Perbedaan Puisi Diafan dan Prismatis Lengkap dengan Contohnya

28 Februari 2024 16:41 WIB
Perbedaan puisi diafan dan prismatis lengkap dengan contohnya.
Perbedaan puisi diafan dan prismatis lengkap dengan contohnya. ( Pixabay)

Sonora.ID - Dalam artikel ini kita akan belajar mengenai perbedaan puisi diafan dan prismatis lengkap dengan contohnya.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan puisi diafan dan prismatis itu? Puisi diafan merupakan puisi yang kurang sekali menggunakan pengimajian, kata konkret, dan bahasa figuratif.

Puisi diafan atau puisi transparan mudah dilihat artinya dan mudah dipahami isinya.

Hal ini karena hampir semua kata-katanya terbuka atau tidak banyak menggunakan kiasan-kiasan sehingga pesan yang dimaksud oleh penyair lekat dengan kata-kata yang dipilihnya.

Sementara itu, puisi prismatis merupakan jenis puisi yang sangat mengandalkan pemakaian kata-kata dalam bentuk perlambangan atau kiasan.

Kata-kata dalam puisi prismatis sering mempunyai kemungkinan makna lebih dari satu, bahkan terkadang menunjuk pada pengertian yang bersifat konotatif. 

Lantas apa saja perbedaan puisi diafan dan prismatis itu? Berikut ini paparannya yang kami kutip dari berbagai sumber.

Baca Juga: Ciri-Ciri dan Elemen Puisi Rakyat, Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP

Perbedaan Puisi Diafan dan Prismatis

Puisi Diafan

  • Diafan berarti jernih atau bening. Jadi, puisi diafan berarti puisi yang isinya mudah dipahami. Puisi ini juga sering disebut dengan puisi polos.
  • Kalimat-kalimatnya jelas dan umumnya merupakan kalimat yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
  • Umumnya, puisi diafan ditulis oleh orang dewasa dan diperuntukkan bagi anak-anak. 

Puisi Prismatis

  • Prismatis mempunyai makna cukup sulit dipahami.
  • Kalimat-kalimatnya mengandung majas dan perlu ditafsirkan agar dapat dipahami pesan-pesan yang ada di dalamnya.
  • Puisi prismatis biasanya ditulis oleh penyair yang handal dalam bidang ini dan puisi jenis ini diperuntukkan untuk remaja hingga kalangan orang tua.

Contoh Puisi Diafan dan Prismatis

Contoh Puisi Diafan

Pada Sebuah Kedai Kopi

Karya: Maya Lestari Gf.

Jam di dinding menunjukkan pukul sebelas siang

Ketika engkau datang dengan kantong belanjaan

Bermerek toko sepatu terkenal

Kau meminta maaf karena sudah datang terlambat

Katamu kau punya urusan penting yang tidak bisa ditunda.

Aku melihat merek di kantong belanjaanmu

Dan tahu, bahwa membeli sepatu lebih penting dari pada aku

Aku duduk di kedai kopi ini sejak pukul sembilan

Sejak semalam berpikir tentang kau dan aku

Aku teman sejak masa kecilmu

Kau teman sepermainanku

Dulu kita sering bermain bersama

Sepanjang hari mengerjakan apa saja

Tapi sekarang semua berbeda

Kau mulai berubah

Lebih suka membicarakan hal-hal yang dulu tidak pernah ada

Seperti, seberapa mahal harga pakaianmu

Seberapa mahal merek jam tanganmu

Seberapa murah harga sandal jepitku

Aku tidak tahu,

Apakah aku masih sahabatmu

Tapi yang jelas,

Di kedai kopi ini aku tahu,

Pertemuan kita tidak lebih penting dari sepatumu

Contoh Puisi Prismatis

Kedai Kopi Pukul Sebelas Siang

Karya: Maya Lestari Gf.

Pukul sebelas siang kamu datang,

Senyum segan tersampir di wajahmu

Kantong belanjaan tertenteng di tanganmu

“Maaf aku terlambat,” ujarmu

Aku menatap kopiku yang sudah dingin sejak dua jam lalu

“Tak apa,” jawabku

Aku dan kopiku adalah karib, kami bersabar layaknya waktu

“Aku ada urusan penting,” ujarmu

Kau menaruh tas belanjaanmu sangat hati-hati, seperti seorang ayah menaruh anaknya di ayunan

Aku tahu isinya sepatu,

Mereknya tercetak di kantong belanjaanmu

Dan kotak sepatunya tersembul malu-malu

Aku memandang kopiku

Dua jam aku dan kopiku menunggu

Tak apa,

Aku dan kopiku adalah karib, kami bersabar layaknya waktu

Kau bertanya kenapa aku ingin bertemu

Benakku melayang ke masa lalu

Kau dan aku sama-sama bahagia bermain sepanjang waktu

Kau tak pernah bertanya kenapa aku memanggilmu

Aku pun tak pernah bertanya kenapa kau ingin bertemu

Saat itu, kau tahu,

Hatiku serupa baling-baling

Ikut ke mana pun kau pergi

Tapi kini baling-balingku mungkin sudah rusak

Tak bisa berputar ke arah anginmu berkesiur

Anginmu pun mungkin sudah berubah arah

Aku tidak mengenali lagi

Kau menunggu aku berbicara

Aku menunggu kau berkata-kata

Kopiku menunggu segala hal yang sia-sia

Kau tahu,

Aku dan kopiku seperti waktu

Bersabar menunggu apa pun berlalu

Demikianlah paparan mengenai perbedaan puisi diafan dan prismatis serta contohnya. Untuk artikel mengenai materi sekolah lainnya silakan klik tautan di bawah ini ya.

Baca Juga: Puisi Rakyat: Pengertian, Jenis, Ciri, Kebahasaan, serta Contohnya

Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm