Karena pada waktu ini Allah SWT turun ke langit paling rendah pada sepertiga malam terakhir.
Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
“Dari Abu Hurayrah, bahwa Nabi bersabda: Allah SWT turun setiap malam ke surga terendah ketika sepertiga malam tersisa dan berkata: ’Siapakah yang akan memanggil-Ku, sehingga Aku dapat menjawabnya? Siapa yang akan meminta kepada-Ku, agar Aku memberikannya? Siapakah yang akan mencari pengampunan-Ku, sehingga Aku dapat memaafkannya?’”.
Setelah bangun tidur, segera ambil wudhu.
Sebelum memulai sholat tahajud, baca lah niat dalam hati. Putuskan bahwa kamu akan melaksanakan berapa rakaat untuk sholat tahajud. Mantapkan dalam hati mengapa kamu ingin sholat tahajud, misalnya untuk memuliakan Allah, sebagai bentuk syukur kepada Allah atau meminta ampunan-Nya.
Niat:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
“Aku menyengaja shalat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Baca Juga: Bacaan Dzikir Setelah Sholat Tahajud yang Bisa Diamalkan umat Muslim
Setelah itu, laksanakan sholat sebanyak dua rakaat. Sholat tahajud memiliki rukun rukun yang sama dengan sholat wajib. Takbiratul ihram, rukuk, i’tidal dan sujud.
Biasanya, ketika sholat tahajud Nabi Muhammad membaca surat Al-Kafirun setelah Al-Fatihah rakaat pertama dan membaca surat Al-Ikhlas setelah Al-Fatihah rakaat kedua.
Umumnya, ketika melaksanakan tahajud paling minimal sebanyak dua rakaat. Namun dibolehkan untuk mengulang rakaat sebanyak yang kamu inginkan. Menurut hadits, nabi Muhamad sering melakukan tahajud sebanyak 13 rakaat.
Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan dari Aisyah.
“Nabi Muhammad SAW biasanya melaksanakan sholat malam sebanyak 13 rakaat, termasuk witir dan dua rakaat sholat sunnah sebelum shubuh.”
Biasanya jumlah rakaat tahajud dilakukan secara berpasangan sebanyak delapan rakaat. Membaca surat-surat panjang seperti Al-Baqarah, atau AL-Imran juga diperbolehkan, selama kamu mampu.
Setelah salam atau selesai seluruh rangkaian shalat kemudian membaca doa yang dipanjatkan Rasulullah ﷺ berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim sebagaimana berikut:
اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.
“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”