Berikut Ini Perkembangan Inflasi Sumsel di Bulan Desember 2023

3 Januari 2024 11:10 WIB
Ilustrasi inflasi.
Ilustrasi inflasi. ( Pexels)

Namun demikian Inflasi Sumatera Selatan tetap terkendali di tahun 2023 lalu.

Hal ini tidak terlepas dari koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel melalui strategi 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif.

Pada Desember, ketersediaan pasokan dilakukan antara lain melalui pelaksanaan sidak dan monitoring pasar serta panen raya komoditas cabai di daerah sentra.

Selanjutnya untuk memastikan keterjangkauan harga dilaksanaan pasar murah secara intensif di 17 (tujuh belas) kab/kota di Sumatera Selatan jelang HBKN Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Pengendalian inflasi Sumatera Selatan juga dilakukan dengan memastikan kelancaran distribusi komoditas melalui optimalisasi pemanfaatan BTT untuk keperluan subsidi ongkos angkut.

Baca Juga: Mengenal Komunitas SSCM, Berniat Majukan Kopi Sumsel 

Selain itu, dilakukan pula komunikasi yang efektif melalui publikasi kegiatan pengendalian inflasi, himbauan belanja bijak kepada masyarakat melalui media massa, media sosial, maupun media elektronik, komunikasi kepada masyarakat untuk menjaga ekspektasi masyarakat terhadap inflasi, dan High Level Meeting TPID.

Berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, optimisme masyarakat pada Desember 2023 tetap terjaga.

Hal ini terkonfirmasi dari Indeks Keyakinan Konsumen yang lebih besar dari 100, yaitu sebesar 141,94, meskipun tidak setinggi pada November 2023 sebesar 143,17.

Terjaganya optimisme masyarakat pada Desember 2023 didukung keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan prakiraan kondisi ekonomi pada 6 bulan mendatang.

Sebagai langkah lanjutan untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Desember 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,00%.

Keputusan ini tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.

Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati sejumlah risiko tekanan inflasi, terutama yang bersumber dari harga pangan.

Untuk itu, Bank Indonesia tetap memperkuat bauran kebijakan moneter dan mempererat sinergi dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm