Banjarmasin, Sonora.ID - Perkembangan penggunaan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) terus mengalami peningkatan sejak dirilis beberapa tahun yang lalu.
Berdasarkan data resmi Bank Indonesia (BI), per Oktober tahun lalu, jumlah penggunanya mencapai 43,44 juta.
Angka tersebut tumbuh signifikan hingga 186 persen lebih dibandingkan tahun 2022.
Kemudahan bertransaksi menggunakan QRIS diakui Hafiz (32), warga Kota Banjarmasin yang sejak tiga tahun terakhir jarang membawa uang tunai dalam jumlah banyak. Baik untuk aktivitas sehari-hari maupun saat bepergian ke luar kota.
“Dulu bawa uang satu juta kita bingung disimpan di mana. Di dompet, bakal kepenuhan. Taruh ke rekening, malas bolak-balik ke ATM, apalagi gak semua tempat menerima kartu debit. Kalaupun menerima, ada minimal transaksinya,” jelas.
Dengan adanya QRIS dan meningkatnya jumlah merchant, Ia tinggal memindai kode QR yang tertera tanpa ada minimal pembayaran yang diterima.
“Buat kaum cashless seperti saya, ya terbantu sekali. Di dompet tinggal bawa uang seperlunya, sisanya masuk rekening dan tinggal pindai kode kalau jajan,” tambah Hafiz.
Baca Juga: Implementasi QRIS Terbaik se- Kalimantan, Gubernur Kalsel Diganjar BI Awards 2023
Hal yang sama juga dirasakan Muhammad Zaldi (29), yang memilih menggunakan transaksi nontunai, khususnya QRIS, agar lebih mudah melakukan pembukuan keuangan pribadi.
“Sekarang kan di tiap aplikasi mobile banking sudah bisa langsung pindai, jadi riwayat transaksinya juga langsung terlihat. Gak perlu lagi bingung ngecek struk satu persatu,” ungkap Zaldi.
Tak hanya untuk pembayaran, Ia juga mengapresiasi hadirnya fitur baru QRIS untuk transfer menggunakan kode. Sehingga tidak perlu mengetik nomor rekening yang berpotensi lupa hingga salah ketik.
Namun Zaldi menyoroti belum meratanya penggunaan QRIS di kalangan pemilik merchant sehingga perlu sosialisasi dan pelatihan.
“Masih ada merchant yang QRIS-nya dipajang, tapi malah hanya menerima pembayaran tunai. Padahal lebih mudah pakai QRIS karena tidak perlu bingung mencari kembalian,” tambahnya lagi.
Dari data Kantor Perwakilan BI Kalimantan Selatan, hingga akhir semester pertama tahun 2023, sudah ada sekitar 475 ribu pengguna QRIS di provinsi ini atau tumbuh 166,25 persen dibandingkan Juni 2022.
Pada Agustus 2023, Kepala Kantor Perwakilan BI Kalimantan Selatan, Wahyu Pratomo, menyebut pihaknya terus berupaya mengembangkan ekosistem dan keuangan digital lewat optimalisasi layanan QRIS.
Dari sisi merchant, jumlahnya turut naik sekitar 45 persen atau mencapai 281 ribu merchant yang menandakan kesadaran para pemilik merchant untuk menyediakan transaksi nontunai melalui QRIS.
“Pola konsumsi masyarakat pun bergeser dalam bertransaksi menggunakan platform digital dengan berbagai fasilitas layanan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman dan andal,” tuturnya saat itu.
Baca Juga: Pemerintah Asean Harus Perkuat Regional Payment Connectivity Melalui Penggunaan QRIS