Sonora.ID – Aksi Gejayan Memanggil kembali digelar pada hari ini, Senin 12 Februari 2024 di Yogyakarta. Apa arti Gejayan?
Aksi Gejayan Memanggil kembali digelar hari ini, Senin, 12 Februari 2024 pukul 13.00 WIB.
Massa demonstrasi bergerak dari titik kumpul di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) menuju perempatan Jalan Gejayan, Yogyakarta.
Tuntutan utama dari aksi Gejayan Memanggil Kembali adalah “Hancurkan dan Adili Rezim Jokowi Selamatkan Demokrasi”.
Baca Juga: Sinopsis Dirty Vote, Film Dokumenter yang Bongkar Kecurangan Pemilu 2024
Arti Gejayan
Gejayan adalah nama jalan yang menjadi penghubung antara jalan Solo dan Ringroad Utara di Yogyakarta.
Jalan Gejayan biasanya menjadi jalan yang sering dilewati oleh mahasiswa dari UGM, UNY, dan Universitas Sanata Dharma.
Tragedi Gejayan
Melansir Kompas.com, tragedi Gejayan sendiri berawal dari aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa dari beberapa universitas di Yogyakarta pada 8 Mei 1998 silam.
Para mahasiswa melakukan demonstrasi untuk menunjukkan keprihatinan mereka atas kondisi ekonomi negara serta menolak Soeharto berkuasa lagi sebagai presiden.
Peristiwa berdarah ini mengakibatkan ratusan orang luka-luka dan satu mahasiswa bernama Moses Gatotkaca tewas.
Aksi ini dipicu oleh kemenangan Golkar pada Pemilu 1997, yang akan memperpanjang masa kekuasaan Soeharto.
Para mahasiswa di Yogyakarta pun segera bertindak karena mereka tidak ingin Soeharto berkuasa lagi.
Mereka menggelar referendum tentang kepemimpinan nasional yang hasilnya menyatakan bahwa lebih dari 90 persen mahasiswa UGM menolak Soeharto menjadi presiden lagi.
Ketika hasil referendum diumumkan, para mahasiswa segera mendapatkan tekanan dari kampus, kepolisian, hingga intel militer.
Kendati demikian, mereka tidak gentar dan mulai melakukan serangkaian aksi demonstrasi.
Baca Juga: Masa Tenang Pemilu 2024 beserta Larangan yang Perlu Diperhatikan!
Aksi demonstrasi memuncak pada 8 Mei. Ribuan mahasiswa menggelar aksi di Bundaran Kampus UGM yang berjalan dengan baik serta tertib.
Di Bundaran UGM, ribuan mahasiswa menyampaikan keprihatinan mereka atas kondisi ekonomi negara, penolakan Soeharto untuk dijadikan presiden kembali, memprotes kenaikan-kenaikan harga, dan mendesak agar dilakukan reformasi.
Menjelang sore, para mahasiswa bergerak dari Jalan Gejayan menuju UGM untuk bergabung di Bundaran.
Namun, aparat tidak mengizinkan, karena tidak ingin aksi demonstrasi semakin besar. Akibatnya, sekitar pukul 17.00, bentrok pecah antara aparat keamanan dan para mahasiswa.
Pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa di pertigaan antara Jalan Gejayan dan Jalan Kolombo.
Ketika itu, suasana mencekam menghiasi Jalan Gejayan sekitarnya hingga malam hari. Aparat keamanan juga menutup setiap akses jalan yang menuju ke tempat kejadian perkara.
Pada hari itu, tragedi di Gejayan telah menyebabkan banyak korban luka-luka. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa, tetapi juga warga sekitar.
Salah satu korban yang turut meregang nyawa adalah Moses Gatotkaca, yang ditemukan bersimbah darah di ruas jalan sebelah selatan kampusnya, Universitas Sanata Dharma.
Moses pun segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, tetapi nyawanya tidak terselamatkan.
Diduga, Moses tewas akibat pukulan benda tumpul di kepalanya. Pasalnya, dari telinga hingga hidungnya terus mengalir darah.
Untuk mengenang Moses, namanya pun diabadikan menjadi nama jalan di Jalan Gejayan, tepatnya di sebelah selatan Kampus USD.