8 Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit Beragam Tema, Menarik untuk Disimak

11 Maret 2024 13:00 WIB
Ilustrasi kultum Ramadhan singkat 7 menit beragam tema.
Ilustrasi kultum Ramadhan singkat 7 menit beragam tema. ( freepik/storyset)

Dosa yang diperbuat oleh seorang Muslim akan mempengaruhi kualitas spiritualnya, yaitu dengan menyebabkan pelakunya malas beribadah. Tentu kita tidak berharap kesempatan memperbanyak ibadah selama Ramadhan terlewat begitu saja sebab pengaruh dosa yang kita perbuat. Berkaitan dengan hal ini, Ibnu Abbas pernah berkata,

إِنَّ لِلْحَسَنَةِ ضِيَاءً فِي الْوَجْهِ، وَنُوْرًا فِي الْقَلْبِ، وَسَعَةً فِي الرِّزْقِ، وَقُوَّةً فِي الْبَدَنِ، وَمَحَبَّةً فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ، وَإِنَّ لِلسَّيِّئَةِ سَوَادًا فِي الْوَجْهِ، وَظُلْمَةً فِي الْقَبْرِ وَالْقَلْبِ، وَوَهْنًا فِي الْبَدَنِ، وَنَقْصًا فِي الرِّزْقِ، وَبُغْضَةً فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ

Artinya, “Sesungguhnya pada kebaikan terdapat sinar pada wajah, cahaya dalam hati, kelapangan dalam rezeki, kekuatan pada badan, dan kecintaan pada hati makhluk. Sesungguhnya pada kejelekan terdapat kegelapan pada wajah, gulita pada alam kubur dan hati, kelemahan pada badan (untuk beribadah), kekurangan dalam rezeki, dan kebencian pada hati makhluk.” (Abdul Majid Kisyk, Fi Riḥābit Tafsīr, juz XIV, halaman 3316).

- Tidak Berlebihan dalam Beribadah

Segala hal yang berlebihan tidak baik, sekalipun dalam hal beribadah. Dalam melakukan amalan-amalan sunnah selama Ramadhan, kita perlu melakukannya secara proporsional dengan mengukur sejauhmana kemampuan yang kita miliki. Jangan sampai karena terlalu banyak porsi ibadah yang dilakukan, akhirnya memberatkan diri sendiri sehingga merasa ‘kapok’ untuk meneruskannya. Rasulullah saw pernah bersabda,

 خُذُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّتْ وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً دَاوَمَ عَلَيْهَا

Artinya, "Lakukanlah amal-amal yang kalian sanggup melaksanakannya, karena Allah tidak akan berpaling (dalam memberikan pahala) sampai kalian yang lebih dahulu berpaling (dari mengerjakan amal).” Dan shalat yang paling Nabi saw cintai adalah shalat yang dijaga kesinambungannya sekalipun sedikit. Dan Beliau bila sudah biasa melaksanakan shalat (sunnah) akan melakukannya dengan konsisten.” (HR Al-Bukhari).

Mari, warnai Ramadhan dengan spirit ibadah yang terawat sampai bulan suci berpamit. Semakin banyak ibadah yang kita lakukan memang semakin baik, tapi akan jauh lebih baik jika kita mampu menjalaninya dengan konsisten dan penuh penghayatan. 

Baca Juga: 50 Gambar Menyambut Ramadhan 1445 H, Cocok untuk Dipasang di Medsos

4. Meraih Keberkahan Ramadhan

Bulan Ramadhan memiliki keutamaan dan keistimewaan yang besar. Semua amal saleh yang dilakukan pada bulan ini akan mendapat balasan lebih banyak dan lebih baik. Pada bulan ini umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebajikan dan meninggalkan kemaksiatan. Di antara keutamaan dan keistimewaan Ramadhan tersebut, sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat.

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُم ْصِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّة ِوَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ.

"Telah datang kepada kalian semua Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat (dibelenggu) dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan." (HR. Ahmad)

Kata berkah atau barakah atau mubarak berasal dari kata kerja yang merujuk kepada peristiwa yang terjadi pada masa lalu (fi'il madhi), baraka. Menurut Imam An-Nawawi, baraka itu artinya tumbuh, berkembang, bertambah dan kebaikan yang berkesinambungan. Ar-Raghib Al-Asfahaniy memaknai kata ini dengan ats-Tsubut (ketetapan atau keberadaan) dan tsubut al-khayr al-ilahy (adanya kebaikan Tuhan). Atau, dalam istilah Imam Al-Ghazali, barakah itu ziyadatul-khair ala kulli syai', bertambahnya kebaikan atas segala sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), berkah diartikan dengan "karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia."

Dalam buku Durus al-'Am, Syaikh Abdul Malik Al-Qasimi menjelaskan bahwa berkah atau barakah adalah:

وَالْبَرَكَةُ هِيَ ثُبُوتُ الْخَيْرِ الْإَلَهِيْ فِي الشَّيْءِ. فَإِنَّهَا إِذَا حَلَّتْ فِيْ قَلِيْلٍ كَثَّرَتْهُ وَإِذَا حَلَّتْ فِيْ كَثِيْرٍ نَفَعَ

"Barokah adalah adanya kebaikan yang berasal dari Allah pada suatu hal. Sesuatu yang sedikit jika mendapatkan keberkahan, berubah jadi terasa banyak. Sesuatu yang banyak jika mendapatkan keberkahan, terasa sangat besar manfaatnya."

Ramadhan disebut bulan penuh berkah karena di bulan Ramadhan pahala amal kebaikan dilipatgandakan. Amalan yang awalnya biasa saja menjadi luar biasa nilainya di hadapan Allah bagi yang menjalankannya. Amalan sunnah diganjar sebagaimana layaknya amalan wajib. Di bulan ini kebaikan bertambah dan bertumbuh menjadi kebaikan yang berkesinambungan.

Ramadhan akan menjadi berkah bagi pelakunya, jika setelah Ramadhan ia menjadi semakin dekat dan bertakwa kepada Allah. Sebaliknya, jika setelah Ramadhan seseorang tidak mengalami perubahan apapun, maka ia patut mengoreksi diri atas puasa Ramadhannya. Jadi, pelaku manusia ikut menentukan perubahan dalam dirinya. Jika berusaha untuk selalu mendekat kepada-Nya, maka Allah pun akan lebih mendekat kepada hamba-Nya. Karenanya, tidak ada alasan lain bagi seorang muslim kecuali harus bisa meraih berkah Ramadhan. Wallahu a'lamu.

Baca Juga: 110 Twibbon Ramadhan 1445 H Lengkap dengan Link dan Cara Membuatnya

5. Menyambut Ramadhan dengan Cinta

Demi cinta-Nya pada manusia, Allah SWT membuka banyak saluran dan jalan bagi keselamatan hamba-hamba-Nya, salah satunya lewat Ramadhan, bulan di mana Allah membuka selebar-lebarnya pintu cinta-Nya pada manusia. Allah SWT adalah dzat pemilik cinta tak bersyarat, Dia mencintai semua hamba-Nya tanpa mengharap balasan apapun. Allah selalu mencintai hambaNya walaupun hamba itu berbuat dhalim dan terus membangkang perintah-Nya. Sebaliknya cinta manusia adalah cinta "karena" sesuatu. Manusia mencintai sesuatu karena sesuati itu ada manfaat bagi dirinya. Manusia beramal karena ingin mendapat balasan dan kebaikan.

Tanda cinta dari Allah SWT ini, digambarkan dengan sangat tepat oleh Rasullullah SAW, "Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah azzawajallah memandang semua hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya."

Hadirin demikianlah, Ramadhan adalah bulan di mana Allah SWT memanggil semua hamba-Nya untuk kembali menuju hakekat hidup sebenarnya. Ada perumpamaan menarik dari seorang ulama, manusia diibaratkan anak-anak yang dikeluarkan dari rumahnya untuk bermain-main di halaman di dunia ini.

Dalam QS. Al-An'am ayat 32 Allah berfirman, artinya, "Dan kehidupan di dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa."

Karena itu, Ka'bah disebut sebagai rumah Allah (Baitullah), karena ke sanalah para jemaah haji berangkat, meninggalkan segala urusan di dunia mereka. Ramadhan pun disebut sebagai bulan Allah, karena pada bulan itulah kita pulang, kita meninggalkan halaman permainan kita.

Karena itu, Rasulluh SAW dan para sahabat selalu menyambut Ramadhan dengan suka cita. Bahkan sejak Rajab dan Sya'ban mereka telah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambutnya. Termasuk dengan memperbanyak puasa dan amalan sunah lainnya. Siti Aisyah berkata, artinya "Tidak pernah Rasulullah SAW berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak dari puasanya pada bulan Sya'ban, ada kalanya sebulan penuh hanya sedikit yang tidak puasa. (HR Bukhari Muslim)."

Tatkala cinta sudah berbicara, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak bahagia menyambut Ramadhan. Tidak ada lagi keluh kesah menahan lapar, haus, dan semua keletihan tatkala menjalankan Ramadhan. Lewat cintalah semua yang pahit akan menjadi manis semoga kita termasuk orang-orang yang selalu bahagia dan cinta dengan Ramadhan, dengan selalu memanfaatkan nilai-nilai ibadah, sehingga rahmat dan maghfirah Allah akan senantiasa kita peroleh.

Baca Juga: Berikut Ini Bacaan Niat Sahur atau Niat Puasa Ramadhan dan Artinya

6. Mempertahankan Nilai-nilai Ramadhan

Allah SWT menyampaikan seruan khusus buat orang-orang yang beriman (mu'min) agar senantiasa memegang teguh prinsip-prinsip ketakwaan dan memperingatkan mereka agar tetap menjadi seorang muslim hingga datang kematian. Seruan-Nya termaktub dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 102 agar menjadi pegangan-landasan hidup guna meraih keselamatan di dunia dan keselamatan di akhirat.

Kata haqqa tuqatih 'sebenar-benar takwa' mengisyaratkan kepada kita untuk memenuhi segala kewajiban takwa dan mengerahkan segala daya-kemampuan agar dapat melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya secara keseluruhan. Sementara kata tamutunna 'janganlah kamu mati' mengultimatum agar kita waspada sebelum datangnya kematian untuk senantiasa memeluk agama Islam dengan konsekuensi menjalankan syari'at.

Madrasah Ramadhan

Mari kita menjaga nilai-nilai Ramadhan yang telah banyak mengajarkan tentang amal shaleh yang mestinya terus kita jalankan. Ramadhan sebagai madrasah bagi orang-orang beriman menghasilkan beragam nilai-nilai yang positif bagi kehidupan. Bukankah goal 'tujuan akhir' dari kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan adalah untuk mencetak insan yang bertakwa? Tentu, jawabannya pasti "ya", karena dalilnya qath'iy yang bersumber dari Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183.

Karena itu sekalipun Ramadhan berakhir, namun hak-hak Allah atas kita tidaklah ikut berakhir, kecuali dengan kematian. "Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kepastian (kematian)," firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Hijr ayat 99. Dengan bertakwa kepada Allah tidak terbatas ruang dan waktu: dimanapun dan kapankan tetap harus dijalankan. Di luar bulan Ramadhan kita harus tetap memperbanyak ibadah serta meningkatkan kualitasnya. Mempertahankan nilai-nilai yang baik -seperti qiyam al-lail (shalat malam), shaum (puasa), dan tilawah al-Quran (membaca, merenungi, dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran)- menjadi sangat penting dalam menyongsong masa depan yang gemilang.

Musibah terbesar dalam hidup ini adalah jika Allah berpaling dari kehidupan kita. Sungguh disayangkan jika Allah membiarkan kita melakukan perbuatan maksiat dan dosa. Na'udzubillah, kalau kita disibukkan dengan hal-hal yang tidak berfaedah-bermanfaat. Ayo, kita segera kembali ke jalan Allah yang benar!

Amal Rutin

Rasulullah Muhammad SAW dalam Hadits Riwayat Bukhari Muslim mengajarkan kita untuk beramal secara rutin meski sedikit: ahabbu al-a'mal ila Allah adwamuha wa in qalla. Tentu ajaran ini mendorong kita untuk terus berbuat baik, walaupun sedikit dan kecil. Bisa jadi amal yang tampaknya 'sepele', namun bisa jadi memiliki dampak yang besar dan bobot yang berat. Hendaknya harus kita ingat, setiap amal landasannya adalah niat. Niatnya kita tujukan semata-mata mengharapkan ridha Allah Ta'ala. Jangan sampai kita beramal, tetapi tidak bernilai di sisi-Nya.

Segerakanlah diri kita untuk terus berbuat baik dan senantiasa berada dalam ketaatan: taat melaksanakan perintah dan taat menjauhi larangan. Dunia adalah waktu untuk beramal dan akhirat adalah waktu mempertanggungjawabkan amal. Mumpung masih ada kesempatan hidup di dunia, berbuatlah yang terbaik karena penyesalan selalu datang kemudian. Mumpung belum terlambat, bersegeralah kembali ke jalan Ilahi.

Baca Juga: 2 Niat Sahur Puasa Ramadhan 1445 H Lengkap dengan Doa Buka Puasa

7. Rindunya Hati Akan Kedatangan Bulan Ramadhan

Di antara perkataan ulama terdahulu yang menunjukkan kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan adalah apa yang diungkapkan oleh Yahya bin Abi Katsirra. Beliau mengatakan, salah satu doa yang dipanjatkan para salaf adalah doa berikut:

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً

"YaAllah,pertemukan diriku dengan bulan Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku, dan terimalah seluruh amalku di bulan Ramadhan."

Rindu Ramadhan memuat isyarat bahwa kita mencintai Ramadhan dan berharap segera bisa berjumpa dengan Ramadhan. Jika kemudian kita bisa bercengkerama dengan Ramadhan sesuai syariat Islam, maka mendambakan pintu Ar-Rayyan di Syurga kelak membuka untuk kita bukanlah sebuah sekedar mimpi.

Penyejuk di tengah gersangnya kehidupan, sebelas bulan lamanya kita merasa larut oleh hiruk pikuk rutinitas duniawi. Tak jarang kita pergi pagi pulang sore hanya untuk mengais rezeki. Ibadah terkadang dilakukan hanya yang wajib saja bahkan terkadang sekedar melepas kewajiban saja. Tak pelak, raga pun jadi lesu dan letih. Begitu juga spiritual, kering kerontang. Jika ini tidak segera diobati, bisa jadi lambat laun akan rusak bahkan akan mati. Bulan Ramadhan datang bagai terapi, kehadirannya penghapus dahaga sekaligus penyejuk. Orang yang sakit akan terobati. Sesuai kata Nabi, barang siapa yang puasa, maka akan sehat,

صُومُوا تَصِحُّوا

"Berpuasalah agar kalian sehat."

Nabi Muhammad saw pun mengibaratkan Ramadhan laksana sajian atau jamuan ilahi. Dan, umat Islam adalah tamu istimewa yang akan menyantap sajian itu. Ketika itu, nafas orang berpuasa ibarat tasbih, tidurnya laksana ibadah, doa-doa yang dipanjatkan akan terkabul. Betapa agungnya bulan Ramadhan disaguhkan bagi kita umat Islam.

Oleh sebab itu, tidak ada alasan bagi umat Islam untuk tidak bergembira dengan datangnya bulan suci. Pasalnya, di bulan ini, pintu syurga dibuka, pintu neraka ditutup, setan dibelenggu, dan disediakannya malam lailatul qadr. Tidak dipungkiri lagi, bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan. Karena itu, momen itu sangatlah berharga.

Bahkan bukan hanya beribadah saja. Tidur di bulan puasa saja terasa begitu nikmat. Istirahat selepas shalat dzuhur benar-benar terasa nikmat meskipun hanya tidur sekelebat memanfaatkan jam istirahat yang biasanya digunakan untuk mencari makan siang. Kita semua juga bisa berkumpul dan dipersatukan oleh malam Ramadhan dengan taraweh dan tadarus. Kita semua bisa menyambung kembali tali silaturahim dan saling bermaaf-maafan melupakan sejenak segala permasalahan yang telah terjadi dan kita buka lembaran baru.

Ramadhan Mubarak, Selamat Datang Bulan Suci Ramadhan yang Penuh Barokah.. Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban yaa Ramadhan.. Saatnya memperbaiki diri dan hati serta membuka lembaran baru yang putih bersih lagi bersinar.. Ramadhan Bulan Kemenangan.

Ya Allah, pertemukan kami dengan Ramadhan. Bantulah kami Ya Allah untuk menunaikan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya dan melakukan Qiyamullail pada malamnya. Ya Allah, terimalah segala amalan kami ini. Aamiin ya Rabbal Alamin.

8. Keutamaan Bulan Ramadhan

Umat Islam selayaknya memahami keutamaan atau fadhilah dari setiap ibadah yang Allah SWT perintahkan. Menurut para ulama pemahaman terhadap keutamaan dalam melaksanakan setiap amal shaleh akan menjadi penyemengat sekaligus akan mendorong kepada peningkatan ketaqwaan seseorang.

Bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan bagi setiap hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketakwaan. Sebab, bulan ini memiliki beberapa keutamaan atau manfaat seperti berikut ini:

- Ramadhan Bulan Diturunkannya Al-Quran

Ramadhan merupakan syahrul Quran (bulan Al-Quran). Diturunkannya Al-Qur'an pada bulan Ramadhan menjadi bukti nyata atas kemuliaan dan keutamaan bulan Ramadhan. Allah Swt berfirman yang artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185).

- Bulan Penuh Keberkahan

Bulan ini disebut juga dengan bulan syahrun mubarak. Hal ini adalah berdasarkan pada dalil hadist Nabi Rasulullah SAW yang artinya: "Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian.." (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi). Dan juga bahwa setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya.

- Malam Lailatul Qodar

Kemuliaan bulan ramadhan salah satunya adalah dengan hadirnya malam penuh kemuliaan dan keberkahan di salah satu malam pada malam-malam terakhir dan ganjil di bulan ramadhan yaitu malam Lailatul Qodar. Pada bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan adalah saat diturunkannya Al-Qur’anul Karim.

Allah Ta'ala berfirman yang artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS.Al Qadr: 1-3).

- Bulan Pengampunan Dosa Maghfirah

Allah Ta'ala menyediakan Ramadhan sebagai fasilitas penghapusan dosa selama kita menjauhi dosa besar. Nabi saw bersabda yang artinya: "Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat dan Ramadhan ke Ramadhan menghapuskan dosa-dosa di antara masa-masa itu selama dosa-dosa besar dijauhi." (HR. Muslim).

Melalui berbagai aktivitas ibadah di bulan Ramadhan Allah Swt menghapuskan dosa kita. Di antaranya adalah puasa Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi Saw yang artinya: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah Swt, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR.Bukhari dan Muslim).

- Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup

Keberkahan kemuliaan di dalam bulan Ramadhan adalah pintu-pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka tertutup serta syaithan-syaithan diikat. Dengan demikian, Allah Ta'ala telah memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk masuk surga dengan ibadah dan amal shalih yang mereka perbuat pada bulan Ramadhan.

Mengingat berbagai keutamaan Ramadhan tersebut di atas, maka sangat disayangkan bila Ramadhan datang dan berlalu meninggalkan kita begitu saja, tanpa ada usaha maksimal dari kita untuk meraihnya dengan melakukan berbagai ibadah dan amal shalih. Semoga ramadhan tahun ini akan lebih baik dalam hal amalan ibadah daripada tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Tuhan Yang Tahu' - UNGU, Single Religi Sambut Ramadhan

Itulah tadi kultum Ramadhan singkat 7 menit beragam tema. Semoga bermanfaat!

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm