Lombok, Sonora.ID - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendes PDTT menggelar sosialisasi dan diseminasi Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di Lombok, NTB pada Kamis (23/12) malam.
Sosialisasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pemerintah daerah dan masyarakat terkait akan pentingnya pembangunan desa yang berperspektif gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan terhadap anak.
"Desa telah menjadi ruang kehidupan bagi setiap warga masyarakatnya, termasuk juga kelompok perempuan dan anak untuk memperoleh hak yang sama dalam penyelenggaraan pembangunan desa," kata Ketua Dewan Penasehat DWP Kemendes PDTT Lilik Umi Nashriyah.
Baca Juga: Gus Halim: Desa Wisata Harus Menonjolkan Potensi Keunikan
Lilik Umi Nashriyah menjelaskan bahwa peningkatan pemberdayaan dan peran perempuan dan pengupayakan perlindungan anak merupakan bagian dari upaya meningkatkan SDM.
"Yang itu sejalan dengan SDGs Desa karena seluruh aspek pembangunan harus dirasakan manfaatnya oleh warga desa tanpa ada yang terlewat (no one left behind)," kata Lilik.
DWP Kemendes PDTT, kata Lilik, turut bertanggungjawab dalam menyukseskan pembangunan desa melalui peningkatan perempuan. Oleh karena itulah kegiatan sosialisasi dan desiminasi DRPPA dinilai penting untuk dilaksanakan.
"Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian semua pihak terhadap perempuan dan anak sebagai SDM potensial untuk mewujudkan desa yang mandiri dan sejahtera," kata Lilik.
Lebih lanjut, Lilik menyampaikan bahwa berdasarkan data BPS tahun 2022, jumlah penduduk Indonesia sebesar 272,7 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, populasi perempuan sebanyak 136,38 juta jiwa dan populasi anak sebanyak 79,48 juta jiwa (29,15%).
Dengan demikian, total populasi perempuan dan anak sekitar 65,2 persen dari total penduduk Indonesia dan sekitar 43 persen tinggal di desa. Jumlah yang besar tersebut akan menjadi modal besar dalam pencapaian kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan, termasuk untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Desa.
"Oleh karenanya, Pengembangan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) menjadi episentrum baru bagi pembangunan desa berkelanjutan dalam rangka mencetak sumber daya manusia yang unggul di desa," katanya.
Lilik Umi Nashriyah meminta kepada para perempuan didesa harus pro aktif agar menjadi bagian dari proses perumusan dan penetapan kebijakan pembangunan di desa dengan cara lebih aktif dalam mengikuti Musyawarah Desa (Musdes).
Baca Juga: Mendes PDTT Gus Halim: Data Desa Harus Teridentifikasi Setiap Pekan
Dalam hal Musdes ini, kehadiran perempuan adalah sebuah keniscayaan yang dijamin oleh undang-undang dengan kata lain jika ada musdes disebuah desa tanpa kehadiran perempuan sama dengan musyawarah desa tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu kehadiran perempuan harus bisa memberikan atau mewarnai kebijakan yang dihasilkan.
"Misalnya komposisi APBD betul-betul harus memberikan porsi yang proporsional kepada perempuan dan anak. Seperti digunakan untuk anggaran PAUD, Ibu hamil, keluarga yang terindikasi stunting, anak-anak balita, remaja putri, remaja calon pengantin, dan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA)," katanya.
Dalam sosialisasi ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemendes PDTT Sugito, Plt. Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Rini Handayani dan sejumlah pejabat pimpinan tinggi pratama di Lingkungan Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi.
Turut hadit sejumlah Kepala OPD Pemda Provinsi NTB dan OPD Pemda Kabupaten Lombok Barat, sejumlah Perwakilan TP-PKK Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Barat, Perwakilan Dharma Wanita Persatuan Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Barat, sejumlah Kepala Desa di Lombok Barat, para Tenaga Pendamping Profesional (TAPM, PD, PLD) Provinsi dan Kab Lombok Barat serta para sejumlah Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa. (Sumber : Kemendes RI)