Waspada! 7 Kasus DBD di Awal Tahun, Meningkat di Dua Tahun Terakhir

22 Januari 2024 17:25 WIB
fogging ruangan di SDN Sungai Miai 7 (dok)
fogging ruangan di SDN Sungai Miai 7 (dok) ( Smart FM Banjarmasin / Juma)

Banjarmasin, Sonora.ID - Mengawali tahun 2024, sudah ada 7 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan di Banjarmasin.

Kasus DBD ditemukan berdasarkan hasil laporan 7 puskesmas per hari ini, Senin (22/1).

Puskesmas Yakni Sungai Jingah, Alalak Tengah, Pelambuan, Beruntung Raya, Sungai Andai, Teluk Tiram dan Terminal.

“Meningkatnya intensitas hujan (perubahan iklim) menjadi salah satu faktor. Di tempat-tempat temuan kasus juga sudah kita lakukan fogging,” ucap Tabiun Huda, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, saat ditemui Smart FM, Senin (22/1) di ruang kerjanya.

Berkaca dua tahun terakhir, kasus DBD di Banjarmasin mengalami peningkatan.

Jika pada tahun 2022 tercatat ada 64 kasus DBD, maka di tahun 2023 meningkat menjadi 88 kasus.

Pada tahun 2022, tercatat ada 4 orang meninggal dunia akibat virus nyamuk aedes aegypti itu. Yakni di Pelambuan, Benua Anyar, Sungai Jingah dan Pemurus Baru.

Sedangkan pada tahun 2023, tercatat ada 3 orang meninggal dunia. Yakni di Pelambuan, Sungai Jingah dan 9 November.

“Faktornya terdegradasi. Masa kritis itu biasanya 7 hari, yang diawali dengan demam. Tapi sebenarnya kalau sudah terpsang cairan masuk, insyallah tertolong. Sembari terapi untuk meningkatkan terombosit,” jelasnya.

Adapun rata-rata usia terserang virus DBD yakni 7-14 tahun.

Baca Juga: Zairullah Putuskan Mundur, Cucun Gantikan Posisi Ketua DPW PKB Kalsel

“Kenapa banyak usia anak-anak? Karena nyamuk itu mengigitnya pukul 9 pagi sampai sore. Atau waktu biasa anak-anak lagi bermain atau tidur,” ujarnya.

“Sedangkan orang dewasa jarang terserang DBD, karena pada waktu itu mereka sibuk bekerja. Seperti itu pola-polanya, sehingga banyak anak-anak,” sambung Tabiun.

Ia pun juga mengimbau, jika anak mengalami demam tinggi selama tiga hari tidak kunjung sembuh, agar segera dibawa ke layanan puskesmas terdekat untuk menjalani pemeriksaan.

Lalu mengapa DBD sering terjadi saat musim hujan?

Hal itu menurut Tabiun, disebabkan banyaknya tempat yang tegenang, hingga menjadi sarang jentik nyamuk.

“Saat kemarau sebenarnya juga ada. Cuman tempat-tempat yang airnya tergenang seperti botol bekas tidak cukup,” tambahnya.

Dalam hal ini, pihaknya telah meningkatkan promosi kesehatan terkait peningkatan kewaspadaan kasus DBD, dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus.

Masyarakat juga diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah dengan rutin melakukan pemantauan jentik, dan memmudayakan PSN 3M Plus seminggu sekalisekali.

“Nyamuk aedes aygepty tidak mau bertelur di selokan atau tempat-tempat kotor. Melainkan dipenampungan air yang bersih. mendukungnya dengan pemberantasan sarang nyamuk dan diberi bubuk abate agar tidak bertelur,” simpulnya.

Baca Juga: Cari Solusi Banjir, DPRD Kalsel Pelajari Sistem Drainase di Jawa Timur

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
Mengawali tahun 2024, sudah ada 7 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan di Banjarmasin.