Jelang Nataru, BPOM RI Bersama 76 UPT Lakukan Inwas Obat dan Makanan

23 Desember 2023 11:28 WIB
Jelang Nataru BPOM RI lakukan Inwas di seluruh wilayah indonesia
Jelang Nataru BPOM RI lakukan Inwas di seluruh wilayah indonesia ( BPOM RI)

Sementara untuk temuan jenis pangan rusak, 5,69% banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Belu (NTT), Manokwari, Pangkal Pinang, Ambon, dan Kendari.

Jenis temuan pangan rusak didominasi produk susu UHT/steril, krimer kental manis, tepung bumbu, biskuit, dan ikan dalam kaleng dengan nilai ekonomi mencapai Rp44 juta. Angka temuan ini turun sebesar 9% dari tahun lalu.

Baca Juga: Mau Beli Rumah Bebas PPN, Begini Kriteria dan Penjelasannya!

Pangan olahan rusak dan kedaluwarsa banyak ditemukan di wilayah Indonesia Timur yang mungkin disebabkan oleh faktor panjangnya rantai distribusi pangan di wilayah tersebut.

Hal ini menyebabkan tingginya potensi pangan menjadi rusak dan kedaluwarsa karena perjalanan dalam waktu lama, selain juga sistem penyimpanan di gudang yang tidak memenuhi ketentuan.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM (Deputi 3), Rita Endang, melanjutkan penjelasan mengenai temuan Inwas tahun ini.

Termasuk pangan olahan TIE hasil Inwas yang dilakukan oleh 76 unit pelaksana teknis (UPT) BPOM di seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, tim UPT BPOM ikut bergabung secara online (daring) dan menjelaskan hasil temuan Inwas di wilayahnya. 

Menindaklanjuti temuan produk pangan olahan TMK dari Inwas ini, BPOM mengedepankan upaya pembinaan kepada para pelaku usaha melalui pemberian bimbingan dan fasilitasi kepada pelaku usaha untuk dapat mendaftarkan produk pangan olahannya.

BPOM juga melakukan langkah-langkah penanganan kepada pelaku usaha yang melakukan pelanggaran, termasuk melakukan pembinaan dan memberikan peringatan kepada pelaku usaha di sarana peredaran, memerintahkan distributor untuk melakukan retur/pengembalian produk kepada supplier produk TIE, dan memerintahkan pemusnahan terhadap produk yang rusak dan kedaluwarsa, serta pengamanan terhadap produk TIE. 

Selain pengawasan fisik, BPOM juga menggencarkan pengawasan terhadap pangan olahan yang beredar melalui penjualan online, yaitu melalui patroli siber di marketplace.

Hasil patroli siber pada Inwas tahun ini menemukan 17.042 tautan yang mengedarkan pangan olahan TMK dengan nilai ekonomi sebesar Rp30 miliar.

Terkait hal ini, BPOM berkoordinasi dengan Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) untuk melakukan penurunan konten (takedown) terhadap tautan yang teridentifikasi menjual produk TIE.

Plt. Kepala BPOM juga berpesan kepada masyarakat untuk selalu menerapkan “Cek KLIK” (Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi produk pangan olahan.

“Masyarakat agar lebih teliti memilih produk dengan membaca dan memahami informasi nilai gizi (ING) pada label pangan, sehingga dapat memilih dan mengonsumsi pangan secara seimbang. Manfaatkan juga aplikasi BPOM Mobile untuk memudahkan dalam memperoleh berita terbaru dari BPOM dan mengecek legalitas suatu produk,” tutup Plt. Kepala BPOM.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: BPOM Surakarta Bentuk Satuan Karya Pengawasan Obat dan Makanan

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm