Sonora.ID - Artikel kali ini akan membahas lengkap terkait 3 contoh Puisi Diafan yang sudah lengkap dengan pengertiannya.
Puisi dapat didefinisikan sebagai jenis karya sastra yang terikat oleh irama, iram, dan susunan bait serta larik.
Ada tiga jenis macam puisi yang dapat dipelajari oleh, yaitu puisi diafan, puisi gelap, dan puisi prismatis.
Untuk itu, kamu dapat menyimak pembahasan tentang Puisi Diafan berikut ini agar lebih memahami jenis puisi tersebut.
Baca Juga: 30 Contoh Soal Puisi Pilihan Ganda, Lengkap dengan Jawabannya!
Puisi Diafan
Berdasarkan jurnal 'Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Video Critic" (2018) karya Dariyanti, puisi diafan diartikan sebagai puisi dengan kata terbuka yang tidak mengandung lambang atau kiasan tertentu.
Puisi ini menggunakan bahasa sehari-hari, sehingga sangat mudah untuk dipahami karena tidak ada lambang atau kiasan yang muncul dalam karya sastra tersebut.
Berikut adalah tiga contoh puisi diafan yang dapat kamu simak agar pemahaman kamu lebih lengkap lagi.
Rumahku berwarna merah muda
Rumahku begitu indah dan megah
Di sekitar rumahku terlihat kebun kecil yang cantik menggoda
Beragam tanaman terlihat menghiasi sekelilingnya
Namun sayangnya, Rumahku berada tepat di bahu jalan
Setiap waktu suara bising kendaraan terdengar
Begitu mengganggu pendengaran
Tidak dapat tidur dengan tenang
Jam di dinding menunjukkan pukul sebelas siang
Ketika engkau datang dengan kantong belanjaan
Bermerek toko sepatu terkenal
Kau meminta maaf karena sudah datang terlambat
Katamu kau punya urusan penting yang tidak bisa ditunda.
Aku melihat merek di kantong belanjaanmu
Dan tahu, bahwa membeli sepatu lebih penting dari pada aku
Aku duduk di kedai kopi ini sejak pukul sembilan
Sejak semalam berpikir tentang kau dan aku
Aku teman sejak masa kecilmu
Kau teman sepermainanku
Dulu kita sering bermain bersama
Sepanjang hari mengerjakan apa saja
Tapi sekarang semua berbeda
Baca Juga: 10 Puisi Bahasa Inggris untuk Anak Sekolah Beserta Terjemahan
Kau mulai berubah
Lebih suka membicarakan hal-hal yang dulu tidak pernah ada
Seperti, seberapa mahal harga pakaianmu
Seberapa mahal merek jam tanganmu
Seberapa murah harga sandal jepitku
Aku tidak tahu
Apakah aku masih sahabatmu
Tapi yang jelas,
Di kedai kopi ini aku tahu,
Pertemuan kita tidak lebih penting dari sepatumu.
Aku adalah sungai
Yang mengalir dari gunung ke lautan luas
Airku yang jernih
Berasal dari mata air nun jauh di gunung
Di sepanjang perjalanan
Ku ditemani oleh ikan-ikan
Oleh beragam hewan
Yang melepaskan dahaga dengan airku
Airku yang jernih dan segar
Namun
Sesampai di kota
Manusia memberiku sampah
Air Jernihku menjadi cokelat, kotor dan bau
Airku yang jernih tercemar sudah
Teman-temanku, ikan-ikan turut menderita
Semua karena ulah manusia
Adakah yang patut kuperbuat?
Adakah yang dapat kau perbuat kawan?
Agar airku jernih dan segar kembali
Tolonglah aku
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.