2 Contoh Artikel Opini Lengkap dengan Tahapan Penulisannya

28 Februari 2024 12:50 WIB
Ilustrasi contoh artikel opini
Ilustrasi contoh artikel opini ( freepik.com)

Perbaikan tata kelola guru harus dimulai dari hulunya, yaitu lembaga pendidikan pencetak guru yang kita kenal dengan Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK). Penghapusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan perubahan status Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) menjadi universitas sebaiknya menjadi bahan kajian, apakah berhasil menaikkan mutu guru dan memperbaiki tata kelola guru ataukah tidak?

Sejauh ini, penulis belum pernah membaca kajian penelitian yang menyimpulkan bahwa dengan tidak adanya secara spesifik sekolah khusus pencetak guru, menjadikan tata kelola guru lebih baik atau malah sebaliknya.

Pemerintah sudah saatnya merevitalisasi LPTK. Pembatasan izin pendirian LPTK baru dan mengevaluasi LPTK yang sudah ada penting dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Selain itu, pendataan terhadap keberadaan dan kebutuhan guru harus dilakukan agar supply dan demand guru terjaga.

Perekrutan dosen-dosen yang berkualitas dengan jaminan kesejahteraan memadai dan peningkatan kompetensi secara berkelanjutan tentu sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan kualitas lembaga pendidikan pencetak guru. Dengan regulasi saat ini, semua sarjana dari berbagai disiplin ilmu dapat menjadi guru asalkan mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG). Hal ini menjadi dapat dimaknai ”ancaman” ataukah peluang dan tantangan bagi LPTK untuk melakukan pembenahan diri.

Perbaikan sistem dalam PPG juga perlu dilakukan dengan melibatkan banyak praktisi dari organisasi profesi guru atau asosiasi guru yang bernaung di dalam organisasi guru tersebut. Dengan melibatkan banyak praktisi guru dalam PPG, akan memberikan nuansa pengalaman lapangan yang kental karena para guru sebagai praktisi telah memiliki bekal pengalaman yang banyak untuk ditularkan kepada para mahasiswa PPG. Hal ini lebih bermakna mendalam bagi para mahasiswa PPG sebagai bekal penting saat terjun di lapangan.

Peran organisasi profesi guru

Menghadapi perubahan dan tantangan yang semakin kompleks dalam dunia pendidikan, peran organisasi profesi guru tidak dapat dikesampingkan. Organisasi profesi guru memiliki potensi yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memastikan guru menjadi motor perubahan yang penting dalam sistem pendidikan.

Organisasi profesi guru seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang usianya setara dengan Republik Indonesia tentu memiliki rekam jejak yang panjang dalam dunia pendidikan nasional. Organisasi profesi guru memiliki tanggung jawab membantu pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru dan pendidikan.

Dalam hal penyiapan calon guru dan guru dalam jabatan, peran organisasi profesi guru sangat penting dalam menetapkan standar profesi, kurikulum PPG, dan memastikan pendidikan profesi guru siap menghadapi tantangan dunia pendidikan yang kian kompleks di era VUCA (volatile, uncertainty, complexity, dan ambiguity).

Pelibatan peran organisasi profesi guru seperti PGRI dalam PPG sangat vital salah satunya untuk memonitor dan memastikan bahwa LPTK sebagai lembaga penyelenggara PPG memiliki kurikulum yang relevan, tenaga pendidik berkualitas, dan fasilitas pendukung yang memadai.

Selain berperan mengembangkan standar profesi yang menjadi acuan dalam PPG, seharusnya organisasi profesi guru turut dilibatkan dalam perumusan kurikulum, pedoman praktik pengajaran, dan kode etik yang harus diinternalisasi mendalam oleh para guru dan calon guru. Dengan pelibatan secara mendalam dari organisasi profesi guru dalam proses penyiapan calon guru, mereka akan menerima pendidikan yang sesuai dengan tuntutan profesi guru yang sebenarnya.

Organisasi profesi guru juga memainkan peran penting dalam memberikan kesempatan kepada semua guru untuk mengembangkan diri. Dengan berbagai seminar, bimbingan teknik, dan lokakarya yang diadakan organisasi profesi, para guru dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi mereka secara berkelanjutan sehingga ilmu dan wawasannya selalu update.

Peran organisasi profesi guru sebagai wadah berorganisasi para guru dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan memberikan rasa aman serta perlindungan hukum. Organisasi profesi guru menjadi tempat para guru berkolaborasi, bersatu, berbagi pengalaman, mengeluarkan pendapat, dan menyalurkan aspirasi untuk menjawab berbagai isu pendidikan yang sangat penting. Organisasi profesi guru seperti PGRI menjadi sandaran utama para guru dalam menghadapi berbagai kasus hukum yang dialami mereka ketika menjalankan tugasnya.

Kerja sama yang dikembangkan organisasi profesi dengan beragam pemangku kepentingan untuk meningkatkan kompetensi, perlindungan hukum, dan peningkatan kesejahteraan guru akan membantu guru melaksanakan tugasnya yang mahaberat dalam mempersiapkan generasi muda bangsa untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.

Investasi pada guru merupakan investasi jangka panjang yang sangat penting dan vital dalam peningkatan kualitas pendidikan dibandingkan investasi pada sarana prasarana semata. Investasi pada guru akan berdampak besar dalam pembangunan sumber daya manusia karena melalui pendidikan yang berkualitas akan terbangun generasi masa depan yang unggul dan mampu berdaya saing.

Jangan menimbang untung dan rugi dalam berinvestasi pada guru di dunia pendidikan karena perannya yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Tanpa guru yang berkualitas, pendidikan bermutu hanyalah impian.

Catur Nurrochman Oktavian, Bendahara PB PGRI; Wakil Ketua Dewan Eksekutif APKS PGRI

Baca Juga: 3 Contoh Teks Tanggapan Karya Sastra Beserta Pengertian dan Struktur

2. Contoh Artikel Opini tentang Ilmu Pengetahuan

Ilmu dan Sains

Pernyataan Liek Wilardjo beberapa waktu lalu di koran ini—”… sejatinya ilmu pengetahuan itu salah, sebab ilmu (science) itu lebih khusus/spesifik daripada pengetahuan (knowledge)”—membuat kita berpikir untuk menelusuri kemunculan lema ilmu dan sains dalam kamus-kamus. Di Kamus Umum Bahasa Indonesia (1952) garapan WJS Poerwadarminta, lema ilmu kita temukan dengan penjelasan setengah halaman lebih.

Keterangan mendasar adalah: ”Pengetahuan atau kepandaian (baik tt segala sesuatu jg masuk djenis kebatinan maupun jg berkenaan dng keadaan alam dsb)”. Keterangan selanjutnya adalah penjelasan dari sekian sublema, seperti ilmu achirat, ilmu agama, ilmu alam, ilmu ukur, dan ilmu djiwa.

Sementara lema sains tidak kita temukan. Kenyataan itu menjadikan dugaan: kata sains terlambat hadir di Indonesia. Dalam sejarah, science (sains) menjadi kata penentu ”ilmuwan” di Eropa. Pada 1840, William Whewel, ahli sejarah dan filsafat dari Cambridge, memunculkan scientist (saintis) untuk membagi profesi keilmuan secara spesifik.

Pada 1996, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (kini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa/Badan Bahasa) menerbitkan buku Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia. Di buku itu kita dapat mengerti bahwa kata ilmu berasal dari serapan bahasa Arab, ’ilmu, sementara sains berasal dari serapan bahasa Inggris, science.

Uraian Henry Margenau dan David Bergamini dalam buku The Scientist (1964) penting dijadikan pertimbangan. Mereka menulis: ”Yang terutama membedakan ilmu dari pengetahuan lain ialah metode yang menciptakannya. Metode itu disebut ilmiah dan merupakan perluasan dari akal sehat dan sikap skeptis secara sistematis”.

Baca Juga: Contoh Kata Pengantar Skripsi yang Baik dan Benar Beserta Strukturnya

Sains = ilmu alam?

Kita agak kerepotan tatkala menyimak makna dua lema itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mutakhir. Lema ilmu termaknai pada tiga keterangan dengan berpangkal pada pengetahuan. Salah satunya, ”pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu”.

Sementara lema sains terdiri atas tiga keterangan. Salah satunya, ”pengetahuan sistematis tentang alam dan dunia fisik, termasuk di dalamnya, botani, fisika, kimia, geologi, zoologi, dan sebagainya; ilmu pengetahuan alam”. Pengertian itu menimbulkan tanya.

Dengan mengikuti buku terjemahan garapan Richard Dawkins, Stephen Hawking, Jim al-Khalili, hingga Carl Sagan, itulah sebabnya kalangan pembaca mudah menyebutnya dengan ”sains populer”. Agaknya, dalam perkembangan bahasa di publik, sains diperkuat KBBI dimaknai hanya mencakup ilmu-ilmu kealaman.

Saya teringat esai Andi Hakim Nasoetion (1932-2002), ”Beberapa Catatan: Ilmu dan Science Serta Eksakta dan Non Eksakta” (Mahasiswa Indonesia, 4/2/1968). Ia memberi penegasan: ”Science bukan hanya mencakup ’ilmu pengetahuan alam’. Setiap pengetahuan yang memasuki taraf kuantitatif berubah menjadi suatu science.”

Baiknya kita mengusulkan penjelasan ulang terhadap KBBI pada dua hal. Pertama, membedakan antara ilmu (science) dengan pengetahuan (knowledge). Kedua, arti sains tidak dimaknai sempit pada ilmu alam—dengan pengadaan sublema: sains alam dan sains sosial.

Joko Priyono, Fisikawan Partikelir dan Budayawan

Demikian 2 contoh artikel opini lengkap dengan tahapan penulisannya yang dapat menjadi acuan.

Baca Juga: Contoh Saran dalam Makalah dan Skripsi Beserta Cara Membuatnya

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm