Sejarah Kemunculan Istilah Silent Majority
Warren Harding pertama kali menggunakan istilah silent majority secara politis pada tahun 1919 dalam kampanyenya.
Kemudian, pada tahun 1960-an, istilah ini kembali mencuat dan mendapatkan perhatian setelah digunakan oleh Richard Nixon dalam pidatonya yang ditayangkan di televisi.
Nixon menggunakan istilah silent majority sebagai strategi untuk memobilisasi pemilih yang mungkin ragu untuk memberikan dukungan karena ketidakpuasan terhadap pemilihan.
Dalam pidatonya pada tahun 1969, Nixon menggunakan istilah ini untuk menarik simpati pemilih yang mendukungnya.
Hingga saat ini, istilah silent majority sudah menjadi familiar dalam ranah politik dan pemilihan umum, digunakan secara luas di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Contoh Silent Majority dalam Pemilu
Contoh konkrit dari konsep silent majority dalam pemilihan umum berkaitan dengan sekelompok masyarakat besar yang secara tertutup menyatakan dukungannya terhadap salah satu pasangan calon (paslon).
Baca Juga: Cegah Penyalahgunaan, 1.106 Surat Suara Lebih Atau Rusak Dimusnahkan
Kelompok silent majority ini cenderung memilih untuk menjaga pendapat mereka dengan rapat, mungkin karena alasan-alasan tertentu.