Sonora.ID - Simak contoh kritik dan esai yang dapat menjadi panduan belajar siswa.
Kritik dan Esai merupakan materi Bahasa Indonesia kelas 12. Dalam materi ini, siswa akan mempelajari pengertian, perbandingan, struktur, ciri-ciri, kaidah, serta penulisan kritik dan esai.
Berdasarkan Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia dari Kemdikbud.go.id, kritik adalah suatu ungkapan atau tanggapan mengenai baik buruknya suatu tindakan yang akan atau sudah dibuat, sedangkan esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu yang coba dinilainya.
Untuk memahami materi pembelajaran ini, siswa dapat membaca contoh kritik dan esai beserta struktur penulisannya.
Struktur Kritik
1. Evaluasi: berisi pernyataan umum mengenai suatu yang akan disampaikan.
2. Deskripsi Teks: bagian isi teks tanggapan kritis, memuat informasi tentang data-data dan pendapat-pendapat yang mendukung pernyataan atau melemahkan pernyataan.
3. Penegasan Ulang: bagian terakhir teks, berisi penegasan ulang mengenai suatu yang sudah dilakukan atau diputuskan.
Baca Juga: 13 Soal Kritik dan Esai Bahasa Indonesia kelas 12 dan Kunci Jawaban
Struktur Esai
1. Pendahuluan: struktur awal pembangun kerangka dari esai. Pendahuluan biasanya akan mengungkapkan secara sekilas topik atau tema yang akan diangkat pada keseluruhan esai.
2. Bagian isi: Bagian ini merupakan bagian inti dari struktur pembangun esai. Pada bagian ini, topik atau tema yang telah dipilih sebelumnya akan dibahas dan dijelaskan secara lebih rinci dan mendetail
3. Penutup atau Kesimpulan: Seperti namanya, bagian penutup merupakan bagian terakhir dalam menyusun sebuah esai.
Contoh kritik dan esai
1. Kritik
Kebangkitan Tradisi Sastra Kaum Bersarung
Penulis: Purwana Adi Saputra
Selama ini, entah karena dinafikan atau justru karena menafikan fungsinya sendiri, kaum pesantren seolah tersisih dari pergulatan sastra yang penuh gerak, dinamika, juga anomali. Bahkan, di tengah-tengah gelanggang sastra lahir mereka yang menganggap bahwa kaum santrilah yang mematikan sastra dari budaya bangsa. Di setiap pesantren, kedangkalan pandangan membuat mereka menarik kesimpulan picik bahwa santri itu hanya percaya pada dogma dan jumud.
Mereka melihat tradisi hafalan yang sebenarnya merupakan tradisi Arab yang disinkretisasikan sebagai bagian dari budaya belajarnya, telah membuat kaum bersarung ini kehilangan daya khayal dari dalam dirinya. Dengan kapasitasnya sebagai sosok yang paling berpengaruh bagi transfusi budaya bangsa ini, dengan seenaknya ditarik hipotesis bahwa pesantrenlah musuh pembudayaan sastra yang sebenarnya. Kaum bersarung adalah kaum intelektualis yang memarjinalkan sisi imaji dari alam pikirnya sendiri. Pesantren adalah tempat yang pas buat mematikan khayal. Pesantren adalah institut tempat para kiai dengan santri.
Baca Juga: 5 Contoh Teks Negosiasi 2 Orang Berbagai Situasi Beserta Strukturnya
2. Esai
Perda Kesenian dan Rumah Hantu
Oleh: Teguh W. Sastro
Beberapa waktu lalu Dewan Kesenian Surabaya (DKS) melontarkan keinginan agar Pemkot Surabaya memiliki Perda (Peraturan Daerah) Kesenian. Namanya juga peraturan, dibuat pasti untuk mengatur. Tetapi peraturan belum tentu tidak ada jeleknya. Tetap ada jeleknya. Misalnya, jika peraturan itu justru potensial destruktif.
Contohnya jika dilahirkan secara prematur. Selain itu, seniman kan banyak ragamnya. Ada yang pinter (pandai) dan ada juga yang keminter (sok tahu). Oleh karenanya, pertentangan di antara mereka pun akan meruncing, misalnya, soal siapa yang paling berhak mengusulkan dan kemudian memasukkan pasal-pasal ke dalam rancangan Perda itu. Sejauhmana keterlibatan seniman di dalam proses pembuatan Perda itu, dan seterusnya.
Itu hanya salah satu contoh persoalan yang potensial muncul pada proses pembuatan Perda itu, belum sampai pada tataran pelaksanaannya. Hal ini bukannya menganggap bahwa adanya peraturan itu tidak baik, terutama menyangkut Perda Kesenian di Surabaya. Menyangkut sarana dan prasarana, misalnya, bolehlah dianggap tidak ada persoalan yang signifikan di Surabaya. Akan tetapi, bagaimana halnya jika menyangkut mental dan visi para seniman dan birokrat kesenian sendiri?
Demikian contoh kritik dan esai yang dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kemdikbud.go.id.
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.