Keutamaan Sholawat Bani Hasyim
Dikutip dari laman NU Online, sholawat Bani Hasyim membawa keutamaan yang dialami langsung oleh Abah Sepuh.
Suatu hari, Abah sepuh (Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad ra, ayahanda Abah Anom ra) mendapat tugas dari gurunya Mama Agung Syekh Tolhah Kalisapu Cirebon untuk bertabaruk belajar shalawat Bani Hasyim kepada ahlinya yaitu Syekh Kholil Bangkalan Madura.
Abah Sepuh harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dari Cirebon ke Madura bersama 11 orang murid-murid Syekh Tolhah lainnya. Jadi semuanya berjumlah 12 orang.
Singkat cerita, sampailah mereka ke Alas Roban (hutan yang sangat lebat berada antara Pekalongan dan Kendal), waktunya bertepatan saat Maghrib.
Mereka semua masuk masjid yang saat itu ada orang tua yang sudah berdiri menjadi imam. Orangtua itu lantas membaca niat dengan bacaan, ‘Usholli fardhal maghribi, pitik ireng, pitik putih, wedus gembel, menda, kebo, pada melebu kabeh. Maring kandenge, Allahu Akbar’ (Niat saya shalat maghrib, ayam hitam, ayam putih, kambing, domba, kerbau semuanya masuk ke dalam kandangnya masing-masing, Allahu Akbar).
Dengan spontan, seluruh rombongan kecuali Abah Sepuh membubarkan diri dari barisan jama’ah shalat maghrib begitu mendengar imam membacakan hal itu dan setelah seorang demi seorang mereka kembali lagi ke Cirebon. Lain halnya dengan Abah Sepuh, begitu selesai shalat, imam menoleh kepada Abah Sepuh yang tinggal seorang diri.
Selanjutnya imam berkata sambil tersenyum, ‘Oh memang koyo ngono angger wong nganggo otak. Sampeyan Insya Allah berhasil.’ (Begitulah orang yang menggunakan otak, memakai metode. Syetan berfikir di hadapan Allah sewaktu diperintah sujud). Kenapa Abah Sepuh tetap bermakmum? Sebab, Beliau cerdas dan mengetahui sekalipun imam mengucapkan seperti itu, shalat tetap sah sebab ucapan tersebut dilakukan di luar shalat. Sampai Bangkalan (hanya seorang diri) langsung diijazahi shalawat Bani Hasyim oleh Syekh Kholil Bangkalan (Madura).
Saat pulang, Beliau (Abah Sepuh) diantar ke tepi pantai dan disediakan perahu yang hanya muat untuk seorang diri. Beliau mencari-cari pendayung tetapi tidak menemukan bahkan dayungnya pun tidak pula ditemukan.
Akhirnya dengan penuh keyakinan, Beliau niat membaca shalawat Bani Hasyim. Subhanallah, tiba-tiba perahu bergetar dan mulai bergerak-gerak saat mulai dibaca, ”Allahuma ..., dst.” Ibarat perahu boat dinyalakan mesinnya kalau zaman sekarang. Abah Sepuh berfikir, pastilah shalawat Bani Hasyim dayungnya.
Begitu selesai pembacaan shalawat Bani Hasyim, tiba-tiba perahu melesat ke arah barat hingga sampai ke Cirebon. Di pantai Cirebon, Mama Guru Agung menyambut murid terbaiknya yang telah berhasil menjalankan tugasnya.”
Demikian ulasan tentang bacaan sholawat Bani Hasyim lengkap dalam teks arab, latin, arti dan keutamaannya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News