Renungan:
Tahun Yobel adalah salah satu perayaan yang dilakukan dalam tradisi Yahudi. Perayaan keagamaan ini dirayakan sekali setiap lima puluh tahun. Ada yang menyatakan bahwa perayaan tahun Yobel dirayakan untuk mengingat kembali tentang praktik penghapusan hutang di Babel. Ada juga yang menghubungkan tahun Yobel itu sebagai tradisi pembebasan budak yang pernah terjadi di Mesopotamia. Namun, bacaan firman Tuhan hari ini menunjukkan bahwa inti dari peraturan tahun Yobel adalah kepedulian terhadap sesama yang menderita.
Allah yang kita sembah adalah Allah yang mengasihi semua orang tanpa membeda-bedakan. Melalui perayaan Yobel ini Allah kembali mengingatkan umat-Nya agar tidak memperbudak atau menindas sesamanya. Allah juga meminta umat-Nya untuk mengingat siapa dirinya ketika ditindas sebagai budak di Mesir, namun yang kemudian telah dibebaskan-Nya. Allah menghendaki agar umat-Nya tidak menindas sesamanya, sebaliknya dalam kelebihan, mereka selayaknya menopang dan menyokong agar ia dapat hidup di antara mereka.
Sebagai milik Allah yang hidup di masa kini, kita pun diingatkan untuk tetap mempraktikkan prinsip tahun Yobel dalam hubungan kita dengan sesama. Kita dapat mewujudkan prinsip ini dalam bentuk perhatian, pertolongan, pembelaan, dan perlindungan terhadap seseorang yang mengalami penindasan atau perlakuan tidak adil. Sikap tidak peduli, apatis, pembiaran atas penderitaan sesama tidak ubahnya bahwa kita sedang "menindas" sesama kita dengan tindakan abai kita.
Demikian renungan harian Kristen hari ini, 16 Februari 2024 dirangkum dari Alkitab Mobile SABDA.
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.