“Ada namanya inovasi Kelurahan Zero Stunting. Ada lima kelurahan yang jadi lokus kita yang jumlah anak kasus stuntingnya sekitar 10 anak,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, Tabiun Huda. Ia menyebut, bahwa hal ini hanya imbauan, bukan kewajiban.
Namun yang jelas, hal ini adalah upaya jajarannya untuk mengatasi angka stunting di kota Banjarmasin.
“Bentuk kepedulian ASN. Yang mau silahkan, yang tidak mau silahkan. Ini hanya bentuk sosial,” tutupnya.
Diketahui, DPPKBPM Kota Banjarmasin menyebut, pada tahun 2023 ada sebanyak 1.200 lebih kasus stunting di Banjarmasin.
Sedangkan di tahun 2024, masih dilakukan pendataan secara total kasus stunting yang tersisa.
Kemudian, jika tahun sebelumnya Banjarmasin ada di angka 22,4 persen, maka di tahun 2024 diharapkan turun menyamai angka nasional di 14 persen.