Solo Masih Dijuluki Sebagai Kandang Banteng, ini Kata Pengamat UNS

5 Maret 2024 16:00 WIB
bendera PDIP
bendera PDIP ( kompas.com)

Solo, Sonora.ID – Kota Solo dijuluki sebagai kandang banteng atau kantong suara PDIP dalam Pemilu 2024 ini.

Meskipun pasangan Capres - Cawapres 03, Ganjar Pranowo - Mahfud MD dari PDIP kalah telak dalam quick count maupun real count sementara KPU RI di Kota Solo.

Karena perbedaan hasil yang sangat jauh, mereka tidak dapat mengungguli pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Pengamat Politik Psikologi UNS Solo, Abdul Hakim mengatakan bahwa hal ini terjadi karena watak politik warga Solo yang sudah terbentuk sejak puluhan tahun tidak dapat berubah seketika.

Dilema yang dialami warga Solo yakni antara mendukung capres yang didukung oleh Presiden Jokowi atau tetap dengan kesetiaan mereka kepada PDIP dengan mendukung pasangan Ganjar – Mahfud.

Baca Juga: Caleg PDIP DPRD Solo Cemas Tak Dilantik, Lantaran Ganjar-Mahfud Kalah

Meskipun dihadapkan dengan dilema, pilihan warga Solo untuk urusan Pileg dipengaruhi kultur politik yang telah terbentuk puluhan tahun.

"Nah yang saya baca dari warga Solo dan sekitarnya kemarin, itu mereka merasa dekat dengan Pak Jokowi dan merasa mendapatkan manfaat dari Pak Jokowi sehingga memilih capresnya yang didukung pak Jokowi," ucap Abdul Hakim. "Tapi di sisi lain untuk Pileg mereka tidak ada perasaan, mereka masih mempertahankan kultur politiknya, jadi masih memilih PDIP," tambahnya.

Dalam kajian yang pernah dilakukannya, Abdul Hakim menegaskan bahwa kultur politik warga Solo dan sekitarnya telah dipengaruhi oleh aliran politik sosialis dan nasionalis.

Sementara tokoh dalam sejarah perjalanan Indonesia kedua kultur itu dicerminkan pada sosok presiden pertama Indonesia, Sukarno. Hal inilah yang menjadi faktor kuat terpilihnya Soekarno dan keturunannya, seperti Puan Maharani dan juga anaknya, Pinka Haprani yang baru memulai karirnya di dunia politik dan langsung terpilih sebagai anggota DPR RI.

Hakim juga menjelaskan bahwa berdasarkan catatan sejarah, beberapa peristiwa politik di Kota Solo dapat menjadi bukti kuat mengapa partai politik dengan latar belakang sosialis nasionalis bisa berhasil dalam pemilu.

Baca Juga: Nekat Kejar Pelaku Begal Hp, Pemuda Terseret Sejauh 300 Meter di Solo

Menurutnya, karakter politik masyarakat Solo cenderung bersifat sosialis nasionalis, hal ini terjadi karena mereka telah mengalami sejarah politik yang melibatkan konflik dengan golongan bangsawan keraton, sehingga masyarakat Solo pun menjadi cenderung tidak menyukai orang-orang maupun partai yang mereka anggap mewakili golongan elit atau bagian dari status quo.

Permasalahan politik tersebut kemudian didukung oleh prinsip nasionalisme yang dipromosikan oleh bung Karno. 

Sebelum PNI menjadi kuat, PKI juga memiliki kekuatan di kota Solo karena memiliki watak sosialis nasionalis. Setelah era Orde Baru, partai yang dianggap sesuai dengan karakter dan juga aspirasi masyarakat Solo yaitu PDIP.

Partai ini menjadi kuat di Solo karena hubungannya dengan mantan presiden Soekarno. Menurut Hakim, penggunaan label “kendang banteng” bagi kota Solo dianggap mencerminkan karakter ideologis masyarakat.

Penulis: Zulfa Abdat

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm