Sonora.ID - Dalam artikel ini kita akan belajar mengenai perbedaan puisi diafan dan prismatis lengkap dengan contohnya.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan puisi diafan dan prismatis itu? Puisi diafan merupakan puisi yang kurang sekali menggunakan pengimajian, kata konkret, dan bahasa figuratif.
Puisi diafan atau puisi transparan mudah dilihat artinya dan mudah dipahami isinya.
Hal ini karena hampir semua kata-katanya terbuka atau tidak banyak menggunakan kiasan-kiasan sehingga pesan yang dimaksud oleh penyair lekat dengan kata-kata yang dipilihnya.
Sementara itu, puisi prismatis merupakan jenis puisi yang sangat mengandalkan pemakaian kata-kata dalam bentuk perlambangan atau kiasan.
Kata-kata dalam puisi prismatis sering mempunyai kemungkinan makna lebih dari satu, bahkan terkadang menunjuk pada pengertian yang bersifat konotatif.
Lantas apa saja perbedaan puisi diafan dan prismatis itu? Berikut ini paparannya yang kami kutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: Ciri-Ciri dan Elemen Puisi Rakyat, Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP
Perbedaan Puisi Diafan dan Prismatis
Puisi Diafan
Puisi Prismatis
Contoh Puisi Diafan dan Prismatis
Contoh Puisi Diafan
Pada Sebuah Kedai Kopi
Karya: Maya Lestari Gf.
Jam di dinding menunjukkan pukul sebelas siang
Ketika engkau datang dengan kantong belanjaan
Bermerek toko sepatu terkenal
Kau meminta maaf karena sudah datang terlambat
Katamu kau punya urusan penting yang tidak bisa ditunda.
Aku melihat merek di kantong belanjaanmu
Dan tahu, bahwa membeli sepatu lebih penting dari pada aku
Aku duduk di kedai kopi ini sejak pukul sembilan
Sejak semalam berpikir tentang kau dan aku
Aku teman sejak masa kecilmu
Kau teman sepermainanku
Dulu kita sering bermain bersama
Sepanjang hari mengerjakan apa saja
Tapi sekarang semua berbeda
Kau mulai berubah
Lebih suka membicarakan hal-hal yang dulu tidak pernah ada
Seperti, seberapa mahal harga pakaianmu
Seberapa mahal merek jam tanganmu
Seberapa murah harga sandal jepitku
Aku tidak tahu,
Apakah aku masih sahabatmu
Tapi yang jelas,
Di kedai kopi ini aku tahu,
Pertemuan kita tidak lebih penting dari sepatumu
Contoh Puisi Prismatis
Kedai Kopi Pukul Sebelas Siang
Karya: Maya Lestari Gf.
Pukul sebelas siang kamu datang,
Senyum segan tersampir di wajahmu
Kantong belanjaan tertenteng di tanganmu
“Maaf aku terlambat,” ujarmu
Aku menatap kopiku yang sudah dingin sejak dua jam lalu
“Tak apa,” jawabku
Aku dan kopiku adalah karib, kami bersabar layaknya waktu
“Aku ada urusan penting,” ujarmu
Kau menaruh tas belanjaanmu sangat hati-hati, seperti seorang ayah menaruh anaknya di ayunan
Aku tahu isinya sepatu,
Mereknya tercetak di kantong belanjaanmu
Dan kotak sepatunya tersembul malu-malu
Aku memandang kopiku
Dua jam aku dan kopiku menunggu
Tak apa,
Aku dan kopiku adalah karib, kami bersabar layaknya waktu
Kau bertanya kenapa aku ingin bertemu
Benakku melayang ke masa lalu
Kau dan aku sama-sama bahagia bermain sepanjang waktu
Kau tak pernah bertanya kenapa aku memanggilmu
Aku pun tak pernah bertanya kenapa kau ingin bertemu
Saat itu, kau tahu,
Hatiku serupa baling-baling
Ikut ke mana pun kau pergi
Tapi kini baling-balingku mungkin sudah rusak
Tak bisa berputar ke arah anginmu berkesiur
Anginmu pun mungkin sudah berubah arah
Aku tidak mengenali lagi
Kau menunggu aku berbicara
Aku menunggu kau berkata-kata
Kopiku menunggu segala hal yang sia-sia
Kau tahu,
Aku dan kopiku seperti waktu
Bersabar menunggu apa pun berlalu
Demikianlah paparan mengenai perbedaan puisi diafan dan prismatis serta contohnya. Untuk artikel mengenai materi sekolah lainnya silakan klik tautan di bawah ini ya.
Baca Juga: Puisi Rakyat: Pengertian, Jenis, Ciri, Kebahasaan, serta Contohnya
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.