Sonora.ID – Cundamani adalah salah satu bahasa gaul yang sedang trending. Lantas, apa arti cundamani sebenarnya?
Kata-kata ini viral di TikTok belakangan ini, kata ini juga kerap dijumpai di berbagai media sosial lainnya seperti Instagram, Facebook dan juga Twitter.
Cundamani juga menjadi salah satu judul lagu milik penyanyi Denny Caknan. Ia mempersembahkan lagu tersebut untuk sang kekasih yang kini telah menjadi istrinya, Bella Bonita.
Cundamani ini melambangkan orang yang trampil, ulet, dan kompeten serta orang yang lembut hati dan murah hati dalam urusan uang.
Baca Juga: Apa Arti 'Self Reward'? Semua Bisa Jadi Self Reward asal Membuatmu Bahagia!
Arti Cundamani dalam bahasa Sansekerta
Ternyata Cundamani ini berasal dari bahasa Sansekerta.
Dalam bahasa Sansekerta, cundamani artinya permata terbaik yang dimiliki oleh seseorang.
Permata ini merujuk pada sosok perempuan yang amat dicintai oleh pasangannya.
Arti Cundamani dalam bahasa Jawa juga bisa merujuk pada makna lain.
Arti Cundamani dalam bahasa Jawa
Mengutip buku Psikologi Raos dalam Wayang karya Prof. Dr. Suwardi (2017), pada zaman dahulu, cundamani diartikan sebagai benda pusaka.
Cundamani adalah sesuatu hal yang bisa mewujudkan harapan dan cita-cita.
Di sisi lain, cundamani juga diartikan sebagai intisari segala perbuatan baik yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang mulia.
Istilah ini berasal dari kata “Chunduk” yang artinya cocok, tunggal, dan membaur, serta “manik” yang berarti rasa.
Namun, istilah tersebut kurang populer di kalangan masyarakat umum.
Baca Juga: Arti ‘Mikul Duwur Mendem Jero’, Pepatah yang Disebut Prabowo dalam Pidato Kemenangan
Lirik Cundamani – Denny Caknan
Saben wayah wengi
Mikirno isi ati
Opo tenano tresno iki
Dadi siji
Mantep anggonku mikir
Ra ono sitik kuatir
Cerito iki
Bakal apik ke ukir
Yakin-yakin no
Yakin aku tenanan
Sumpah ing janji
Iluhku netes tenan
Kurang-kurange
Kurangku sepurane
Cen anane ngene
Sayang..
Titip rogoku
Titip roso tresnaku
Seneng iki mung koe seng ngerti
Dadio konco ceritaku
Sepanjang uripku
Lintang..
Suwon ngancani
Suwon sampun nyekseni
Padangi dalan seng tak lewati
Cidro ne ati
Gusti pun ngrampungi
Kurang-kurange
Kurangku sepurane
Cen anane ngene