Artinya, “Pada malam sepuluh terakhir, Rasulullah saw (lebih) bersungguh-sungguh (untuk beribadah), melebihi kesungguhan pada malam yang lain.” (HR Muslim).
Ada eberapa ibadah yang dianjurkan Rasul pada detik-detik terakhir sebelum Ramadhan berpulang.
1. Lebih Giat Qiyamullail
Salah satu amal ibadah yang dianjurkan pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan adalah lebih giat lagi dalam beribadah di malam hari. Artinya, pada setiap malam di bulan suci ini kita dianjurkan menghidupkan malam dengan beribadah, tapi begitu masuk sepuluh hari terakhir kita dianjurkan untuk lebih bersungguh-sungguh. Dalam satu hadits riwayat Sayyidah ‘Aisyah disampaikan,
Baca selengkapnya di sini
Kita yang menyambut gembira saat kedatangan Ramadhan, kini dalam waktu dekat akan merelakan kepergian bulan sejuta ampunan itu. Ramadhan sudah memasuki sepuluh hari terakhir. Artinya, tidak lama lagi bulan yang kehadirannya selalu dirindukan umat Muslim ini akan berakhir dalam hitungan hari.
Sebagian kita telah melewatinya dengan semangat amal ibadah, mulai dari berpuasa, tadarus Al-Qur’an, shalat tarawih, dan amalan-amalan lainnya. Namun harus diakui pula sebagian yang lain, barangkali anda yang membaca termasuk diantaranya, melewati hari-hari Ramadhan dengan ibadah alakadarnya. Entah karena kesibukkan aktifivitas yang menumpuk atau memang sebab malas saja.
Di penghujung bulan ini, penting kiranya kita renungi hari-hari Ramadhan yang telah dilalui, juga sisanya yang akan kita lewati.
Setidaknya ada tiga (3) renungan di penghujung Ramadhan.
1. Mengevaluasi Ibadah
Sudah separuh bulan lebih hingga sepuluh hari terakhir Ramadhan kita tunaikan, tentu sudah seharusnya ada banyak ibadah yang telah kita lakukan selama berpuasa. Selain ibadah puasanya sendiri, juga amal-amal sunnah seperti tadarus Al-Qur’an, shalat tarawih, menghidupkan malam-malam dengan serangkaian ibadah, dan sebagainya. Sebagai manusia biasa, kita tidak bisa menjamin apakah semua ibadah yang sudah kita lakukan itu diterima Allah swt atau tidak.
Sebab itu, sekalipun kita sudah beribadah maksimal selama Ramadhan, kita tidak boleh terlalu percaya diri bahwa Allah menerima semua apa yang kita lakukan. Dengan begitu kita tidak akan larut dalam kepuasan spiritual atau bahkan merasa diri sudah paling saleh. Meski begitu, di sisi lain kita juga harus optimis bahwa Allah menerima ibadah yang sudah kita perbuat agar tidak muncul sikap pesimis. Sebab, Allah sesuai perasangka hamba-Nya.
Selengkapnya bisa dilihat di link berikut:
Materi Kultum Ramadhan Singkat Berbagai Tema
Lailatul Qadar, yang juga dikenal sebagai malam kemuliaan, adalah salah satu malam yang paling istimewa dalam Islam. Malam ini terjadi pada salah satu malam terakhir dari bulan Ramadhan, namun tanggal pastinya tidak diketahui secara pasti. Para ulama berbeda pendapat terkait tanggal pastinya malam Lailatul Qadar.
Pendapat pertama mengatakan bahwa Lailatul Qadar terjadi setiap hari di bulan Ramadhan. Kedua, mengatakan, bahwa Lailatul Qadar terjadi di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Sebagaimana dalam Kitab Musnad Ahmad, juz IV, halaman 316:
اِلْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فِي تَاسِعَةٍ تَبْقَى أَوْ سَابِعَةٍ تَبْقَى أَوْ خَامِسَةٍ تَبْقَى
Artinya: “Carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, pada malam ke sembilan yang tersisa, tujuh yang tersisa dan lima yang tersisa”.
Pendapat ketiga mengatakan, bahwa Lailatul Qadar terjadi pada hari-hari ganjil di 10 terakhir bulan Ramadhan, tanpa menentukan itu di tanggal ganjil atau tidak.
وَلَفْظُ الشَّافِعِيِّ: “وَطَلَبُهَا فِيْ الْوِتْرِ مِنْهُ أَيْ: مِنِ العَشْرِ, اَحَبُّ اِلَيَّ”. وَمِنْ هَذَا اَلْخَبَرُ أَخَذَ القَاضِي الحُسَيْنِ تَأَكُّدَ طَلَبِهَا فِيْ الْعَشْرِ اَلْأَخِيْرِ أَيْضاً؛ لِأَنَّ الْوِتْرَ لَا يُدْرَي أَنَّهُ أَرَادَ بِهِ المَاضِيَ أَوْ الوِتْرَ المُسْتَقْبَلَ؛ فَيَدْخُلُ فِيْهِ الكُلُّ.
Artinya : “Lafal dari Imam As-Syafi’i: “Mencari Lailatul Qadr pada malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadan lebih aku sukai.” Kemudian dari kabar As-Syafi’i ini, mengambil pendapat Qadi Husein, yang dijadikan dasar dari kesunahan mencari Lailatul Qadar pada 10 hari terakhir bulan Ramadan (tanpa mengkhususkan pada malam-malam ganjil). Karena tidak diketahui malam terakhir yang telah lalu ataukah yang akan datang, maka masuklah semua sepuluh hari tersebut.” (Mugnil Muhtaj, juz I, halaman 221).
Terkait kemuliaan dan keutamaan malam Lailatul Qadar dijelaskan langsung oleh Allah dalam surat Al-Qadr ayat 3. Allah berfirman;
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Artinya, "Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 3)
Dalam ayat lain Lailatul Qadar juga disebut sebagai malam yang diberkahi:
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِى لَيۡلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
Artinya, “Sesungguhnya Kami (mulai) menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.” (QS Ad-Dukhan: 3).
Menurut Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, ayat “Lailah Mubarakah” yang dimaksud ialah malam Lailatul Qadar. Hal ini jika kita merujuk pada penjelasan Al-Quran surat Al-Qadar ayat 1 tentang Al-Qur’an yang diturunkan di Lailatil Qadar. Lebih lanjut Al-Baqarah ayat 185 mengatakan bahwa bulan Ramadan adalah bulan diturunkan Al-Quran.
Adapun malam Lailatul Qadar, berarti malam yang amat berharga, cocok artinya dengan Lailatin Mubarakatin (malam yang diberi berkah), yang tertulis di ayat ini.
Selain itu, dalam hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw juga menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar malam yang mulia, yang akan menjadi kesempatan pengampunan dosa yang telah lalu. Keistimewaan itu dianugerahkan bagi orang yang menghidupkannya dengan amal kebaikan.
Nabi saw bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Barangsiapa yang melakukan shalat pada malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Lailatul Qadar dianggap sebagai malam yang sangat mulia dan penuh keberkahan. Umat Islam dianjurkan untuk beribadah dan beramal kebaikan pada malam ini untuk mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
Ada 5 tips untuk menggapai malam Lailatul Qadar.
Pertama, meningkatkan ibadah. Perbanyak ibadah selama 10 malam terakhir Ramadhan dengan melakukan shalat malam (tahajud), membaca Al-Quran, berdoa, dan berzikir. Pasalnya, Rasulullah di malam 10 terakhir Ramadhan senantiasa mengisi dengan ibadah kepada Allah.
Dijelaskan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda;
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَر
Artinya. “Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bila memasuki 10 hari, yakni 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR Al-Bukhari).
Sementara itu Abu Ishaq As-Syirazi dalam Kitab At-Tanbih menuliskan bahwa seyogianya orangmengisi 10 malam terakhir Ramadhan, terlebih malam ganjilnya dengan memperbanyak amal kebajikan.
ويطلب ليلة القدر في جميع شهر رمضان وفي العشر الأخير أكثر وفي ليالي الوتر أكثر وأرجاها ليلة الحادي والعشرين والثالث والعشرين ويستحب أن يكون دعاؤه فيها اللهم انك عفو تحب العفو فاعف عني
Artinya: “Dianjurkan mencari Lailatul Qadar di setiap malam Ramadhan, terutama malam 10 akhir dan malam ganjil. Lailatul Qadar paling sering diharapkan terjadi pada malam 21 dan 23.”
Dianjurkan memperbanyak doa di dalamnya, “Allahumma innak ‘afuun tuhibbul afwa Fa’fu 'anni”.
Kedua, beriktikaf di masjid. Untuk meraih malam Lailatul Qadar seyogianya mengisi dengan melaksanakan iktikaf di masjid, terlebih di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Contoh iktikaf model ini, dipraktikkan langsung oleh Rasulullah saw ketika bulan Ramadhan.
Hal ini sebagaimana hadis yang bersumber dari Imam Muslim, Nabi saw bersabda;
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يعتكف العشر الأواخر من رمضان
Artinya, “Bahwa Rasulullah SAW, beliau melekasanakan iktikaf di malam 10 terakhir bulan Ramadhan.”
Adapun tujuan Rasulullah saw melakukan iktikaf, untuk mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar. Pasalnya, dalam malam tersebut lebih mulia dari 1000 bulan (83 tahun 4 bulan). Orang yang mendapatkan malam tersebut, maka akan memperoleh ampunan dan rahmat Allah, yang tidak ada bandingannya.
Ketiga, berinfak dan bersedekah. Infak dan sedekah pada malam Lailatul Qadar sangat dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pahala dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
Allah berfirman; إِنَّ ٱلۡمُصَّدِّقِينَ وَٱلۡمُصَّدِّقَٰتِ وَأَقۡرَضُواْ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنًا يُضَٰعَفُ لَهُمۡ وَلَهُمۡ أَجۡرٌ كَرِيمٌ
Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah, baik laki-laki maupun perempuan, dan meminjamkan (kepada) Allah pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) kepada mereka dan baginya (diberikan) ganjaran yang sangat mulia (surga).”
Praktik sedekah di bulan Ramadhan juga dilaksanakan oleh Rasulullah saw secara langsung, yang disaksikan oleh sahabat yang lain. Hal ini terekam dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim;
انَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ (أَجْوَدَ) مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ
Artinya; “Rasulullah saw adalah orang paling dermawan di antara manusia lainnya, dan ia semakin dermawan saat berada di bulan Ramadhan.” Keempat, berdoa dengan penuh khusyuk. Berdoa dengan penuh khusyuk, tawadhu', dan memohon ampun kepada Allah sawt agar diberikan keberkahan pada malam Lailatul Qadar.
Ada satu doa yang diajarkan Rasulullah saw pada Aisyah ra, yang cocok diamalkan di bulan Ramadhan.
Pun doa ini populer di Nusantara:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Artinya, “Dari Sayidah Aisyah, dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat engkau jika aku tahu bahwa malam tertentu adalah Lailatul Qadar, lantas apa doa yang mesti saya ucapkan?’ Nabi Saw menjawab, ‘Bacalah doa berikut ini: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni’, (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).”
Kelima, meningkatkan kebaikan. Selama 10 malam terakhir Ramadan, perbanyak melakukan kebaikan seperti membantu orang lain, berbuat baik kepada orang tua, dan lain-lain.
Hal ini dapat menjadi amal yang berkelanjutan dan terus mendatangkan keberkahan dari Allah:
من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه. رواه البخاري
Artinya, “ِBarang siapa yang mengisi Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Al-Bukhari).
Di antara perkataan ulama terdahulu yang menunjukkan kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan adalah apa yang diungkapkan oleh Yahya bin Abi Katsirra. Beliau mengatakan, salah satu doa yang dipanjatkan para salaf adalah doa berikut:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
"YaAllah,pertemukan diriku dengan bulan Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku, dan terimalah seluruh amalku di bulan Ramadhan."
Terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang berisikan doa berikut:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban serta sampaikan kami ke bulan Ramadan."
Rindu Ramadhan memuat isyarat bahwa kita mencintai Ramadhan dan berharap segera bisa berjumpa dengan Ramadhan. Jika kemudian kita bisa bercengkerama dengan Ramadhan sesuai syariat Islam, maka mendambakan pintu Ar-Rayyan di Syurga kelak membuka untuk kita bukanlah sebuah sekedar mimpi.
Penyejuk di tengah gersangnya kehidupan, sebelas bulan lamanya kita merasa larut oleh hiruk pikuk rutinitas duniawi. Tak jarang kita pergi pagi pulang sore hanya untuk mengais rezeki. Ibadah terkadang dilakukan hanya yang wajib saja bahkan terkadang sekedar melepas kewajiban saja. Tak pelak, raga pun jadi lesu dan letih. Begitu juga spiritual, kering kerontang. Jika ini tidak segera diobati, bisa jadi lambat laun akan rusak bahkan akan mati. Bulan Ramadhan datang bagai terapi, kehadirannya penghapus dahaga sekaligus penyejuk. Orang yang sakit akan terobati. Sesuai kata Nabi, barang siapa yang puasa, maka akan sehat,
صُومُوا تَصِحُّوا
"Berpuasalah agar kalian sehat."
Berbeda dengan bulan-bulan lainnya, Allah swt, memanjakan hamba-Nya sebab di bulan itu pahala dilipatgandakan. Karena itu, satu biji kurma kita sedekahkan, akan bernilai pahala yang sangat besar. Bahkan bisa jadi wasilan atau jalan masuk syurga. Belum lagi misalnya dengan pahala amal saleh lainnya, seperti sedekah, shalat, tilawah al-Quran, qiyamul lail (shalat malam), dan ibadah lainnya. Maka, barangsiapa yang mengerjakannya, niscaya panen pahala. Siapapun dijamin bakal terpikat oleh Ramadhan. Oleh karena itu, bergembiralah dengan datangnya Ramadhan.
Nabi Muhammad saw pun mengibaratkan Ramadhan laksana sajian atau jamuan ilahi. Dan, umat Islam adalah tamu istimewa yang akan menyantap sajian itu. Ketika itu, nafas orang berpuasa ibarat tasbih, tidurnya laksana ibadah, doa-doa yang dipanjatkan akan terkabul. Betapa agungnya bulan Ramadhan disaguhkan bagi kita umat Islam.
Andai seluruh bulan adalah Ramadhan, betapa banyaknya pahala yang dapat. Karena itu, tak heran jika Nabi Muhammad saw bersabda:
لو يعلمُ العبادُ ما رمضانُ لتمنَّت أمَّتي أن تكونَ السَّنةُ كلُّها رمضانَ إنَّ الجنَّةَ لتُزيَّنَ لرمضانَ من رأسِ الحوْلِ إلى الحوْلِ
"Seandainya umatku mengetahui apa yang terdapat dalam bulan Ramadhan, maka sungguh mereka akan berharap satu tahun itu Ramadhan penuh. Sesungguhnya surga berhias menyambut Ramadhan setiap tahunnya."
Oleh sebab itu, tidak ada alasan bagi umat Islam untuk tidak bergembira dengan datangnya bulan suci. Pasalnya, di bulan ini, pintu syurga dibuka, pintu neraka ditutup, setan dibelenggu, dan disediakannya malam lailatul qadr. Tidak dipungkiri lagi, bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan. Karena itu, momen itu sangatlah berharga. Terlebih, Allah swt masih memberi kesempatan umur untuk bersua lagi dengannya. Sebab, ada banyak orang lain, yang dulu berjumpa, tapi kini telah pergi. Karena itu, mari kita siapkan diri kita, baik hati dan fisik untuk menyongsong datangnya tamu Allah itu.
Mulai sejak dari sekarang, memperbanyak amal saleh dan menjauhi larangannya. Jangan sampai, bulan itu telah hadir, tetapi diri kita masih penuh dilumuri noda dan dosa. Akan lebih eloknya, jika Ramadhan datang, kita sambut dengan penuh suka cita dan bersih dari segala noda dan dosa. Sehingga kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan penuh khusuk dan khidmat
Allah swt memuliakan kita di bulan Ramadhan dengan membelenggu syetan, dengan membuka pintu-pintu syurga,menutup pintu-pintu neraka, dan melipatgandakan pahala. Allah pun menyampaikan bahwa puasa dapat memberikan syafa’at kepada orang yang berpuasa, melindunginya dari neraka, dan dapat memasukkannya ke dalam syurga melalui pintu ar-Rayyan.
Hari-hari dalam Ramadhan seluruhnya dipenuhi rahmat, ampunan, dan pembebasan. Salah satu riwayat dikatakan sebagai berikut:
أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ
"Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan,dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka."
Setiap hari pada bulan Ramadhan pintu-pintu rahmat akan dibuka dan di setiap malamAllah swt akan membebaskan orang-orang dari neraka. Maka, di sepanjang bulan Ramadhan akan dipenuhi rahmat,ampunan, dan pembebasan dari api neraka, tidak terbatas pada beberapa fase.
Ramadhan itu bak seorang kekasih. Lihatlah, kehadiran Ramadhan selalu ditunggu-tunggu dan kebersamaan dengannya diharapkan berlangsung lama. Maka tidak mengherankan jika pada saatnya harus berpisah dengan Ramadhan, para sahabat Nabi yang bersedih. Rindu bertemu Ramadhan akan segera tertunaikan. Kita sambut dengan bergembira. Ramadhan dirindukan, Ramadhan yang dinantikan, semoga kita termasuk orang-orang yang diberikan ampunan serta limpahan rahmat Allah swt. Suasana bulan Ramadan memiliki ciri khas yang tidak bisa didapatkan pada bulan-bulan lainnya.
Bahkan bukan hanya beribadah saja. Tidur di bulan puasa saja terasa begitu nikmat. Istirahat selepas shalat dzuhur benar-benar terasa nikmat meskipun hanya tidur sekelebat memanfaatkan jam istirahat yang biasanya digunakan untuk mencari makan siang. Kita semua juga bisa berkumpul dan dipersatukan oleh malam Ramadhan dengan taraweh dan tadarus. Kita semua bisa menyambung kembali tali silaturahim dan saling bermaaf-maafan melupakan sejenak segala permasalahan yang telah terjadi dan kita buka lembaran baru.
Bulan Ramadhan merupakan salah satu nikmat sangat agung yang diberikan kepada umat Islam untuk mendapat ampunan dan rahmat Allah swt. Di bulan Ramadhan seseorang membutuhkan bekal intelektual dan pengetahuan yang cukup untuk bisa menjadi orang yang bershaum sesungguhnya agar bukan sekadar menahan lapar dan haus.
Ramadhan Mubarak, Selamat Datang Bulan Suci Ramadhan yang Penuh Barokah.. Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban yaa Ramadhan.. Saatnya memperbaiki diri dan hati serta membuka lembaran baru yang putih bersih lagi bersinar.. Ramadhan Bulan Kemenangan.
Ya Allah, pertemukan kami dengan Ramadhan. Bantulah kami Ya Allah untuk menunaikan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya dan melakukan Qiyamullail pada malamnya. Ya Allah, terimalah segala amalan kami ini.
Sumber: badilag.mahkamahagung.go.id
Demikian sejumlah materi kultum Ramadhan singkat berbagai tema. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News