Sonora.ID - Tepat pada tanggal 22 Desember nanti masyarakat Indonesia akan merayakan Peringatan Hari Ibu (PHI) 2023.
Di Indonesia sebenarnya peringatan ini diciptakan bukanlah sekadar peringatan Mother’s day, namun lebih mengarah pada penegakkan tonggak pergerakan perempuan Indonesia dalam berkontribusi aktif memajukan bangsa.
Akan tetapi, banyak masyarakat yang memanfaatkan momen ini untuk mengungkapkan rasa sayang serta terima kasih mereka kepada sosok ibu yang telah melahirkan serta merawat mereka dengan tulus.
Ungkapan-ungkapan tersebut pun tak jarang diungkapkan melalui untaian puisi yang menyentuh hati seperti puisi Hari Ibu berikut ini yang dapat kamu kirimkan untuk ibu, mertua, maupun sahabat tercinta, dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: 40 Kartu Ucapan Selamat Hari Ibu 2023 yang Indah dan Menyentuh
Puisi Hari Ibu 2023 yang Menyentuh Hati, Bikin Haru, dan Singkat
Puisi 1
Catatan Terima Kasih
(Lang Leav)
Kamu telah memberitahuku
Semua hal
Aku perlu mendengar
Sebelum aku tahu,
Aku perlu mendengar mereka
Agar tidak takut dari semua hal
Aku pernah takut,
Sebelum aku tahu
Aku seharusnya tidak takut pada mereka.
Puisi 2
Tak Terhingga
(Najwa Futhana Ramadhani)
Aku menangis
Air mata ini jatuh membasahi bumi
Aku menangis
Menyadari,
Aku selalu egois
Tangisku tak mengubah segalanya
Tangisku tak dapat mengubah isi hatinya
Aku menyesal
Karena perbuatan ku
Aku menyesal
Atas segala kesalahanku
Kini ...
Tinggal ku duduk menyendiri
Menunggu jawaban hidup ini
Akhirnya kusadari
Dia telah pergi
Ke pelukan Illahi
Walau telah tiada
Segala cinta
Segala kasih sayangnya
Akan selalu membekas di hatiku
Oh, Ibu ...
Puisi 3
Ibu Malaikatku
(Mosdalifah)
Ibu...
Disini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak koyak oleh masa
Seberapapun sakitnya kau tetap penuh cinta
Ibu...
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga dihati
Tak terbesit sejenak pikirkan lelahmu
Kau terus berjalan diantara duri-duri
Ibu...
Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kau terus bersamaku
Dengan cinta berikan petuahmu
Ibu..
Kau lah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapanpun itu..
Aku akan tetap mencintaimu..
Ibu, malaikatku.
Puisi 4
Apa Arti "Ibu"?
(Karl Fuchs)
"Ibu" adalah kata yang sangat sederhana,
Tapi bagi aku ada makna yang jarang terdengar.
Untuk semua hari ini,
Kasih ibuku menunjukkan jalan.
Aku akan mencintai ibuku sepanjang hari-hariku,
Untuk memperkaya hidupku dalam banyak hal.
Ibu membuatku lurus dan kemudian membebaskanku,
Dan itulah arti kata "ibu" bagiku.
Terima kasih telah menjadi ibu yang luar biasa, Bu!
Puisi 5
Ibu dan Misteri
(Joanna Fuchs)
Bu, cintamu adalah sebuah misteri:
Bagaimana kamu bisa melakukan itu semua?
Ibu selalu ada di sana dan memperbaiki hal dengan sempurna
Untuk masalahku, besar dan kecil.
Cintamu melindungiku hari demi hari,
Jadi aku tidak takut, aku aman dan sehat.
Aku merasa bisa melakukan apa saja
Kapan pun ibu ada.
Ibu, cintamu adalah sebuah misteri,
Aku tidak punya petunjuk
Mengapa kamu mencintaiku sepanjang waktu,
Tapi saya sangat senang kamu melakukannya!
Puisi 6
Puisi Cuma Ibu yang Tahu
(Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur. Puisi dibuat saat masih menjabat sebagai Menteri Sosial RI)
Saat Ibu baru saja memejamkan mata.........,
pecahlah tangisan sikecil dengan nyaringnya.......,
dalam keadaan mengantuk, anak pun harus digendong sepenuh cinta......
Bagaimana rasanya....?
Cuma Ibu yang tahu rasanya.....
Saat lapar melanda, terbayang makanan enak di atas meja......,
ketika suapan pertama, anak pup di celana......
Bagaimana rasanya....?
Cuma Ibu yang tahu rasanya.....
Saat badan sudah lelah tak ada tenaga......,
ingin segera mandi menghilangkan penat yang ada....,
mumpung anak-anak sedang anteng di kamarnya.....
Belum sempat sabunan, anak sudah nangis berantem rebutan boneka.....,
Kacaulah acara mandi Ibu....., langsung handukan walau daki masih menempel di badannya....
Bagaimana rasanya?
Cuma Ibu yang tahu rasanya.....,
Saat Ibu ingin beribadah dengan khusuknya.....,
anak-anak mulai mencari perhatian.....,
menarik-narik mukena, mengacak-ngacak lemari baju mumpung lbu tak berdaya....,
Loncat sana loncat sini, punggung Ibu jadi pelana.
Belum juga beres doa, anak-anak semakin berkuasa...
Bagaimana rasanya?
Cuma Ibu yang tahu rasanya....
Aaah.....,
dibalik kerepotan itu semua, namun ada jua syurga didalamnya.
Cuma Ibu yang tahu lezatnya makna senyuman anak yang diberikan....,
pelukan anak....,
Ucapan cinta anak yang tampak sederhana dihadapan orang, namun berubah menjadi intan permata dimata Ibu.....,
Itulah mengapa....?
Saat anak bahagia, Ibu menangis....,
Anak berprestasi, Ibu menangis....,
Anak tidur lelap, Ibu menangis...,
Anak pergi jauh, Ibu menangis...,
Anak menikah, Ibu menangis....,
Anak wisuda TK aja, Ibu menangis...,
Anak tampil dipanggung, Ibu menangis....,
Aah....
inikah tangis bahagia yang tak akan dapat dimiliki siapapun jua...,
jika engkau tak mengalaminya sendiri sebagai Ibu...,
mungkinkah ini bagian dari surga milikNya yang diberikan kepada seluruh Ibu, sebuah cinta yang begitu lezatnya dirasa....?.
Dan akhirnya saya percaya dimana ada kerasnya perjuangan Ibu di dalam rumah....,
maka disitu akan hadir cahaya surga yang menemani Ibu yang tak kalah indahnya.....,
Jika hari ini engkau menangis karena repotnya mengasuh anak....,
maka akan ada hari dimana engkau akan tersenyum paling manis karena kebaikan yang hadir bersamanya.....
Selamat menyambut Hari Ibu esok hari 22 Des
Salam buat seluruh Ibu-Ibu...Dimanapun berada..
Puisi 7
Ibu
(Supiani dalam buku Kumpulan Puisi Cinta)
Ibu...
Engkau dambaanku
Tiada duanya tempat bernaung
Selain dirimu
Ibu...
Sosok wanita lembut
Tempat aku mengadu sakit
Senyum yang kau tabur buat aku senang
Ibu...
Belaian tanganmu hapuskan duka laraku
Dadamu tempat curahan hatiku
Tempat luapan semua keluh kesahku
Ibu...
Kau selalu hapuskan segala sedihku
Kau selalu doakan yang terbaik untukku
Kesuksesanku buah dari doamu
Ibu...
Aku amat berterima kasih
Engkau inspirasi kami
Hingga kamu sukses seperti ini
Ibu...
Sekali lagi terima kasih
Terima kasih tak terhingga dari anakmu
Puisi 8
Syair untuk Ibu
(Amelia Zelianti dalam buku Antologi Puisi Kasih Ibu Sepanjang Masa)
Ibu setiap rintikkan air matamu
Menyadarkan diriku atas perbuatanku
Pengorbanan yang telah kau berikan untukku
Selalu ku kenang sepanjang hidupku
Di bawah redupnya pelita malam
Ku rebahkan kepalaku di pangkuanmu
Aku merasakan hati yang penuh ketenangan
Lewat belaian hangat tangan halusmu
Ibu, Kau lah jantung dan hatiku
Darahmu mengalir deras di tubuhku
Semua tentang lukamu terikat di batinku
Kutuliskan syair ini untukmu ibu
Dengan bait yang langsung terhubung denganmu
Dihiasi oleh goresan pena yang indah
Syair ini akan selalu mewarnai hidupmu
Puisi 9
Ibu
(Kusumo dalam buku Kumpulan Puisi Inspirasi)
Kasihmu tiada tara, sungguh besar sekali
Tak pernah ku mendengar keluhanmu
Setiap saat hanya cinta yang engkau berikan
Senyumanmu indah menyejukkan hati
Ibu...
Kau berikan perhatian penuh untuk kebaikan
Tak peduli hujan, panas, pagi, siang, sore, malam
Belaian hangat tanganmu terasa nyaman sekali
Teruslah mengasihiku, menyayangiku
Ibu...
Terima kasih untukmu, yang penuh kesabaran
Merawat, membesarkan, dengan ketulusan
Tak sanggup rasanya membalas kebaikanmu
Terlalu besar, banyak, tak terhitung jumlahnya
Doamu ibu, selalu kunantikan
Kuingin restumu menyertaiku
Doaku untukmu ibu
Semoga bahagia selalu
Puisi 10
Cinta Seorang Ibu
(Helen Steiner)
Cinta seorang ibu adalah sesuatu yang berarti
yang tidak ada yang bisa menjelaskan,
Cinta seorang ibu terbuat dari pengabdian yang mendalam
dan pengorbanan dari rasa sakit,
Cinta seorang ibu tidak ada habisnya dan tidak egois
dan bertahan apa pun yang terjadi,
Karena tidak ada yang bisa menghancurkannya
atau mengambil cinta itu pergi,
Cinta seorang ibu sabar dan pemaaf
ketika semua orang lain meninggalkan,
Dan cinta seorang ibu tidak pernah gagal atau terputus-putus
meski hati sedang patah,
Dan cinta seorang ibu bersinar dengan segala keindahannya
dari permata yang paling langka dan paling cemerlang,
Ini jauh melampaui definisi,
Cinta seorang ibu menentang semua penjelasan,
Dan itu masih menjadi rahasia
seperti misteri penciptaan,
Banyak keajaiban yang luar biasa
manusia tidak bisa mengerti
Dan bukti menakjubkan lainnya
dari tangan penuntun Tuhan yang lembut.
Puisi 11
Bundaku Sayang
(Nadilla Syahkina)
Engkau selalu ada untukku
Menemaniku dalam suka dan duka
Menemani hari-hari ceriaku,
Bunda,
Engkau selalu membimbingku
Mengajariku untuk berakhlak mulia
Dalam keseharianku
Bunda,
Engkau bagai malaikat bagiku
Engkau juga sahabat bagiku
Ketulusan yang ada dalam dirimu
Membuat aku bangga pada dirimu
Bunda,
Aku selalu menyayangimu
Jasamu tak akan pernah bisa terbalas olehku
Namun aku akan berusaha menjadi anak kebanggaanmu
Puisi 12
Saat Aku Menutup Mata
(Mosdalifah)
Saat ku menutup mata bunda
Aku tak ingin mata itu melihat ku dengan penuh air
Saat ku menutup mata bunda
Aku tak ingin hati itu seakan tergores
Saat ku menutup mata bunda
Aku ingin bibir itu tersenyum
Aku tidak ingin engkau terluka
Bunda,
Mungkin ini adalah lihatan yang sangat bagimu
Tapi aku tak ingin melihat dengan seakan tak sanggup melepaskanku
Bunda,
Aku hanya ingin engkau merelakanku
Dan mengantarkan aku pulang ke rumahku dengan senyum
Saat ku menutup mata bunda
Aku ingin kau tahu
Bahwa aku menyayangimu
Bahwa aku mencintaimu
Aku bahagia bisa jadi anakmu
Puisi 13
Ibuku Pahlawanku
(Anonim)
Ibu,
Engkau melahirkanku
Dengan kasih sayang
Ibu,
Kau selalu ada disampingku
Dimanapun aku berada
Ibu,
Kau berjanji akan menemaniku
Ibu,
Kau telah melahirkanku dengan taruh nyawa
Terima kasih,
Ibu
Puisi 14
Kemuliaan Seorang Ibu
(Anonim)
Terdiam sejenak dalam renungan
Kala bayang wajahmu datang menyapa
Waktu pun berputar kebelakang
Membuka memori kenangan kecilku
Tetesan keringat dan air mata
Berjuang melawan maut
Demi kehadiran sang buah hati
Mendengar tangisan pertamaku
Jadi kebahagiaan tak ternilai bagimu
Saat ku mulai belajar berjalan
Kau dengan setia menjaga ku
Ku mulai belajar bicara
Engkau dengan sabar mengenalkanku pada kata-kata
Hingga ku dewasa, kasih sayang itu tetap sama
Tak pernah pudar dan terkikis oleh waktu
Bekerja tanpa mengenal kata lelah
Tidur tanpa mengenal kata lelap
Terjaga dalam gelapnya langit subuh
Demi mencari sesuap nasi untuk ku
Tapi, balasan apa yang ku beri
Hanya goresan luka dan air mata
Meskipun begitu,
Kasih sayang itu tak berkurang sedikitpun
Selalu kau sebut namaku dalam doamu
Air mata ini jatuh berlinang dengan derasnya
Mengingat betapa mulianya engkau wahai ibu
Pepatah pernah berkata
“Surga dibawah telapak kaki ibu”
Izinkanlah daku mencium surga itu,
Ibu
Puisi 15
Hebat dan Tangguhnya Ibuku
(Anonim)
Dari segumpal darah aku dalam rahimmu
Hingga aku menjadi makhluk sempurna ciptaan-Nya
Makhluk yang nantinya menjadi titipan untukmu
Hingga aku lahir ke dunia ini
Kau jaga, rawat, dan lindungi aku
Kau ajari aku bertutur kata
Kau ajari aku bertindak tanduk
Kau ajari aku baik dan buruk
Menjalani semua itu,
Kau tak kenal kata dan rasa lelah pun pilu
Kau menjalaninya dengan bahagia bersama pun tak terkira
Walau kadang kesal akan tingkah dan rajukku
Kau tetap menjalaninya dengan sepenuh hati
Mencurahkan segala kasih sayang
Melakukan berbagai cara untuk bahagia anakmu
Tak peduli apa kata orang banyak
Kau pahlawan pribadiku
Yang menghiasi kehidupan kecil dan dewasaku
Senyum manis selalu terpancar darimu
Yang selalu menguatkan batinku
Sinar cintamu kan ku kenang selalu
Cintamu itu kan terus bercahaya di hatiku
Dengan cara apapun itu
Ku kan berusaha membalas cinta, kasih, dan sayangmu
Aku sadar dan tahu
Tiada muara kasih sedalam ibu
Doa dan belaianmu tanpa terputus kan selalu
Menjadi untaian ibu untuk anakmu
Kini baktiku seakan tiada sempurna
Pengabdianku padamu kurang rasanya
Kesibukanku lalaikan tugasku sebagai anakmu
Hanya doa ku panjatkan
Hanya terima kasih ku padamu sampaikan
Puisi 16
Ibu
(Lola Ridge)
Cintamu seperti cahaya bulan
mengubah hal-hal kejam menjadi keindahan,
jadi jiwa-jiwa kecil yang masam
memantulkan satu sama lain secara miring
seperti di cermin retak ... melihat dalam semangat bercahaya dirimu
refleksi mereka sendiri,
berubah rupa seperti dalam aliran yang bersinar,
dan mencintaimu apa adanya.
Kamu kurang menjadi gambaran dalam pikiranku
daripada kilau
Aku melihatmu bersinar
pucat seperti cahaya bintang di dinding abu-abu ...
cepat berlalu dari ingatan sebagai pantulan angsa putih
berkilauan di air yang pecah
Puisi 17
Ibu Super
(Joanna Fuchs)
Ibu, kamu adalah ibu yang luar biasa,
Begitu lembut, namun begitu kuat.
Banyak cara yang kamu tunjukkan bahwa kamu peduli
Ibu sabar saat aku melakukan kesalahan;
Ibu memberikan bimbingan ketika aku bertanya;
Tampaknya kamu dapat melakukan hampir semua hal;
Ibu adalah master dari setiap tugas.
Ibu adalah sumber kenyamanan yang dapat diandalkan;
Ibu adalah bantalku saat aku jatuh.
Ibu membantu di saat-saat sulit;
Ibu mendukungku setiap kali aku menelepon.
Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu;
Ibu memiliki rasa hormatku sepenuhnya.
Jika aku memiliki pilihan,
Ibu akan menjadi orang yang aku pilih!
Puisi 18
Kesunyian Ibu
(Denza Perdana)
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan untuk dirinya.
Puisi 19
Malaikatku
Malaikat yang cerah dan cantik itu bernama ibu
Masuk ke duniaku dengan begitu tenang dan membawa kebahagiaan,
Aku memujamu, aku mencintaimu, dan aku ingin berada di pangkuanmu selamanya..
Hai malaikatku yang cerah dan cantik
Tolong simpan keajaibanmu itu untuk diriku selalu..
Puisi 20
Jauh Jarak Tetap Kau Tempuh
(Anonim)
Jarak ini terlalu jauh,
Antara kenyataan dengan impian
Tetapi,
Engkau tetap menempuhnya
Tak peduli berapapun jauhnya
Tak peduli berapapun sulitnya
Engkau tetap percaya
Bahwa suatu hari nanti
Perjuangan ini akan bertemu dengan kenyataan
Puisi 21
Bunda dalam Cahaya
(Romadona)
Dia wanita bernama cahaya
Hatinya memancar
Tergurat dalam doa-doa
Tangan kecilnya mengantar kami di gerbang cahaya
Dia berjalan dengan cinta
Dia berjalan menerjang luka
Bahkan dia menempuh tanpa
Batas rasa
Dia lah ibu dari segala cahaya
Ibu dari semua luka kami
Ibu dari jejak yang terukir
Dalam tinta sejarah
Puisi 22
Setetes Air Mata
(Hanim Fatmawati)
Setetes air mata seorang ibu
Gejolak hati yang seakan akan ingin menjerit
Air mata terus mengalir
Membasahi kedua pipinya
Yang sangat lembut
Di malam yang sunyi gelap gurita
Kedinginan yang merada di tubuhnya
Hati yang terluka terhanyut dalam kesedihan
Seorang ibu terus
Meneteskan air mata
Dan ia mulai bertanya
Kepada seorang anak
Ia mulai mengucapkan
Kata-kata dengan lisan
Mulutnya seakan akan ingin marah
Penderitaan yang dirasakan
Ia mulai berbaring
Dan meneteskan air mata
Apa yang ia rasakan
Dan mulai merenung dan diam
Tanpa kata-kata
Puisi 23
Untuk Ibuku Tercinta
(Agus Suarsono)
Ku ingin,
Menghirup hawa yang kau hirup
Melangkah,
Di tempatmu melangkah
Berteduh,
Di tempatmu berteduh
Dan terlelap di atas pangkuanmu
Ibu..
Ku cuma inginkan selalu bersamamu
Sepanjang waktuku..
Puisi 24
Ibuku…
Ibuku…
Temanku yang sangat aku sayangi,
Sepanjang hidupku, Dia selalu dekat
Senyum lembutnya, selalu bisa membimbing jalanku
Dia adalah sinar matahari, untuk menyalakan hari-hariku
Selamat Hari Ibu, Aku mencintaimu!
Puisi 25
Ibu, Lambang Cinta Abadi
Ibu adalah lambang cinta abadi,
Sebuah cinta yang sungguh luar biasa,
Seseorang yang membantu mengatasi setiap masalahmu,
Hanya dia yang benar-benar peduli.
Ibu, engkau adalah segalanya.
Selamat Hari Ibu.
Puisi 26
Hari Ibu
Hari Ibu itu berarti lebih dari bunga dan hadiah.
Hari Ibu berarti mengucapkan terima kasih dari dalam lubuk hati terdalam.
Mencintaimu? Selalu.
Menyayangimu? Selalu.
Engkau adalah ibuku tercinta,
Temanku untuk hari ini hingga selamanya.
Selamat Hari Ibu.
Puisi 27
Hari Istimewa
Hari ini adalah hari yang sangat istimewa bagi seluruh ibu di dunia ini.
Selamat Hari Ibu untuk ibuku tersayang.
Terima kasih atas semua hal yang telah kau berikan untukku.
Semoga kau bahagia dan sehat selalu.
Terima kasih buat semua yang sudah kau berikan untukku.
Aku tahu aku tidak akan dapat membalas semua kasih sayangmu selama hidupku. Selamat Hari Ibu, Bu.
Puisi 28
Terima Kasih Untukmu Ibu
Terima kasih senantiasa ada untukku, mencintaiku, merawatku.
Tidak akan ada yang dapat menggantikanmu di hatiku.
Kemanapun jalan yang akan kami pilih,
Kemanapun kami akan pergi,
Ibu, engkau adalah tempat kami pulang dan tak ingin pergi lagi.
Selamat Hari Ibu.
Puisi 29
Untukmu Ibu
Engkau memberi banyak pelukan dengan cinta,
Engkau tidak pernah marah padaku.
Mengajarku, Membantuku.
Selalu tersenyum saat aku sedih.
Membangkitkan kekuatan pada diriku dari ucapanmu itu Ibu.
Terima kasih Ibuku.
Selamat Hari Ibu.
Puisi 30
Menjadi Seorang Ibu
Menjadi seorang ibu yang hebat dan kuat adalah peran yang sangat keras,
Tapi ibu.. yang aku tahu hanya kaulah bintang untuk hal ini,
Aku mencintaimu Ibu.
Cintamu padaku tak pernah padam,
Selalu memberiku semangat untuk mulai melangkah dengan baik,
Kau adalah orang yang memiliki cinta sejati,
Terima kasih Ibu untuk semuanya.
Selamat Hari Ibu…
Demikianlah kumpulan contoh puisi Hari Ibu 2023 yang menyentuh hati, bikin haru, singkat, dan pendek.
Baca Juga: Teks Doa Peringatan Hari Ibu (PHI) 2023 Resmi dari Kemenpppa RI
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.