan stunting di tahun 2024 sudah dikawal sejak awal agar jelas penanganannya," tekannya.
Tentunya, Ibnu pun berharap ke depan kasus stunting sudah bisa tertangani semua.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Banjarmasin, Tabiun Huda mengatakan intervensi penanganan stunting lebih pada pemberian makanan tambahan kepada keluarga stunting maupun keluarga berisiko stunting.
"Makanan tambahan yang diberikan sesuai dengan bernutrisi dan gizi. Tentunya itu stimulus kita dalam penanggulangan stunting," tuturnya.
"Kita juga pemberian vitamin yang ditaburkan pada makanannya," tambahnya.
Terpenting lanjutnya, menyosialisasikan kepada masyarakat luas terkait penanggulangan stunting di lingkungan keluarganya.
Tidak hanya itu, penanggulangan sejak dini juga dilakukan melalui pemberian tablet tambah darah bagi anak-anak sekolah.
"Mencegah mereka kurang darah saat hamil," pungkasnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Wadah Menyalurkan Bakat dan Energi, Kamber ke 29 Diresmikan