Ikhsan Runtukahu Site Leader MDPI menjelaskan meski fokus utama MDPI berkaitan
dengan persoalan nelayan dan tuna, namun di lain sisi MDPI juga memiliki program
pembinaan kelompok masyarakat, dimana melalui program inilah tercetus pengembangan
wisata yang sesuai potensi desa.
“Selain untuk mencari data tentang tuna, kami juga punya program pembinaan masyarakat,
salah satunya kita lihat potensinya adalah sumber daya alam ini,” tutur Iksan.
Menawarkan wahana susur sungai sebagai daya tarik utamanya, pengunjung akan dibawa
menikmati indahnya sungai yang dihiasi tanaman nipah, serta dapat melihat terbenamnya
matahari dari batas pantai desa Minaesa.
Diutarakan oleh Tofansya Bina Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) jika wahana
susur sungai mengusung dua poin utama, yaitu fun and education.
“Kita mengusung fun dan edukasi, fun itu wisatawan diajak keliling sambil menikmati kelapa
muda dan edukasi itu kita memberitahu tentang apa saja yang dilewati selama susur sungai,
baik tumbuhan dan hewan-hewannya” katanya.
Kini desa wisata hasil swadaya masyarakat itu secara pasti telah memberikan dampak
kepada masyarakat desa, terutamanya dalam menunjang perekonomian keluarga.
Di tahun 2024, pembangunan akan semakin digencarkan menyesuaikan dengan
perencanaan yang ada sehingga desa wisata Minaesa dapat kian dikenal oleh wisatawan
lokal maupun internasional.
Baca Juga: FKD Kompas Gramedia Gelar Rangkaian Kegiatan, Meriahkan Oetama Cup dan Jalin Keakraban