Sonora.ID - Simak kultum Ramadhan singkat 7 menit yang mengangkat beragam tema dan menarik untuk disimak.
Kultum merupakan abreviasi dari "kuliah tujuh menit". Pada dasarnya, kultum sama dengan khutbah yang disampaikan dalam waktu singkat.
Berbagai tema dapat diangkat dalam sebuah kultum. Oleh karena itu, dalam momen Ramadhan ini, kita dapat menyampaikan kultum dengan tema yang sesuai.
Kultum dapat disampaikan saat menunggu adzan Magrib atau saat pelaksanaan sholat Tarawih setelah sholat Isya.
Baca Juga: 40 Kata-Kata Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 2024
Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit
Di bawah ini beberapa kultum Ramadhan singkat yang bisa disampaikan dalam durasi 7 menit dirangkum dari NU Online dan Tribun News.
1. Menjadikan Puasa sebagai Peningkatan Takwa
Sebagaimana yang telah kita ketahui, tujuan utama disyariatkannya puasa di bulan Ramadhan adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Artinya, dengan berpuasa kepatuhan keita kepada-Nya harus semakin meningkat. Semua perintah dan tanggung jawab harus kita penuhi, dan setiap hal-hal yang dilarang harus kita jauhi.
Berkaitan hal ini, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Instrumen ketakwaan sebagaimana dikonfirmasi dalam ayat tersebut harus benar-benar kita tumbuhkan dalam segala aspek. Misalnya, takwa dalam hal akidah, berarti kita tidak boleh untuk menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun. Takwa dalam hal perilaku, berarti kita semua tidak seharusnya melakukan maksiat. Sedangkan takwa dalam hal niat, berarti kita memposisikan keridhaan Allah di atas segala-galanya. Lidah orang yang bertakwa tidak akan mudah membicarakan kejelekan orang lain, berbohong, dan lainnya. Ia sadar bahwa dirinya juga memiliki kejelekan sebagaimana manusia pada umumnya yang tidak lepas dari kesalahan. Telinganya tidak akan mudah digunakan untuk mendengarkan setiap sesuatu yang diharamkan dalam Islam. Kakinya tidak akan mudah digunakan untuk pergi menunju tempat-tempat maksiat dan hal-hal yang tidak diridhai oleh-Nya. Semua perilakunya mencerminkan budi pekerti yang luhur.
Karenanya, ada banyak orang-orang yang berpuasa namun hanya mendapatkan dahaga dan lapar, bahkan ia tidak mendapatkan pahala sedikit pun, karena puasa yang ia jalani tidak bisa menumbuhkan ketakwaan dalam dirinya. Semua itu disebabkan anggota tubuhnya tidak ia jaga dari hal-hal yang bisa merusak eksistensi takwa itu sendiri. Rasulullah saw bersabda pernah mengingatkan kepada kita semua tentang hal ini. Beliau bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Artinya, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan justru mengerjakannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang ia tahan.” (HR Al-Bukhari).
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan, puasa yang tidak bisa menumbuhkan ketakwaan dalam diri kita semua. Karenanya, mari kita jaga puasa kita dengan benar. hindari setiap sesuatu yang bisa merusak eksistensi puasa, agar semua ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan ini menjadi ibadah yang diterima oleh Allah, Amin.
Demikian kultum yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan, kita semua bisa mencapai tujuan pokok disyariatkannya puasa, yaitu menjadi orang-orang yang bertakwa dengan hakikat takwa, dan tidak termasuk orang-orang yang mendapatkan murka dari Allah swt. Wallahu a’lam.
Baca Juga: 40 Balasan Ucapan Puasa Marhaban Ya Ramadhan 2024, Bijak dan Menyentuh Hati
2. Bukber, Momentum Perkuat Silaturahim dan Raih Pahala