Pada masa Orde Baru, kondisi politik Indonesia sedang jauh dari kata stabil dan menjadi penyebab krisis moneter.
Hal tersebut lantaran mendekati masa pemilihan umum 1998 dan dibarengi dengan menurunnya kesehatan Soeharto.
Terpilihnya Soeharto pada pemilihan umum 1998 memicu demo, terlebih dengan adanya kelangkaan bahan pokok di beberapa daerah.
3. Nilai Rupiah Menurun
Baca Juga: 5 Perbedaan Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru, Paling Lengkap!
Salah satu penyebab krisis moneter pada pemerintahan orde baru berikutnya adalah menurunnya nilai rupiah terhadap dollar.
Pada masa itu, nilai rupiah menurun dari yang awalnya senilai Rp 2.450 per dollar di tahun 1997 menjadi Rp 13.513 per dollar di akhir Januari 1998.
Cadangan devisa pun tidak mampu untuk menutupi jumlah penurunan mata uang rupiah terhadap dollar tersebut.
4. Utang Swasta kepada Luar Negeri
Di era pemerintahan Orde Baru, utang Indonesia ke luar negeri membengkak dan mencapai 138 milliar dollar AS.
Dengan devisa sebesar 14,44 milliar dollar AS pun tidak mampu menyelesaikan permasalahan utang tersebut.
Sehingga, krisis moneter pun semakin memburuk dan menyebabkan kekisruhan muncul di setiap penjuru Indonesia.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.