Berdasarkan jumlah suara yang diperoleh, seharusnya calon tersebut dapat ditetapkan sebagai anggota DPRD Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh KPU.
Namun, isunya dari DPC PDI Perjuangan Sukoharjo, yang akan dilantik malah Jaka Triyatno dari Dapil II perwakilan Bulu
"Kami hanya berharap mbak Tiwi tetap dilantik sebagai anggota Dewan," ungkapnya.
Namun, pengurus DPC PDI Perjuangan tetap kukuh pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh DPC PDI Perjuangan Sukoharjo.
Menanggapi situasi tersebut, Joko Sutopo (Jekek) memberikan penjelasannya tentang peraturan internal partai yang tidak sama dengan peraturan yang ditetapkan oleh KPU.
Jekek bahkan meminta beberapa calon legislatif untuk menyampaikan testimoni terkait peraturan yang diterapkan oleh PDIP di Jawa Tengah, termasuk Sukoharjo.
Meskipun begitu, anggota PAC sudah mulai memanas karena penjelasan dari jekek belum mencapai kesimpulan yang jelas. Beberapa anggota PAC juga terlihat ikut serta dalam menyala pembicaraan Jekek.
"Beberapa kali sempat terdiam dan dilanjutkan kembali," ucapnya.
Baca Juga: Menjelang Pilkada, Berikut Nama-nama Calon Walikota Pengganti Gibran
Pada saat itu, massa merasa bahwa penjelasan dari Jekek kurang jelas dan tidak memberikan kepastian apakah Tiwi akan dilantik atau tidak.
Tentunya, hal tersebut semakin membuat anggota dari PAC semakin memanas. Mereka bahkan berteriak keras sambil memukul kursi.
"Teriakan-teriakan keras, kasar bersahutan dari luar, ada lemparan kursi juga terjadi di depan," kata Didik.
"Situasi semakin tidak kondusif saat tratak depan di Kantor PAC digoyang-goyang dan lampu di depan mati."
Setelah menyadari situasi tidak lagi kondusif, rapat konsolidasi akhirnya segera ditutup dan rombongan DPC beserta Jekek akhirnya meninggalkan kantor PAC dengan menerobos massa yang telah tersulut emosinya.
"Akhirnya rapat bubar dan tidak ada keputusan sama sekali,” ujarnya.
Untungnya, kericuhan tersebut tidak sampai menjurus pada tindakan yang anarkis. Sebagian massa ada yang masih tetap bertahan, dan ada juga yang meninggalkan kantor PAC dengan rasa kecewa.
Penulis : Kharissa Herawati