Hadirin kaum muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah, Memuliakan guru memiliki keutamaan bagi diri kita.
Demikianlah khotbah Jumat pekan ini. Semoga kita menjadi pribadi yang baik dan dapat memuliakan guru, sehingga diberkahi Allah SWT Aamiin allahumma aamiin. Wabilaahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Baca Juga: 3 Teks Khutbah Jumat tentang Palestina, Singkat dan Menggetarkan Hati
Teks Khutbah Jumat Hari Guru 2
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Tiada kata yang tepat kita ungkapkan kecuali kalimat Alhamdulillahi rabbil alamin yang menjadi wujud rasa syukur kita kepada Allah swt atas nikmat yang tak bisa kita hitung satu persatu dan terus mengalir dalam kehidupan kita ini.
Dengan syukur, kita akan terus merasakan kenikmatan yang terus bertambah dan bisa kita memaksimalkannya untuk menjalankan misi utama kita di dunia yakni beribadah kepada Allah SWT.
Selain bersyukur, pada momentum yang penuh berkah ini, mari kita juga senantiasa menguatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan sekuat kemampuan kita menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya.
Ketakwaan ini harus terus disemai dalam diri kita untuk menjadi rambu-rambu agar tidak jauh dari jalan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Keimanan dan ketakwaan yang terus kita kuatkan ini juga harus terus kita tanamkan kepada anak-anak kita para generasi penerus peradaban di masa yang akan datang.
Kita sudah merasakan bagaimana dunia saat ini sangat cepat sekali mengalami perubahan.
Untuk menghadapinya, sangat penting untuk membekali mereka dengan keteguhan iman dan takwa dan juga bekal akhlak dan karakter mulia. Dan ini lah yang menjadi misi utama para pendidik atau guru.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Menjadi seorang guru adalah profesi dan tugas yang sangat mulia.
Guru merupakan sumber ilmu yang akan diserap oleh para murid sebagai bekal menghadapi masa depan. Dari keuletan guru lah, karakter generasi muda akan terbentuk dan mewujudkan sebuah peradaban yang mulia.
Guru menjadi tumpuan dalam menjadikan generasi yang berilmu dan berakhlak sebagaimana misi utama Nabi Muhammad sebagai guru umat Islam yang termaktub dalam haditsnya:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
Artinya, “Sesungguhnya, aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak” (HR Ahmad). Hadits ini adalah bukti otentik bahwa Nabi Muhammad lahir sebagai pembawa Islam yang penuh rahmat dan perbaikan akhlak.
Dengan akhlak yang mulia ini pula yang menjadi salah satu faktor suksesnya dakwah Nabi Muhammad saw sehingga bisa menyebar cepat ke berbagai penjuru dunia.
Mulianya akhlak Nabi telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ