Makassar, Sonora.ID - Pembangunan Bendungan Jenelata yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) resmi dimulai.
Itu ditandai dengan peletakan batu pertama di lokasi bendungan yang berada di Dusun Manyampa, Desa Tana Karaeng, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, belum lama ini.
Seremoni peletakan batu pertama dihadiri oleh Pj Sekprov Sulsel, Andi Muhammad Arsjad bersama pejabat instansi terkait.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Suryadarma Hasyim dalam kesempatan tersebut mengatakan, Bendungan Jenelata merupakan bagian dari rencana pengelolaan sumber daya air.
Nantinya, bendungan tersebut akan memperkuat suplai air baku yang selama ini hanya mengandalkan Bendungan Bili-bili.
Baca Juga: DLH Makassar Apresiasi Upaya Lestarikan Lingkungan Lewat Tanam 35 Ribu Mangrove
"Bendungan Bili-bili menyuplai tiga daerah irigasi sekaligus untuk memenuhi air baku Spam Regional Mamminasata meliputi Makassar, Sungguminasa, Takalar dan Maros. Bili-bili kapasitasnya hanya 3,3 m³ perdetik," ujar Suryadarma.
Bendungan Jenelata menambah pasokan air baku Spam Regional sebanyak 6,03 m³. Sehingga nantinya total ada 9,3 m³ layanan air baku untuk Spam Regional.
Selain itu, Bendungan Jenelata juga berfungsi sebagai mitigasi bencana banjir saat musim hujan dan menampungnya untuk dimanfaatkan saat musim kemarau.
Berkaca dari musibah banjir besar yang melanda Sulsel 2019 lalu, Bendungan Bili-bili nyaris bobol. Karena itu, kata dia, pembangunan Bendungan Jenelata harus dipercepat.
"Harapannya agar fungsi dari bendungan ini lebih optimal," ucapnya.
Tak hanya mitigasi banjir, Suryadarma bilang, Bendungan Jenelata akan menjadi solusi jika terjadi kekeringan ekstrem akibat El Nino. Jumlah tampungan sekitar 27 juta m3 dari Bendungan tersebut akan memberi tambahan suplai air saat kemarau panjang. "Saat hujan kita cegah banjir, kemarau airnya kita manfaatkan,"bebernya.
Suryadarma lebih jauh menuturkan, jika tidak ada aral melintang, Bendungan Jenelata akan rampung pada 2028 mendatang.
Manfaatnya tidak hanya untuk pertanian dan suplai air baku, tapi juga kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Sementara itu, Pj Sekretaris Provinsi Sulsel (Sekprov) Sulsel, Andi Muhammad Arsjad, mengucapkan terima kasih kepada Jajaran Forkopimda, OPD Terkait, BBWS-PJ, Pemda setempat, investor, kontraktor, Konsultan serta masyarakat Kabupaten gowa maupun pihak lainnya yang telah berperan dalam proyek tersebut.
Baca Juga: Pembebasan Lahan Bendungan Jenelata di Gowa Libatkan Pihak Kejaksaan
Arsjad menuturkan, pembangunan Bendungan Jenelata akan menggunakan dana loan agreement dan juga dana pendampingan dari Kementerian PUPR. Untuk konstruksi, bendungan ini dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk serta KSO CAMC Engineering Co., Ltd dari Cina.
"Insya Allah bendungan ini akan menjadi bendungan yang terbesar di Sulsel. Bendungan ini merupakan proyek kerjasama terbesar dan pertama dengan Pemerintah Cina dengan nilai anggaran yang cukup besar yakni Rp4,1 triliun," ucap Arsjad.
Senada dengan Suryadarma, Arsjad menyebut, kehadiran Bendungan Jenelata bisa memberikan banyak manfaat tidak hanya dari segi suplai air baku masyarakat. Lebih dari itu, untuk kepentingan pertanian dan pembangkit listrik. Serta tak kalah penting, memberi kontribusi dalam upaya pengendalian mitigasi bencana banjir maupun kekeringan.
"Kita berharap agar kegiatan yang direncanakan 2023 hingga 2028 kurang lebih lima tahun nanti. Tentu kita Pemerintah Provinsi Sulsel patut bersyukur dengan adanya program strategis yang ditempatkan di Sulsel dan Kabupaten Gowa khususnya yang memiliki manfaat yang multidimensi untuk kita," harapnya.