Kemenhub Bangun Bandara dari Sumatera Hingga Papua
Sebagai wujud dan implementasi pembangunan berwawasan Indonesia Sentris, Kementrian Perhubungan telah membangun sejumlah bandara hingga ke penjuru negeri. Pembangunan sejumlah bandara ini, untuk menyatukan Indonesia, dari wilayah satu ke wilayah lainnya, dari pulau satu ke pulau lainnya, hingga dari satu kota ke kota lainnya, dan untuk mewujudkan konektivitas antar wilayah secara merata.
Data Kemenhub dalam kurun waktu 2015 - 2023, telah membangun bandara baru di 25 lokasi dan revitalisasi bandara di 38 lokasi. Beberapa bandara yang telah selesai dibangun diantaranya yakni: Bandara Ewer di Kabupaten Asmat, Papua Selatan; Bandara Siboru di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, dan Bandara Mentawai di Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat.
“Pembangunan bandara baru dan rehabilitasi bandara lama dengan kapasitas yang lebih besar dan lebih megah menjadi bagian dari upaya Pemerintah untuk mewujudkan pemerataan pembangunan, membuka akses wilayah sehingga pergerakan manusia maupun logistik semakin lancar dan diharapkan dapat mendorong tumbuhnya titik ekonomi baru yang dapat meningkatkan perekonomian domestik maupun nasional,” kata Menhub dalam keterangannya pada akhir tahun 2023 lalu.
Sektor Transportasi Darat, Kemenhub Bangun Terminal Tipe A di Seluruh Indonesia
Transportasi darat yang mendapat beban penggunaan moda transportasi terbanyak mendapat perhatian yang intens dari Pemerintah. Dalam rentang waktu 2014 hingga tahun 2023, telah dilakukan pembangunan terminal baru di 5 lokasi dan rehabilitasi/revitalisasi terminal di 75 lokasi. Dalam melakukan pembangunan terminal bus ini, termasuk membangun dan merehabilitasi berbagai terminal menjadi terminal Tipe A Kemenhub melibatkan partisipasi para investor/badan usaha swasta untuk turut mengembangkan terminal yang bertujuan untuk memperkuat koneksitas transportasi dan memperbaiki layanan angkutan bus antar kota antar provinsi maupun dalam provinsi (AKAP/AKDP) bagi masyarakat.
Terminal bus tipe A memiliki fasilitas yang aman, nyaman, bersih dan modern dengan fasilitas serupa dengan stasiun kereta api atau bandara sehingga masyarakat yang menggunakan bus sebagai transportasi antar kota atau antar wilayah lebih nyaman dan tertarik menggunakan angkutan massal /bus untuk mengurangi beban jalan darat yang kian padat dan kian macet.
Terminal bus tipe A juga didesain tidak saja sebagai tempat naik turun penumpang bus, tetapi juga menjadi centrum/pusat kegiatan sosial, ekonomi, seni dan budaya masyarakat. Fasilitas terminal Tipe A memiliki sejumlah fasilitas seperti area komersial, kuliner, pelayanan publik, hotel, tempat belanja, ruang serbaguna, dan lainnya. selain itu, juga terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.
Terus Bangun Pelayaran Perintis
Indonesia sebagai negara kepulauan, yang luasnya sekitar 1.9 juta km2 meliputi 70% wilayah laut disertai 17.508 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote, perlunya upaya memperluas jaringan konektivitas yang menghubungkan seluruh wilayah NKRI untuk merajut kesatuan dan persatuan serta menggerakan ekonomi daerah khususnya di 3TP.
Upaya memperluas konektivitas dengan mengembangkan rute pelayaran perintis, menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi merupakan langkah strategis menyatukan wilayah NKRI yang sangat luas, dengan membangun akses transportasi dalam upaya pemerataan sekaligus menggerakkan ekonomi daerah serta mengurangi dampak perbedaan harga barang kebutuhan.
“Disparitas harga yang signifikan di daerah Indonesia Timur, bila tidak segera diatasi/dicarikan solusinya dapat menyebabkan inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut,” ujar Budi Karya.
Keberadaran pelayaran perintis baru di suatu daerah, diharapkan akan memberi manfaat bagi masyarakat sebagai penghubung wilayah, membuka peluang usaha/ menciptakan lapangan kerja padat karya/berkembangnya UMKM daerah, sehingga ikut memajukan taraf hidup masyarakat setempat dan peradaban/seni budaya daerah.
.