Buka bersama (bukber) menjadi salah satu momen yang dirindukan umat Muslim saat bulan Ramadhan, di Indonesia khususnya. Dengan segala dramanya, dan terkadang sebatas wacana, bukber menjadi kesempatan untuk berkumpul ria. Belum lagi jika sekalian reunian dengan kawan lama, keseruan momen ini semakin berwarna.
Namun demikian, kadang momen bukber menjadi salah satu ‘majelis gibah’ yang sulit dihindari, meski tidak selalu. Apalagi jika ada sebagian teman yang tidak hadir dengan alasan tidak jelas, sudah hampir dipastikan jadi bahan obrolan yang empuk. Memang begitulah, di mana ada perkumpulan, di situ ada pergibahan. Padahal Rasulullah saw sendiri telah mewanti-wanti bahwa gibah bisa menggugurkan pahala puasa. Beliau bersabda,
خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ: الْغِيْبَةُ، وَالنَّمِيْمَةُ، وَالْكَذِبُ، وَالنَّظَرُ بِالشَّهْوَةِ، وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ
Artinya: “Lima hal yang bisa menggugurkan pahala orang berpuasa: membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu.” (HR Ad-Dailami)
Selain dosa gibah sangat besar, cara bertobatnya pun tidak mudah. Imam Al-Ghazali dalam Iḥyā ‘Ulūmiddīn menjelaskan, cara menebus dosa gibah tidak cukup dengan bertobat, tapi juga harus meminta maaf kepada orang yang digibahinya secara langsung.
Sudah sepatutnya saat Ramadhan kita sebisa mungkin menjauhi segala bentuk maksiat, termasuk gibah. Sebab itu, dalam momen bukber seharusnya kita fokus untuk bersilaturahim demi mempererat tali persaudaraan sesama Muslim. Lagi pula pahala silaturahim sendiri sangat besar.
Menjalin silaturahim dalam Islam menjadi salah satu indikasi keimanan kepada Allah dan rasul-Nya. Dalam satu hadits diriwayatkan,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda, ‘Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahim dengan kerabatnya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Mari jadikan momen bukber sebagai kesempatan untuk mempererat ikatan saudara sesama Muslim dan memperoleh limpahan pahalanya di bulan mulia. Wallahu a’lam.
Baca Juga: Berikut Ini Cara Ziarah Kubur Orang Tua dan Adab Ziarah Kubur
3. Tips Konsisten Beribadah Selama Ramadhan
Jika diumpamakan, bulan Ramadhan laksana hamparan ladang yang ditumbuhi aneka pohon berbuah lebat. Kita bisa memanennya sesuka dan sebanyak mungkin. Semakin rajin kita memetiknya maka semakin banyak pula buah-buahan yang diperoleh. Saat Ramadhan, buah-buah itu adalah limpahan pahala yang bisa diraih dengan amal ibadah.
Namun demikian, ibadah adalah persoalan iman. Suatu saat ia bisa naik dan di saat yang lain akan melandai. Hal demikian juga kerap dijumpai saat Ramadhan. Memasuki awal bulan semangat ibadah masih aman. Masjid dan mushala masih ramai dipenuhi jamaah shalat tarawih, suara tadarus Al-Qur’an masih lantang terdengar dimana-mana, dan sejumlah ritual keagamaan lainnya masih riuh-ramai, terutama yang khas Ramadhan.
Sayangnya begitu memasuki separuh bulan terakhir, semangat ibadah tidak lagi sebesar di fase awal. Jamaah tarawih mulai berguguran satu persatu, semangat tadarus Al-Qur’an mulai menurun, dan sebagainya. Sebab itu, berikut adalah tiga tips yang bisa kita lakukan agar semangat ibadah tetap terawat selama Ramadhan.
- Tidak Makan Terlalu Kenyang
Meskipun bulan Ramadhan mewajibkan umat Muslim untuk berpuasa sejak waktu imsak sampai maghrib tiba, namun momen berbuka kadang menjadi semacam kesempatan untuk balas dendam. Segala macam hidangan disajikan di meja makan. Akibatnya perut terlalu kenyang. Padahal, Allah swt menegaskan bahwa berlebihan dalam konsumsi makanan tidak baik. Dalam Al-Qur’an disebutkan,
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّه لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
Artinya, “Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS Al-A’raf: 31).
- Hindari Perbuatan Maksiat