Pengamat Ekonomi Senior: Inflasi Belum akan Selesai di Tahun 2024

28 November 2023 16:55 WIB
Aviliani saat penyampaian materi bertajuk dalam acara Smart Business Outlook 2024: Peluang Bisnis dan Disrupsi Teknologi yang diadakan di Flores Ballroom, Hotel Borobudur Jakarta, pada Selasa (28/11/2023).
Aviliani saat penyampaian materi bertajuk dalam acara Smart Business Outlook 2024: Peluang Bisnis dan Disrupsi Teknologi yang diadakan di Flores Ballroom, Hotel Borobudur Jakarta, pada Selasa (28/11/2023). ( Sonora/Nisa Rahmia)

Sonora.ID - Pengamat ekonomi senior Aviliani mengungkapkan bahwa jarak krisis ekonomi dunia selama beberapa tahun terakhir semakin dekat.

Sepanjang 2008 hingga 2019, gejolak ekonomi dunia datang dari sektor keuangan, energi, dan juga perdagangan.

Kendati demikian, krisis tersebut tidak begitu nyata menekan sisi permintaan dan penawaran dalam ekonomi. Misalnya, sektor pariwisata masih bergerak saat periode krisis.

Namun, saat pandemi Covid-19 terjadi, seperti yang kita ketahui, sektor pariwisata berhenti sepenuhnya.

Disusul pada 2022 saat Covid-19 sudah melandai, terjadi konflik geopolitik Rusia dan Ukraina. Sedangkan pada 2023, yang terbaru, pecahnya genosida yang dilakukan Israel pada Palestina juga menggoncang ekonomi.

"Tadinya, kita anggap dengan selesainya Covid-19 ini, maka akan selesai juga dengan ketidakpastian, nyatanya enggak," kata Aviliani saat penyampaian materi bertajuk dalam acara Smart Business Outlook 2024: Peluang Bisnis dan Disrupsi Teknologi yang diadakan di Flores Ballroom, Hotel Borobudur Jakarta, pada Selasa (28/11/2023).

Baca Juga: Kemenkeu Klaim Fiskal Indonesia Terjaga Baik dan Ekspor Alami Surplus pada 2022

Lantas, kapan bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di tahun 2024?

Terdapat setidaknya dua isu yang dapat dibahas sebagai indikator ekonomi tahun depan.

Pertama, yakni isu inflasi. Pada akhir Juni 2024 mendatang, Aviliani memprakirakan inflasi akan menurun secara perlahan tapi tidak berhenti sepenuhnya.

Apalagi, jika melihat kondisi saat ini, harga minyak juga sudah mulai naik lagi.

"Jadi, isu inflasi belum akan selesai di tahun depan," papar Aviliani.

Kedua, yakni isu pangan. Aviliani menjelaskan bahwa beberapa negara sudah membatasi ekspor beras dan juga gandum.

"Beberapa negara yang produksi beras dan gandum, sampai akhir Desember ini sudah mulai membatasi ekspor. Tahun depan, mereka belum tentu akan ekspor lagi. Siapa tahu masih dibatasi," jelasnya.

Sementara itu, di Indonesia sendiri, proyeksi inflasi tahun 2024 adalah 3 persen dengan asumsi harga BBM dan pangan sesuai.

Jika BBM dan pangan bisa dijaga dengan inflasi rendah, otomatis pertumbuhan ekonomi juga bisa naik.

Baca Juga: Smart FM Gelar Smart Business Outlook 2024: Peluang Bisnis dan Disrupsi Teknologi 

Ekonomi Indonesia dan Pemilu 2024

D sisi lain, diadakannya Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2024 mungkin memberi kekhawatiran ekonomi masyrakat di Indonesia karena faktor geopolitik.

Aviliani mengibau masyarakat sebaiknya memanfaatkan ancaman menjadi peluang tanpa harus banyak menunggu.

"Pola pikir harus diubah. Sebenarnya, apa yang bisa kita manfaatkan dari Pemilu? Apa yang bisa kita manfaatkan setelah Pemilu?" jelas Aviliani.

Kendati demikian, secara umum, dari sisi pertumbuhan ekonomi, Pemilu belum berperan signifikan dan tidak akan membuat ekonomi jatuh. Hal ini dilihat dari dua Pemilu terdahulu.

Berdasarkan data tahun 2014, pertumbuhan ekonomi hanya 5,01% karena terdampak tapering off dan
kenaikan harga minyak.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi 2019, yang merupakan tahun pemilu, hanya 5,02% karena perang dagang.

Acara Smart Business: Peluang Bisnis dan Disrupsi Teknologi didukung oleh PT Bank Central Asia Tbk, LRT Jabodebek, JEC Eye Hospitals & Clinics, Fulaz dari PT. Lapi Laboratories, PT Multi Medika Internasional, Consina The Outdoor Lifestyle, Garuda Indonesia, dan Hotel Borobudur Jakarta.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm