Sonora.ID - Prestasi membanggakan kembali diraih Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dengan meraih penghargaan Terbaik I dalam mendukung Pengendalian Anti-Microbial Resistance (AMR).
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, langsung memberikan penghargaan tersebut kepada Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, dalam kegiatan Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Parkir Timur Senayan Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (4/1/2024).
Pada momen tersebut Menkes Budi Gunadi meminta agar BPOM lebih meningkatkan kualitas dan ketersediaan obat-obatan untuk masyarakat Indonesia yang membutuhkan.
"Mesti bagus dan murah jadi BPOM harus bantu masyarakat ini supaya mendapatkan obat-obatan ini dengan mudah. Jangan sampai seperti obat kanker Negara Singapura dan Malaysia lebih mudah mendapatkannya daripada di Indonesia. Jangan sampai rumahnya di Kalbar," kata Menkes.
Budi mengatakan bahwa ketersediaan obat-obatan merupakan hal yang sangat penting, terlebih terdapat beberapa Provinsi berbatasan langsung dengan negara tetangga (Malaysia).
Baca Juga: Pontianak City Run 2024 Wujudkan Kota Pontianak Jadi Sport Tourism
"Jadi urusan mudah itu penting, jangan sampai ada orang yang rumahnya di Kalbar tetapi susah mendapatkan obatnya dibandingkan dengan orang yang ada di Jakarta," ujarnya.
Dia juga meminta BPOM untuk meningkatkan kualitas obat dan makanan serta harga yang relatif murah untuk masyarakat Indonesia.
"Jangan sampai kita makan-makanan bungkusan tetapi isinya beracun, jangan sampai kita minum obat tapi obatnya terlampau keras, hal itu mesti dijaga. Ayo bersama kita pastikan seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan obat dan makanan yang bagus dan tentunya harganya dijaga murah," pintanya lagi.
Terakhir dirinya tak ingin masyarakat Indonesia untuk mendapatkan obat-obatan harus pergi ke negara lain untuk mendapatkan perbandingan harga obat-obatan.
"Saya bersyukur masyarakat Indonesia sudah memiliki BPJS dapat obat gratis banyak, tetapi untuk kalangan menengah ke atas kalau mau membeli obat mesti ke Malaysia dengan alasan obatnya murah, ini yang harus diberesin jangan sampai hal begitu terjadi lagi," pungkas Budi Gunadi Sadikin.