Wonogiri, Sonora.ID - Sego Berkat atau nasi berkat biasanya disajikan pada acara-acara khusus, seperti perayaan besar dalam sebuah keluarga.
Di Wonogiri biasanya sego berkat digunakan sebagai angsul-angsul atau oleh-oleh bagi para tamu undangan ketika menghadiri suatu acara hajatan.
Zaman dulu, sego berkat jadi menu istimewa rakyat, karena dulu jarang ada nasi putih.
Bukan seperti sego bancakan, sego berkat sejatinya berbeda meskipun sama-sama dibungkus dengan daun jati, yang membedakan adalah variasi lauk dalam sebungkus sego berkat.
Dalam satu bungkus sego berkat, biasanya berisi nasi dengan lauk semur daging sapi, bihun dan oseng-oseng lombok ijo. Sedangkan sego bancakan lauknya adalah urap.
Baca Juga: Maling Berhasil Bobol Kios Pasar Bung Karno Wonogiri Saat Mati Listrik
Namun seiring berjalannya waktu, saat ini tidak perlu harus ke acara hajatan terlebih dahulu untuk menikmati sego berkat. Sebab di Wonogiri, banyak warung yang menjual sego berkat sebagai menu andalan.
Misalnya di Rumah Makan Nila Kencana, warung makan yang berkonsep alam itu juga menyediakan sego berkat dengan harga Rp 20 ribu per bungkus. Tidak hanya itu, sekarang penjual nasi berkat sudah menjalar ke warung - warung kecil seperti angkringan. Makanan ini cocok sebagai hidangan sarapan, makan siang, maupun makan malam pun juga cocok.
Pemilik Rumah Makan Nila Kencana, Sugiyanto, mengatakan bahwa nasi berkat berbeda dengan nasi bancakan.
"Beda dengan nasi bancakan, kalau nasi berkat isinya daging sapi, bihun dan oseng lombok," ujarnya.
Dia mengatakan memang sego berkat biasanya muncul di acara-acara hajatan warga tak terkecuali hajatan yang besar, seperti resepsi pernikahan.
"Katanya dari kata berkah, sehingga ada keberkahannya. Itu adalah menu istimewa karena dulu jarang ada nasi putih," imbuh Sugiyanto.
Di warungnya, Sugiyanto menyediakan menu sego berkat setiap hari. Menurutnya, setiap hari ada saja orang yang mencari menu tersebut.
Padahal di warungnya itu yang menjadi menu utama adalah olahan ikan nila, mulai dari ikan bakar, ikan goreng, bothok ikan hingga pepes ikan.
"Yang mencari juga banyak. Sehari biasanya 50 porsi habis itu. Dari awal warung berdiri sudah ada menu tersebut," kata Sugiyanto.
Penulis : Ika Andriani
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News