Sonora.ID - Artikel kali ini akan membahas lengkap terkait 5 contoh puisi prismatis yang sudah lengkap dengan pengertiannya.
Puisi menjadi salah satu karya sastra yang digunakan oleh para penyair untuk menyampaikan perasaan atau pemikiran terkait suatu hal.
Ada banyak sekali jenis puisi dalam Bahasa Indonesia, salah satunya adalah Puisi Prismatis yang termasuk ke dalam jenis puisi baru.
Berdasarkan buku Sastrawan Angkatan 45 karya Agus Maryoto (2020:9), puisi prismatis didefinisikan sebagai puisi yang bersifat membias dan tidak langsung berbicara kepada pembaca.
Intepretasi puisi ini dilakukan dengan memahami lambang, perbandingan, atau motif-motif yang digunakan dalam puisi tersebut.
Baca Juga: 3 Contoh Puisi Diafan, Lengkap dengan Pengertiannya
Ciri-ciri dari puisi ini sendiri dapat kamu kenali sebagai berikut ini:
Agar kamu lebih memahami terkait jenis puisi ini, kamu dapat menyimak 5 contoh Puisi Prismatis berikut ini.
1. Sajak Putih
Beribu saat dalam kenangan
Surut perlahan
Kita dengarkan bumi menrima tanpa mengaduh
Sewaktu etik pun jauh
Kita dengar bumi yang tua dalam setia
Kasih tanpa suara
Sewaktu bayang-bayang kita memanjang
Mengaburkan batas ruang
Kita pun bisu tersekat dalam pesona
Sewaktu ia pun memanggil-manggil
Sewaktu kata membuat kita begitu terpencil
Di luar cuaca
2. Laju Aksara Timah
Karya Dian Chandra
Abad ke tujuh
Patung timah menyeru
Sang datuk keliru
Terburu menyumpah lanun
Dalam perut bumi
Aku mengais jejak timah
Begitu suruhmu
Hingga buntung kakiku
Dunia terus beradu
Tak tahu malu
Mengayak butir timah
Sendiri dalam kilah buru
AC hidup memberi sejuk
Ia duduk mengatur
Matahari merajuk
Kami tak tahu mundur
Baca Juga: 30 Contoh Soal Puisi Pilihan Ganda, Lengkap dengan Jawabannya!
3. Tanah Air Mata
Oleh: Sutardji Calzoum Bachri
Tanah air mata tanah tumpah dukaku
Mata air airmata kami
Airmata tanah air kami
Di sinilah kami berdiri
Menyanyikan airmata kami
Di balik gembur subur tanahmu
Kami simpan perih kami
Di balik etalase megah gedung-gedungmu
Kami coba sembunyikan derita kami
Kami coba simpan nestapa
Kami coba kuburkan duka lara
Tapi perih tak bisa sembunyi
Ia merebak kemana-mana
Bumi memang tak sebatas pandang
Dan udara luas menunggu
Namun kalian takkan bisa menyingkir
Ke manapun melangkah
Kalian pijak airmata kami
Ke manapun terbang
Kalian kan hinggap di air mata kami
Ke manapun berlayar
Kalian arungi airmata kami
Kalian sudah terkepung
Takkan bisa mengelak
Takkan bisa ke mana pergi
Menyerahlah pada kedalaman air mata.
4. Kemerdekaan
Kemerdekaan adalah anugerah yang mengalir dalam darah
Jiwa merdeka terbang bebas di angkasa biru
Bendera berkibar, simbol kebesaran dalam haru
Sejarah menorehkan perjuangan, cinta yang tulus
5. Puisi Hitam
Oleh: D. Zawawi Imron
Di punggung tanah kelam
Angin terbang membedah Lembah
Membawa getir lahang berlaru darah
Pupuslah mayang
Bunyi saronen
Suara sedih penghuni
Jalan melas jalan ke kota
Putus di tengah
Langit luas melingkung dunia
Terengah
Sejumlah warna merebah ke bawah tanah
Dan tanah lekah
Menganga
Ada nyawa-nyawa yang dipanggilnya
Kemerdekaan milik siapa?
Milik sebagian atau semua?
Bila warna nurani luntur
Bintang-bintang pun segera gugur
Orang di dusun tinggal bertanya
Kapan kiamat tiba?
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.