Sonora.ID – Pramuka atau Praja Muda Karana adalah sebuah gerakan kepanduan yang populer di Indonesia. Bagaimana sejarah kepramukaan Indonesia?
Pramuka merupakan organisasi pendidikan nonformal yang bertujuan untuk membentuk karakter, kepribadian, dan keterampilan generasi muda melalui kegiatan yang dilakukan di alam terbuka.
Gerakan Pramuka di Indonesia ini secara resmi diperkenalkan pada 14 Agustus 1961. Organisasi ini termasuk salah satu organisasi kepanduan tertua di dunia.
Kegiatan pramuka di Indonesia meliputi kegiatan belajar, berlatih, dan berbuat yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Pramuka terbuka untuk semua lapisan masyarakat Indonesia tanpa memandang ras, agama, atau status sosial.
Lantas, bagaimana sejarah kepramukaan di Indonesia? Simak ulasannya berikut ini seperti yang dilansir dari laman Kompas.com.
Baca Juga: Siapakah yang Menemukan Sandi Morse yang juga Menciptkan Telegraf?
Sejarah Kepramukaan Indonesia
Awal terbentuknya Pramuka di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi milik Belanda bernama Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung pada 1912.
Gerakan Kepanduan itu mulai diperkenalkan di Indonesia oleh seorang Belanda bernama JHR. Van der Bosch. Pada awalnya organisasi ini hanya terbatas pada kelas-kelas atas orang Belanda dan kaum pribumi yang terdidik
Empat tahun setelah itu, Mangkunegara VII pun membentuk organisasi kepanduan pertama yang bernama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).
Kehadiran dari JPO ini menjadi pemicu munculnya gerakan nasional lain yang sejenis, diantaranya Hizbul Wahton (HM) pada 1918, Jong Java Padvinderij (1923), dan Nationale Padvinders.
Karena situasi tersebut, Belanda mulai melarang keberadaan organisasi kepanduan di luar kepemilikan mereka menggunakan istilah Padvinder.
Pada sekitar tahun 1928-1935, gerakan kepanduan Indonesia semakin banyak dan tersebar di mana-mana, seperti Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, Sinar Pandu Kita, dan Kepanduan Rakyat Indonesia.
Baca Juga: Apa Nama Lagu Wajib Gerakan Pramuka? Simak Informasinya di Sini!
Untuk menciptakan kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) menyelenggarakan acara perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem (PERKINO) di Yogyakarta pada 19-23 Juli 1941.
Setelah Indonesia merdeka, beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta untuk mengadakan kongres pada 27-29 Desember 1945 di Surakarta.
Kongres ini melahirkan Pandu Rakyat Indonesia (PRI) pada 28 Desember 1945, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang diakui pemerintah.
Sayangnya, ketika Belanda kembali ke Indonesia, PRI dilarang dan resmi dicabut pada 6 September 1951.
Hal ini kemudian mendorong munculnya organisasi lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Pada tahun 1960, pemerintah Indonesia dan MPRS berupaya untuk memperbaiki organisasi kepramukaan di Indonesia.
Pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno mengumpulkan para tokoh dari gerakan kepramukaan Indonesia dan menyatakan bahwa organisasi kepanduan harus disempurnakan.
Presiden Soekarno akhirnya membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang beranggotakan Sultan HB IX, A Aziz Saleh, dan Achamadi.
Baca Juga: Siapa Penemu Lambang Gerakan Pramuka? Ini Makna dan Arti di Baliknya!
Hasil kerja dari panitia ini adalah dikeluarkannya lampiran Keppres No 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Melalui Keppres 238/1961, Gerakan Kepanduan Indonesia akhirnya menjadi Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka).
Pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka secara resmi mulai diperkenalkan ke rakyat Indonesia.
Kemudian Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjadi Bapak Pramuka Indonesia.