Dengan begitu, semoga kita bisa memperoleh derajat ketakwaan yang lebih tinggi sehingga di akhirat kelak, kita akan mendapatkan nikmat hakiki dari Allah swt.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah Jumat Awal Tahun Baru Masehi
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهْ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ الله، اُوْصِيْنِي نَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin jamaah Jumat hafidhakumullah,
Pada hari yang penuh berkah dan mulia ini, serta di tahun yang baru ini, khatib berwasiat kepada para jamaah Jum'at sekalian dan khususnya kepada diri khatib pribadi, marilah kita semua untuk selalu meningkatkan takwa kita kepada Allah swt, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-nya. Karena dengan takwalah yang akan kita bawa ke hadirat Tuhan.
Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Imran ayat 102 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha ḥaqqa tuqātihī wa lā tamụtunna illā wa antum muslimụn.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Dengan takwa juga akan menjadikan kita lebih dekat dengan Allah swt, serta tetap optimis menjalankan jihad, yakni beraktifitas kembali dengan yang baik, halal dan berkah di tahun yang baru ini.
Allah swt juga berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 35:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wabtagū ilaihil-wasīlata wa jāhidụ fī sabīlihī la'allakum tufliḥụn.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
Hadirin rahimakumullah
Dengan tahun yang baru ini, semoga kita semua memiliki semangat yang baru juga. Tentunya semangat dalam hal yang baik, halal, berkah dan diridhai Allah swt.
Karena Allah swt sangat mencintai hamba-hambanya yang penuh semangat dalam kebaikan. Sebagaimana yang tercantum di dalam Al-Qur'an surat Al-Isra ayat 7
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا
In aḥsantum aḥsantum li`anfusikum, wa in asa`tum fa lahā, fa iżā jā`a wa'dul-ākhirati liyasū`ụ wujụhakum wa liyadkhulul-masjida kamā dakhalụhu awwala marratiw wa liyutabbirụ mā 'alau tatbīrā.
Artinya: Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri.
Apabila datang saat (kerusakan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki masjid (Baitulmaqdis) sebagaimana memasukinya ketika pertama kali, dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai.
Dengan sikap optimis untuk berbuat baik, maka dampaknya bukan hanya kepada diri kita sendiri, tetapi juga kepada orang lain yang ada di sekitar kita.
Hal tersebut senada dengan firman Allah swt yang tercantum dalam surat Al-Zalzalah ayat 7-8:
وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُۗ يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Wa wasshaa bihaa ibraahimu baniihi wa ya'qub. Ya baniyya innallahas thafaa lakumul ladziina falaa tamuutunna illaa wa antum muslimuuna.
Artinya: Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Islam mengajarkan kepada kita, bahwa kita sebagai umat Islam harus memiliki keteguhan dalam menjalankan hidup.
Keteguhan tersebut harus menjadi prinsip dasar dari hidup kita, karena tanpa pondasi yang kokoh kita hanya akan terobang-ambing tanpa tujuan yang jelas. Rasulullah saw juga bersabda:
لا تكُونُوا إمَّعةً تقولُونَ: إنْ أحسنَ النَّاسُ أحسنَّا وإنْ ظلمُوا ظلمْنَا، ولكِنْ وطِّنُوا أنفسكم إن أحسنَ النَّاسُ أنْ تُحسِنُوا وإنْ أساءُوا فلا تظلِمُوا
Artinya: Janganlah kalian menjadi imma’ah, yaitu kalian mengatakan: 'Jika manusia berbuat baik, kami pun akan ikut berbuat baik; jika mereka berbuat kezaliman, kami pun juga akan berbuat zalim'. Akan tetapi, teguhlah dalam berpendirian. Jika manusia berbuat baik, kalian juga berbuat baik, jika mereka berbuat buruk, maka jangan kalian ikut larut berlaku zalim.
Hadirin rahimakumullah
Seorang mukmin yang memiliki optimisme dalam hidup, berarti ia termasuk kategori seorang mukmin yang kuat. Sedangkan mukmin yang kuat akan dicintai oleh Allah. Hal ini diterangkan oleh Rasulullah dalam sabdanya:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا . وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Artinya: Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah dalam hal-hal yang membawa manfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi lemah. Jika kamu tertimpa suatu musibah, maka jangan kau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian’. Akan tetapi katakanlah: ‘Ini sudah menjadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pastilah terjadi.’ Karena sesungguhnya perkataan ‘seandainya’ dapat membuka pintu setan.”
Dengan semangat hidup yang tinggi, berarti kita telah berikhtiar dalam hidup. Dengan berikhtiar tersebut menjadikan kita sebagai hamba yang tidak ingin menjadi pemalas dan meminta-minta kepada seseorang, dan selayaknya kita ingin menjadi seseorang yang selalu memberi.
Rasulullah saw bersabda tentang kebaikan tangan di atas dari pada yang di bawah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:
اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى، فَاليَدُ العُلْيَا: هِيَ المُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى: هِيَ السَّائِلَةُ
Artinya: Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Tangan di atas yaitu pemberi, sedang tangan di bawah yaitu peminta (HR Bukhari dan Muslim)
Hadirin rahimakumullah
Islam merupakan agama yang memgajarkan kepada umatnya untuk hidup penuh dengan optimisme, karena dengan optimisme akan menjadikan kemajuan yang gemilang bagi umat manusia pada umumnya dan kepada Islam khususnya.
Kitab suci Al-Qur’an memandang optimisme sebagai sebuah faktor penting dalam menggerakkan kehidupan umat manusia.
Sehingga banyak dalil-dalil yang menyokong bagi keyakinan dan semangat umat Islam, sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Salah satu contoh lagi yakni dalam surat Yunus yang menjelaskan bahwa harapan terhadap masa depan di dunia dan akhirat menyebabkan manusia berperilaku baik.
Harapan itulah yang memperbaharui dan memperbaiki kualitas perilakunya. Dunia adalah tempat ujian bagi manusia.
Sekaligus juga sebagai tempat untuk memperbanyak keutamaan sebagai bekal di akhirat kelak.
Kisah Nabi Yunus as menjadi contoh yang baik di dalam Al-Qur’an, untuk memberikan gambaran tentang sikap optimis.
Karena pada umumnya manusia di makan oleh ikan akan mati, tetapi dengan sikap optimis dan tawakal yang tinggi serta diirngi dengan doa, hidup yang mustahil menjadi ada karena izin Allah swt.
Dengan perasaan optimisnya lah, ia berdoa kepada Allah swt, dan Allah pun mengabulkan doanya.
Hadirin rahimakumullah
Ketika kita memiliki sikap optimism aka kita juga akan tabah dengan cobaan yang akan datang, karena sesuatu tidak akan lulus jika tidak teruji prinsipnya.
Tetapi ketika ia tabah dan selalu menggantungkan diri kepada Allah, maka Allah akan memberikan ganjarang yang besar, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam
Al-Qur’an surat 155-157:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ، الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Wa lanabluwannakum bisyai in minal khaufi wal juu’I wa naqshi minal amwaali wal anfusi wats-tsamaraati wa basy-syirish-shaabiriin, al-ladziina idzaa ashaabatkum mushibah qaaluu inna lillahi wa innailaihi raaji’uun, ulaaika ‘alaihim shalawaatum min rabbihim wa rahmatun wa ulaaika humul muhtaduun.
Artinya: Dan sungguh kami uji kalian dengan sedikit rasa ketakutan, lapar, kekurangan harta benda, jiwa, buah buahan. Dan berilah kabar gembira orang orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang ditimpa musibah, mereka mengatakan ‘Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Mereka itulah orang yang akan mendapatkan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang mendapatkan hidayah (QS Al-Baqarah: 155-157).
Hadirin jamaah Jumat hafidhakumullah,
Dari ayat di atas kita bisa telaah bersama, yang Namanya hidup itu selalu berubah-ubah. Roda kehidupan selalu berputar, kadang senang, kadang susah, kadang baik, kadang juga buruk.
Semua perubahan tersebut bisa dikatakan sebagai ujian dari Allah swt agar iman kita bisa menjadi tebal, kedekatan kita kepada Allah akan selalu bertambah.
Jika mendapat kebaikan kita selayaknya bersyukur, dan ketika mendapatkan keburukan kita seleyaknya bersabar, takawal dan berdoa kepada Allah swt.
Hal ini juga senada dengan redaksi di dalam kitab matan al-Kharidah al-Bahiyyah, Syekh Ahmad Dardir mendendangkan sebuah syair:
وَكُنْ عَلَى آلَائِهِ شَكُوْرًا، وَكُنْ عَلَى بَلاَئِهِ صَبُوْرًا
Artinya: Dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat Allah, dan bersabarlah atas cobaan-cobaan-Nya.
Hadirin rahimakumullah
Demikianlah khutbah yang singkat ini, semoga menjadikan kita sebagai hamba yang selalu memiliki optimisme hidup yang tinggi, terutama di tahun yang baru ini.
Semoga Allah swt memberikan kita kesabaran dalam menghadapi segala cobaan, sehingga kita bisa menjadi hamba yang lebih baik lagi. Aamiin ya rabbal alamin.
بارك الله لى ولكم فى القرأن العظيم، وجعلني واياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. إنه هو البر التواب الرؤوف الرحيم. أعوذ بالله من الشيطن الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3) ـ
وقل رب اغفر وارحم وأنت ارحم الراحمين
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru: 3 Amalan Agar Mendapatkan Rumah di Surga