Sonora.ID - Simak rangkuman IPA kelas 9 semester 2 bab 8 yang dapat menjadi bahan belajar siswa.
Rangkuman IPA kelas 9 semester 2 bab 8 menjadi salah satu materi yang banyak dicari siswa.
Adapun materi IPA kelas 9 semester 2 bab 8 membahas Partikel Penyusun Benda dan Makhluk Hidup.
Materi Partikel Penyusun Benda dan Makhluk Hidup membahas partikel dalam benda dan makhluk hidup; atom dan partikel penyusunnya; prinsip pembentukan molekul dan ion; serta sifat zat dan hubungannya dengan partikel penyusun dan strukturnya.
Berikut ini rangkuman IPA kelas 9 semester 2 bab 8 yang dapat menjadi referensi.
A. Partikel dalam Benda dan Makhluk Hidup
Partikel adalah bagian terkecil dari suatu materi yang masih mempunyai sifat materi itu. Partikel dapat berbentuk atom, molekul, dan ion. Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur tersebut.
Atom-atom dapat berikatan satu sama lain membentuk molekul. Molekul merupakan gabungan antara dua atau lebih atom-atom melalui ikatan kimia tertentu.
Molekul dapat tersusun sedemikian rupa sehingga menjadi suatu struktur tertentu, misalnya rambut, tersusun dari molekul-molekul yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), dan sulfur (S). Sedangkan tulang, mengandung kalsium (Ca), fosfor (P), dan oksigen (O).
B. Atom dan Partikel Penyusunnya
1. Partikel Subatom
Atom tersusun atas partikel-partikel penyusun atom atau partikel subatom, yaitu neutron (n), proton (p), dan elektron (e). Neutron dan proton membentuk inti atom. Elektron menempati kulit-kulit atom yang ada di sekitar inti atom. Elektron-elektron tersebut bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan tinggi membentuk awan elektron.
Elektron dan proton merupakan partikel subatom yang mempunyai muatan berlawanan, sedangkan neutron tidak bermuatan. Elektron memiliki muatan negatif sedangkan proton memiliki muatan positif.
Bila jumlah elektron dan jumlah proton dalam suatu atom tidak sama, atom tersebut akan bermuatan atau menjadi ion. Proses pembentukan ion disebut ionisasi.
2. Nomor Atom dan Nomor Massa
Nomor atom = Jumlah proton (p) = jumlah elektron (e)
Nomor massa = Jumlah proton (p) + Jumlah neutron (n)
Setiap unsur dituliskan dengan lambang unsur. Pada penulisan lambang unsur, nomor atom ditulis sebagai subscript (turun) di kiri lambang unsur, sedangkan nomor massa ditulis sebagai superscript (naik) di kiri atas lambang unsur.
C. Prinsip Pembentukan Molekul dan Ion
1. Konfigurasi Elektron
Susunan elektron di dalam suatu atom atau yang disebut konfigurasi elektron.
Sebagaimana dijelaskan pada model atom Bohr, elektron bergerak mengelilingi inti atom menurut tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut sebagai kulit-kulit atom. Tingkat energi dalam suatu atom berturut-turut dilambangkan dengan K untuk kulit atom pertama (n=1), L untuk kulit atom kedua (n=2), M untuk kulit atom ke tiga (n=3), dan seterusnya.
2. Ion dan Ikatan Ion
Pada contoh pembentukan garam NaCl .ion Na+ dan ion Cl- saling tarik-menarik secara elektrostatik membentuk senyawa ion NaCl yang netral. Senyawa yang terbentuk dari kation dan anion disebut sebagai senyawa ion. Gaya tarik-menarik (gaya elektrostatik) antara kation dan anion dalam senyawa tersebut disebut ikatan ion.
Pembentukan ikatan kimia melalui penggunaan bersama elektron oleh dua atom disebut ikatan kovalen.
Senyawa-senyawa yang antar atomnya berikatan kovalen disebut senyawa kovalen.
3. Identifikasi Unsur
Warna khas yang dihasilkan oleh unsur-unsur pada keadaan terbakar tersebut dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur dalam suatu materi secara kualitatif. Prinsip tersebut digunakan oleh ilmuwan untuk mengidentifikasi suatu unsur secara kualitatif dalam suatu bahan dan disebut sebagai uji nyala.
D. Sifat Zat dan Hubungannya dengan Partikel Penyusun dan Strukturnya
Meskipun grafit dan intan tersusun dari unsur yang sama yaitu karbon, keduanya memiliki struktur yang berbeda. Pada intan, tiap-tiap atom karbon (C) mengikat empat atom karbon (C) lainnya dengan ikatan kovalen membentuk struktur tetrahedral (struktur berupa empat bidang). Struktur ini membuat intan bersifat sangat kuat dan keras serta memiliki titik lebur sekitar 3.550oC.
1. Sifat Fisika
Sifat fisika merupakan sifat yang dapat diamati tanpa mengubah ciri-ciri dan komposisi suatu zat. Sifat fisika tidak berhubungan dengan pembentukan zat baru. Beberapa contoh sifat fisika sebagai berikut.
a. Kerapatan (Densitas/ Massa Jenis)
Kerapatan adalah massa zat dalam satuan volume tertentu. Satuan kerapatan adalah kg/m3 atau g/ml.
b. Kekerasan
Kekerasan merupakan ukuran untuk menentukan keras atau lunaknya suatu zat. Kekerasan diukur dengan skala Mohs, menggunakan alat yang disebut sklerometer.
c. Elastisitas
Elastisitas merupakan kemampuan suatu benda untuk mempertahankan diri ketika terkena tarikan atau dorongan (gaya) dan mampu untuk kembali ke ukuran serta bentuk awal ketika gaya tersebut dihilangkan.
d. Daya Hantar
Daya hantar adalah kemampuan suatu zat untuk menghantarkan panas atau listrik.
e. Kemagnetan
Kemampuan suatu zat untuk dapat dipengaruhi oleh medan magnet disebut dengan sifat kemagnetan.
f. Viskositas (Kekentalan)
iskositas adalah ukuran kekentalan fluida (zat cair dan gas) yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida.
g. Titik Didih
Titik didih adalah suhu saat zat cair mulai berubah menjadi uap pada tekanan tertentu.
h. Titik Beku
Titik beku merupakan suhu pada tekanan tertentu saat zat cair mulai berubah menjadi padat ketika suhu suatu zat diturunkan.
i. Titik Leleh
Titik leleh adalah suhu pada tekanan tertentu saat zat padat mulai berubah menjadi cair.
2. Sifat Kimia
Sifat kimia adalah sifat yang tampak pada suatu zat ketika zat tersebut mengalami perubahan atau reaksi menjadi zat lain.
a. Kestabilan
Stirofoam memiliki stabilitas yang rendah terhadap panas, artinya jika plastik ini terkena panas yang cukup tinggi, maka plastik akan rusak.
b. Kereaktifan
Reaktivitas merupakan ukuran yang menunjukkan mudah tidaknya suatu zat bereaksi dengan zat lain.
c. Korosifitas
Senyawa ini mampu mengikis kotoran, jaringan tumbuhan, jaringan hewan, jaringan manusia, bahkan mampu mengikis logam dan membuat logam cepat berkarat. Dengan sifatnya yang demikian, asam klorida disebut memiliki korosifitas yang tinggi.
Selain HCl, bahan yang bersifat korosif adalah asam sulfat (H2SO4).
Demikian rangkuman IPA kelas 9 semester 2 bab 8 yang dapat menjadi bahan belajar siswa.