Nasib Pilu Warga Banjarmasin Menahan Sakit, Nyaris Akhiri Hidup!

21 Februari 2024 12:00 WIB
Rosi di kediamannya
Rosi di kediamannya ( Smart FM Banjarmasin/Juma)

"Ia baru pulang kalau sudah mendapatkan upah. Terakhir pulang, sepekan yang lalu," tuturnya.

Bila suaminya tidak bisa pulang, biasanya uang hanya dikirimkan.

"Terkadang Rp200 ribu, Rp300 ribu, atau Rp500 ribu bila penghasilan sedang banyak," jelasnya. 

Melihat kondisinya, suaminya pernah bercerita untuk berhenti kerja saja agar bisa merawatnya di rumah. Namun, Rosi melarangnya.

"Tidak saya izinkan. Bila ia tidak bekerja, siapa lagi yang akan cari nafkah," ucapnya.

Anak pertama laki-laki Rosi yang berusia 13 tahun pun kini mau sekolah lagi, karena ingin menjaga dirinya.

“Berhenti saat naik kelas V di SDN Murung Raya 1 Banjarmasin. Rapornya masih ada,” tuturnya. 

Baca Juga: Kendalikan Inflasi, Pasar Murah di Balai Kota Diserbu Warga

Sedangkan anak kedua, perempuan yang kini berusia 6 tahun punya keinginan besar untuk sekolah.

Namun, terbentur ketiadaan biaya, lantaran kondisi keuangan keluarga yang tidak memadai.

"Karena kalau mau sekolah, tentu perlu seragam, buku dan lain sebagainya," ucapnya.

Sementara penghasilan sang suami, hanya cukup menutup biaya sewa bedakan, makan sehari-hari, dan menebus obat-obatan penahan nyeri yang nyaris dikonsumsi Rosi setiap hari itu. 

"Rasanya sudah tidak terhitung lagi berapa banyak saya mengkonsumsi obat. Mungkin ribuan butir," ungkapnya.

"Saya tidak punya kemampuan. Untuk makan sehari-hari saja sulit. Kalau ada dana, yang paling saya inginkan itu untuk mengobati daging yang tumbuh itu," sambungnya.

Saking putus asanya, bahkan suatu ketika, Rosi mengaku pernah beberapa kali berpikir untuk coba mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

"Tapi karena ingat anak, niat itu saya urungkan," tuturnya. 

Apakah Rosi pernah mendapatkan bantuan dari Pemko Banjarmasin?

Dia mengaku terdaftar sebagai salah satu warga penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Dinas Sosial (Dinsos) Banjarmasin.

Namun, menurutnya itu jauh dari cukup. Apalagi ketika PKH baru bisa didapatkan per dua bulan sekali.

Dikonfirmasi perihal keadaan Rosi, Kepala Dinas Sosial Banjarmasin, Dolly Syahbana meminta agar data yang bersangkutan dilaporkan langsung kepadanya.

Khususnya, tentang apa saja yang sekiranya dibutuhkan. Ia berjanji, timnya bakal menyambangi Rosi, dan bakal mengupayakan bantuan. 

"Termasuk obat-obatan yang diperlukan dan lain sebagainya," tutupnya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
Nasib malang dialami Rosi, Perempuan 44 tahun yang tinggal di sebuah bedakan seluas 3x3 meter.