Dia berpendapat mungkin selama ini petani masih belum terlalu mengindahkan informasi - informasi banjir di persawahan.
Jika sudah dihitung misalkan luasan persawahan yang terkena banjir sekian, dan akan mengakibatkan kerugian sekian, kemudian akan dihitung sehingga mendapatkan informasi nilai kerugian yang dialami berupa kerugian ekonomi.
"Ini adalah rentetan kegiatan yang kita kumpulkan informasinya, dari petani, maupun kepala dinas - kepala dinas pertanian, dan pemberdayaan masyarakat desa. Nantinya informasi ini akan digunakan oleh pemerintah setempat kemudian akan disampaikan lagi ke daerah - daerah lainnya, " tutur Luhur.
Stasiun Klimatologi BMKG Kalbar mengembangkan inovasi Peta Potensi Rawan Banjir namun masih merupakan aplikasi berbasis Website yang masuk ke dalam Website Iklim BMKG Kalbar.
Baca Juga: BBWSBS Siapkan 6 Titik Posko Sebagai Antisipasi Banjir di Sukoharjo