Sonora.ID - Menabung adalah perilaku menyisihkan dan menyimpan sebagian uang yang kita miliki. Menabung sebaiknya dilakukan secara rutin.
Uang tabungan dapat disimpan di celengan, bank, maupun di sekolah. Di sekolah biasanya ada koperasi sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh para siswa untuk menabung.
Menabung memiliki banyak manfaat, misalnya, melatih kesabaran serta kedisiplinan. Selain itu, dengan menabung kita bisa memiliki dana cadangan untuk bisa digunakan saat dibutuhkan.
Nah, dengan penjelasan di atas kita bisa sedikit mengetahui mengenai manfaat menabung. Untuk memahami dengan lebih baik mengenai pentingnya menabung sejak dini, yuk kita simak kumpulan cerita pendek tentang menabung di bawah ini, dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: Struktur Teks Cerita Inspiratif Lengkap dengan Ciri-Ciri dan Contohnya
Cerita Pendek (Cerpen) tentang Menabung: Menarik dan Menginspiratif
Cerita 1
Celengan yang Tertawa
(Luh Gede Kusuma Dewi, S.E., M.Si.)
"Ini untuk Hita," kata Oma simbal tersenyum menyerahkan sebuah kado berwarna biru muda dengan corak Princess Elsa, kartun kesukaan Hita.
"Waaaahhh apa ini Oma?" Hita tidak sabar mau membuka bingkisan kado itu.
"Buka saja," kata Oma.
Pelan-pelan Hita membuka kado itu, agar tidak merusak gambar Princess Elsa Kesukaannya. Kertas kado itu akan dia gunakan untuk mainan nanti.
"Apa ini yaa?"
Wajah Hita berubah bingung. Ini pertama kalinya Hita melihat mainan yang aneh seperti ini. Sebuah kotak seukuran kotak bekal dengan layar digital di atasnya. Lalu ada lubang kecil di bagian depan kotak itu.
"Oma, ini apa ya?"
Hita masih bingung sembari membolak-balikkan kotak itu. Oma tertawa kecil, mengangkat tubuh kecil cucunya yang baru berusia lima tahun itu dan mendudukkan di pangkuannya.
"Ini namanya celengan, tempat menabung," jelas Oma sambil menyusuri setiap detail dari sisi celengan itu.
"Apa itu menabung?" tanya Hita lagi yang semakin penasaran.
"Menabung itu menyisihkan uang saku yang kamu punya, untuk dikumpulkan sampai banyak. Kalau sudah banyak, kamu boleh menggunakannya untuk membeli hal yang berguna." jelas Oma.
"Beli sepatu baru boleh?"
"Tentu saja boleh! Ayo kita coba celengan ini, Oma akan membantumu menyiapkan celengan ini ya."
"Iya Oma!" kata Hita antusias, sampai melompat turun dari pangkuan Omanya, lalu berdiri dan memandang lekat-lekat ke celengan yang sekarang ada di tangan Oma.
Oma menjelaskan bahwa celengan ini memiliki fitur digital, yang mana layar digital di bagian atas celengan akan tertawa jika dimasukkan uang dan akan cemberut jika dalam satu hari tidak dimasukkan uang. Ketika celengan itu penuh, maka celengan itu akan bernyanyi.
"Yak, sudah siap! Ayo kita coba!" kata Oma sambil menyodorkan uang receh 1000 rupiah untuk Hita.
"Ayo, Oma!"
Hita mulai mencoba memasukkan keping uang seribuan itu ke dalam lubang celengan, tetapi karena kurang fokus, uang itu malah tergelincir. Dengan sigap Hita memungut uang seribuan itu.
"Hah! Ayo coba lagi," kata anak TK itu penuh semangat.
Cringgg!! suara nyaring pantulan uang seribuan di dalam celengan sangat nyaring lalu disusul dengan tawa anak kecil yang sangat riang, persis seperti tawa Hita. Tawa yang terdengar menyenangkan dan lucu sehingga tawanya menular, membuat Oma dan Hita ikut tertawa terbahak-bahak.
"Oma!"
"Ya?"
"Kapan celengan ini akan menyanyi?"
"Nanti, jika sudah penuh. Kamu bisa menyisihkan uang jajanmu untuk ditabung di celengan ini ya. Biasanya Hita dapat uang saku berapa dari Mama dan Papa?"
Hita dan teman-temannya di perumahan ini sangat suka jajan camilan di Bu Mely. Sehari bisa habis lima ribu rupiah untuk belanja roti dan yakult kesukaan Hita.
"Lima ribu...," kata Hita sambal mengingat-ngingat jumlah uang yang biasanya dia pakai belanja.
"Wah, banyak banget! Beli apa saja lima ribu?"
"Yakult sama roti coklat," kata Hita
"Mulai besok berhemat ya. Kan bisa makan camilan yang ada di kulkas. Oma tadi bawain roti dan yogurt lho. Sudah Oma taruh di Kulkas. Jadi, uang sakunya bisa ditabung yaa."
"Oke Oma!"
Selama Oma menginap di rumah Hita, ia sangat rajin menabung. Namun, ketika Oma sudah kembali pulang ke kampung, Hita jadi lupa pada janjinya untuk berhemat. Hita kembali jajan di warung Bu Mely, membeli beberapa camilan dan yakult kesukaannya. Beberapa hari ini celengan Hita cemberut. Mama bertanya pada Hita, "Hita, kenapa celengannya gak pernah ketawa lagi? Kok cemberut?"
Wahhh, Hita baru ingat! Buru-buru Hita merogoh saku celananya, ada sekeping uang seribuan di sana. Buru-buru Hita memasukkan uang itu ke dalam celengan dan celengan pun tertawa lucu. Mama dan Hita ikut tertawa.
Cerita 2
Keju dan Penggembala Kambing
Zaman dahulu kala, hiduplah dua saudara kembar bernama Ali dan Ahmad. Mereka berdua bekerja sebagai peternak kambing. Ali dan Ahmad masing-masing memiliki 10 ekor kambing. Meskipun keduanya adalah saudara kembar, Ali dan Ahmad memiliki sifat yang berbeda. Ali memiliki sifat hemat, sedangkan Ahmad bersifat boros.
Suatu hari, kambing-kambing milik Ahmad menghasilkan susu yang banyak. Sedangkan kambing milik Ali hanya menghasilkan sedikit susu. Ahmad sangat senang. la pun pamer pada Ali.
"Hai Ali, lihatlah! Kambingku menghasilkan susu yang banyak! Tidak seperti kambingmu yang hanya menghasilkan susu sedikit! Sebentar lagi Aku pasti akan kaya raya!" kata Ahmad dengan bangga.
Ali tidak merasa sedih meski kambing miliknya hanya menghasilkan susu yang sedikit. la juga tidak iri walaupun Ahmad selalu pamer dan bersikap sombong padanya. Ali bahkan ikut merasa senang ketika saudaranya mendapatkan rezeki atau nikmat yang banyak.
"Wah, hebat! Aku ikut senang kambingmu bisa menghasilkan banyak susu, Ahmad!" kata Ali dengan senang.
Meski kambing milik Ali hanya menghasilkan sedikit susu, ia tidak putus asa. la terus berpikir bagaimana caranya agar kambing-kambingnya dapat menghasilkan susu yang banyak seperti milik Ahmad.
Tiba-tiba, ada seorang nenek yang memberi tahu Ali, "Bawalah kambing-kambingmu untuk makan dan minum di tepi danau Karida! Danau Karida ada di balik bukit itu!" kata si nenek sambil menunjukkan arahnya. "Setelah makan dan minum di tepi danau itu, kambing-kambingmu pasti akan gemuk dan menghasilkan susu yang banyak!" tambah si nenek.
Ali pun segera menuju tepi danau Karida bersama kambing-kambingnya. Ternyata perjalanan menuju Danau Karida sangat jauh. Ali harus melewati padang pasir yang luas dan panas. Meski begitu, ia tidak putus asa. la tetap melanjutkan perjalanannya.
Sesampainya di tepi Danau Karida, Ali menyuruh kambing-kambingnya untuk makan dan minum. Kambing-kambing Ali terlihat sangat senang karena disitu dipenuhi banyak rumput dan pepohonan.
Air danau itu sangat jernih dan segar. Udaranya juga sangat sejuk. Kambing-kambing Ali makan dengan lahap.
Beberapa hari setelah makan dan minum di tepi danau Karida, kambing-kambing Ali perlahan-lahan semakin gemuk. Jumlah susu yang dihasilkannya juga semakin banyak. Ali jadi sering membawa kambing- kambingnya ke tepi Danau Karida. Karena kambing-kambing Ali menjadi gemuk dan menghasilkan banyak susu, Ali mendapatkan banyak uang. Uang itu ditabung oleh Ali untuk keperluan penting yang akan datang.
Saat Ali menjadi kaya raya, saudara kembarnya Ahmad malah jatuh miskin. Ahmad jatuh miskin karena sangat boros dan tidak pernah mendapat banyak uang.
Karena Ali kaya dan memiliki banyak uang, Ahmad pun menjadi iri padanya. la tidak terima saudaranya menjadi kaya raya, sedangkan ia malah jatuh miskin. Timbullah niat jahat pada diri Ahmad untuk membuat Ali jatuh miskin.
Ahmad lalu mencuri semua kambing milik Ali. Saat mengetahui kambing-kambingnya dicuri, Ali sangat sedih. la tidak menyangka ada orang yang tega berbuat jahat pada dirinya.
Saat sedang bersedih, Ali teringat bahwa ia masih memiliki uang tabungan. Ali pun menggunakan uang tabungannya untuk membeli beberapa kambing. Kambing-kambing baru milik Ali ternyata dapat menghasilkan susu yang banyak.
Padahal Ali tidak membawanya ke tepi Danau Karida. Ali sangat bersyukur pada Tuhan. Karena saat ia kehilangan miliknya yang sangat berharga, Tuhan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
Untuk mendapatkan uang, Ali harus menjual susu kambingnya ke kota besar. Padahal perjalanan ke kota besar sangatlah jauh. la harus melewati gurun pasir yang sangat panas dan butuh waktu berhari-hari untuk sampai kesana.
Walaupun sangat jauh dan melelahkan, Ali tetap melakukannya. Agar susu kambingnya awet, Ali menyimpannya di kantong-kantong yang ia selipkan di pelana kuda.
Di tengah perjalanan Ali menuju kota, matahari bersinar sangat terik. Setelah menempuh perjalanan selama dua hari, sampailah Ali di kota besar. Ali lalu menyiapkan susu-susu kambingnya untuk segera dijual.
Namun ternyata susu kambing itu sangat panas terkena sinar matahari yang terik selama perjalanan. Selain itu, banyak sekali gumpalan-gumpalan putih yang berada dalam susu.
Gumpalan-gumpalan itu muncul karena susu terlalu lama berada di perjalanan dan kantong-kantong penyimpanan yang tidak bersih.
"Wah, susu kambing ini sudah busuk! Aku tidak bisa menjualnya!" kata Ali sedih dan putus asa.
Ali pun ingin tahu apakah susu kambing miliknya ini masih layak dijual atau tidak. Ali lalu mencicipi gumpalan-gumpalan putih yang ada dalam susu kambing. Tak disangka, rasanya sangat enak, perpaduan antara gurih dan asin.
"Wah, Aku tidak menyangka gumpalan ini rasanya sangat enak!" kata Ali heran bercampur senang. la pun berencana menjual gumpalan-gumpalan susu kambing itu.
Namun sebelum dijual, Ali menunggu selama beberapa hari untuk mengetahui apakah gumpalan-gumpalan susu itu berbahaya atau tidak. Setelah beberapa hari, gumpalan-gumpalan susu itu semakin mengeras dan rasanya justru bertambah enak.
Ali juga tidak sakit walaupun sudah memakannya. Karena aman dan enak, Ali akhirnya berani menjual gumpalan-gumpalan susu itu. Oleh Ali, gumpalan-gumpalan susu itu diberi nama keju.
Saat dijual, banyak sekali orang yang ingin membeli keju karena rasanya yang enak. Dari hasil penjualan keju, uang Ali pun semakin lama semakin banyak. Walaupun memiliki banyak uang, Ali tetap berhemat dengan menabung sebagian uangnya.
Cerita 3
Menabung Sejak Kecil
Aiman rajin menabung sejak kecil. Ibu Aiman selalu membiasakan dirinya untuk menyisihkan uang saku. Tak terasa setelah satu tahun uang tabungan Aiman bisa digunakan untuk membeli tas, sepatu, baju, dan sepeda baru tanpa minta pada ibu.
Semakin beranjak dewasa Aiman menjadi tahu mengapa ibu selalu mengajarkan dirinya untuk membiasakan diri menabung dengan cara menyisihkan uang saku. Hal ini dikarenakan disaat mendesak dan butuh uang pada waktu itu juga bisa menggunakan uang yang telah ditabung.
Waktu itu tak mungkin ibu bisa membelikan tas, sepatu, baju dan sepeda baru secara bersamaan. Akan tetapi karena ada uang yang telah ditabung, dalam waktu setahun ibu bisa membelikan Aiman semuanya walau ibu hanya menambah kekurangan uang yang tak banyak itu.
Cerita 4
Menabung untuk Qurban
Sebuah cerita inspiratif seorang pemulung yang menabung selama tiga tahun agar bisa berqurban. Ia adalh seorang nenek yang tinggal di Tebet, Jakarta Selatan.
Namanya Ibu Yati, ia hanya seorang pemulung yang mengais rupiah dengan mencari sampah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Meski dalam sehari pendapatannya hanya Rp25.000 perhari dan dibantu oleh Maman, ia mempunyai tekad yang kuat agar suatu hari bisa berkurban saat perayaan Hari Raya Idul Fitri. Di tengah keterbatasan ekonomi tidak membuatnya putus asa untuk mewujudkan cita-citanya.
Tekadnya yang kuat untuk berqurban, berawal dari rasa malu karena terus mengantri daging qurban saat perayaan hari raya.
Keinginannya untuk berkurban semakin kuat saat ramadhan, Yati makin giat bekerja dan menyisihkan hasil jerih payahnya.
Yati kemudian akhirnya membeli dua kambing di Pancoran. Kedua kambing itu dibawa oleh Maman dengan bajaj lalu diberikan ke panitia qurban. Saat menyerahkan qurban, jemaah mesjid merasa haru dan meneteskan air mata.
Meski sehari-harinya ia hanya tinggal di dalam gubuk triplek, Yati tetap menabung untuk melaksanakan ibadah qurban dan enggan menjadi seorang pengemis.
Cerita 5
Menabung Sejak Kecil
Sejak kecil, Risma telah diajarkan oleh kedua orang tuanya untuk menabung, dengan menyisihkan uang jajannya. Risam diajarkan tentang istilah menabung pangkal kaya oleh ibu dan ayahnya.
Sejak saat itu Risma mulai gemar menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung ke celengan ayamnya.
Karena telah terbiasa, Risma tidak merasa kesulitan untuk menyisihkan sebagian uangnya supaya bisa menabung setiap harinya.
Namun, sejak keluarganya mengalami permasalahan ekonomi, hal ini membuat Risma terpaksa membuka celengan ayamnya.
Ada saja berbagai cobaan yang menghampiri keluarganya, baik kakaknya yang sakit hingga kedua orang tuanya.
Ada sedikit rasa kekesalan yang dirasakan Risma, uang hasil jerih payahnya yang ditabung selama bertahun-tahun lamanya harus habis begitu saja. Ia kesal dengan kakaknya yang tidak menabung sejak kecil sepertinya.
Pikiran-pikiran tersebut selalu menghantui Risma beberapa saat. Namun, ia sadar bahwa sekarang ia harus lebih rajin lagi menabung.
Sejak itulah, Risma juga memisahkan tabungannya. Satu digunakan untuk masa depannya dan satu tabungan lainnya digunakan untuk keluarganya.
Setelah bertahun-tahun menabung dari uang yang ia sisihkan setiap harinya, kini ia berhasil sesuatu yang telah ia idam-idamkan sejak dulu dari hasil tabungannya sendiri.
Kini, Risma tetap yakin bahwa istilah menabung pangkal kaya benar adanya. Ia merasa tabungan sangat berguna ketika dalam kondisi yang sulit. Hal itulah yang membuat Risma semakin semangat untuk menabung.
Demikianlah paparan mengenai kumpulan cerpen tentang menabung yang menginspiratif. Semoga artikel ini bermanfaat ya.
Baca Juga: 5 Contoh Cerita Inspiratif dengan Tema Kepahlawanan yang Pendek
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.