"Semoga para pemenang semakin berkualitas membangun wisata berkelanjutan. Semoga para kepala desa semakin bersemangat mendukung BUMDesa wisata," katanya.
Lebih lanjut, Gus Halim berpesan agar desa harus membangun secara otentik, mendinamiskan kelembagaan dan budaya desa senantiasa adaptif terhadap lingkungan.
"Desa Wisata, pasti harus mengedepankan keunikan desa, keunikan alamnya, keunikan budayanya, keunikan keseniannya, dan segala keunikan lainnya. Sektor wisata kini menjadi salah satu strategi utama desa untuk meningkatkan pendapatan warga, melindungi lingkungan dan juga menjaga kerukunan warga," urai Gus Halim.
Saat ini desa-desa wisata mencakup jenis wisata yang meriah. Di antaranya yakni wisata danau dan laut, pantai, pegunungan, hutan, sungai, air terjun, air panas, embung, kolam pemandian umum, taman, budaya, seni dan tradisi, sejarah dan religi, dan kuliner.
"Desa wisata harus mengedepankan wisata yang berkelanjutan dan mendukung SDGs Desa tujuan ke sembilan yakni Infastruktur dan Inovasi Desa sesuai Kebutuhan," kata mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.
Baca Juga: Gus Halim: Mars Pendamping Desa Siratkan Tujuan Utama Pembangunan Desa
Dalam malam apresiasi ini, sejumlah bupati yang desanya masuk 15 besar pada dua kategori ini turut hadir untuk menerima penghargaan atas dedikasi dan komitmennya dalam pengembangan desa wisata di wilayahnya masing-masing. Diketahui LDWN 2023 diluncurkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) sejak Agustus lalu telah usai pada Jumat (24/11/2023). Sedikitnya 30 desa masuk 15 besar dimasing-masing kategori yakni kategori pertama desa dengan status IDM berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal. Sedangka kategori yang kedua adalah desa mandiri dan maju.
Adapun 30 desa yang masuk 15 besar masing-masing secara berurutan berdasarkan kategori yakni untuk kategori desa berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal adalah Desa Waetuwo (Wajo), Desa Kiluan Negeri (Tanggamus), Desa Guci (Tegal), Desa Partungko Naginjang (Samosir), Desa Lukpanenteng (Banggai Kepulauan), Desa Labengki (Konawe Utara), Desa Melung (Banyumas), Desa Lifuleo (Kupang), Desa Golo Loni (Manggarai Timur), Desa Kalipelus (Pacitan), Desa Tanjung Lanjut (Muaro Jambi), Desa Bantayan (Aceh Utara), Desa Bangsri (Blora) dan Desa Iso (Maluku Tenggara).
Sedangkan untuk desa yang masuk 15 besar kategori desa mandiri dan maju yakni Desa Ketapanrame (Mojokerto), Desa Kaduela (Kuningan), Desa Panaikang (Sinjai), Desa Hendrosari (Gresik), Desa Jatimulyo (Kulonprogo), Desa Senaru (Lombok Utara), Desa Kare (Madiun), Desa Dumaring (Berau), Desa Jangglengan (Sukoharjo), Desa Plajam (Jepara), Desa Tunggulrejo (Karanganyar), Desa Buku (Polewali), Desa Karang Kemiri (Banyumas), Desa Penarungan (Badung) dan Desa Puspamukti (Tasikmalaya).
Selain itu untuk desa wisata favorit pada kategori desa berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal diraih oleh Desa Guci di Kabupaten Tegal. Sedangkan untuk desa favorit pada kategori desa mandiri dan maju diraih oleh Desa Ketapanrame di Kabupaten Mojokerto. (Sumber : Kemendes RI)