Sonora.ID - Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengajak masyarakat bersatu kembali seusai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Hal tersebut diungkapkannya pada Prabowo saat pidato klaim kemenangan di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024).
Prabowo pun mengutip ajaran pepatah Jawa, yakni 'mikul dhuwur mendhem jero'.
Pepatah merupakan peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran, yang biasanya diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya.
Tak hanya dalam bahasa Indonesia, pepatah juga bisa dari bahasa Jawa.
Pepatah bahasa Jawa biasanya singkat namun memiliki makna yang sangat dalam.
Peribahasa Jawa sering dipakai masyarakat Jawa sebagai pedoman hidup. Pasalnya, peribahasa Jawa mengandung kata-kata bijak dan nilai positif di dalamnya.
Salah satu pepatah yang penuh motivasi yaitu ‘Mikul Duwue Mendem Jero’.
Bahkan, pepatah tersebut sering diucapkan oleh para guru, orang tua, bahkan sejumlah politisi termasuk Prabowo Subianto.
Lantas apa arti dari pepatah tersebut? Yuk langsung saja simak ulasannya berikut ini:
Arti Mikul Duwur Mendem Jero
Dalam bahasa Indonesia, isi pepatah Mikul Duwur Mendem Jero bisa diartikan yaitu “mengangkat tinggi dan mengubur dalam”.
Dalam arti lain memiliki makna yaitu mengangkat setinggi-tingginya kebaikan orang-orang dan tanam hal-hal yang tidak baik.
Pepatah Mikul Duwur Mendem Jero juga diartikan sebagai jasa seorang pemimpin atau orang tua harus dijunjung tinggi sedangkan kesalahannya harus ditutupi.
Pepatah tersebut seringkali digunakan untuk memberikan nasihat bagi seorang anak (atau dalam situasi tertentu adalah murid) untuk dapat menjunjung tinggi kehormatan dan memuliakan orang tuanya (atau diartikan sebagai guru) setinggi-tingginya serta sebisa mungkin untuk memaafkan dan memendam dalam-dalam segala aib atau kesalahan orang tua, maupun orang yang lebih tua.
Sementara mendhem jero artinya segala kekurangan orang tua maupun orang lain tidak perlu ditonjolkan apalagi ditiru. Kekurangan tersebut harus dikubur dalam-dalam supaya tidak kelihatan.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa seyogyanya anak mengubur aib orang tua. Bukannya malah membeberkan ke mana-mana. Jika demikian, dapat disebut perbuatan anak durhaka.
Sementara dalam konteks pemimpin, seringkalu terjadi pemimpin menjelek-jelekkan kesalahan pemimpin terdahulu dan mengabaikan segala jasa dan kebaikannya.
Demikian ulasan mengenai arti pepatah Mikul Duwur Mendem Jero. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Kapan Hasil Pemilu Diumumkan? Simak Tahapan Pemilu 2024 Berikut Ini!