Boyolali, Sonora.ID - Fenomena upwelling yang terjadi di Waduk Cengklik, Kabupaten Boyolali sebabkan puluhan ton ikan ternak keramba mati mendadak sejak sabtu (9/3/2024).
Bau busuk tercium akibat bangkai ikan yang mati mengapung di permukaan air.
Nurul Nugroho, selaku Kepala Bidang Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali mengonfirmasi bahwa memang benar adanya kejadian tersebut.
"Kejadiannya mulai dari Sabtu (9/3/2024) akibat faktor cuaca," katanya.
Kondisi cuaca yang mendung dan tidak berangin selama sehari, serta diiringi oleh hujan, memicu terjadinya fenomena upwelling di waduk.
Fenomena ini terjadi ketika massa air dasar waduk naik ke permukaan, membawa serta sisa pakan yang mengandung bahan beracun.
Kematian ikan melonjak drastis hingga mencapai 80% pada hari Minggu (10/3/2024) dan terus berlanjut hingga malam hari.
"Senin kematian ikan masih," ungkapnya.
Peristiwa ini melanda beberapa wilayah, yaitu Desa Sobokerto dan Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.
Puluhan petani mengalami kerugian akibat ratusan petak keramba yang terkena imbas kerusakan.
"Di Sobokerto ada 24 ton, di Ngargorejo 38 ton ikan yang mati," tuturnya.
Nurul juga mengatakan bahwa kematian ikan-ikan ini telah menimbulkan kerugian mencapai Rp 890 juta. Ikan yang mati tersebut adalah ikan Nila yang diternakkan oleh warga.
Ketua Paguyuban Petani KJA Tirta Panguripan Sobokerto, Ngemplak, Boyolali, Supriyanto juga menyampaikan bahwa, para petani sebelumnya telah berusaha sekuat tenaga untuk mencegah kerusakan akibat hujan deras dengan cara memberikan oksigen dan menggerakkan air menggunakan kipas perahu. Mereka bahkan meminta bantuan untuk membuka pintu air. Akan tetapi, usaha mereka hanya berakhir sia-sia.
“Ini rata-rata untuk persiapan Lebaran, rencananya begitu tapi ekspektasinya seperti ini,” terang Supri. dengan senyum pahit di bibirnya. Supri menjelaskan beberapa ikan yang mati antara lain berumur tiga sampai lima bulan.
Demi menghindari kerugian lain, peternak ikan terpaksa memanen ikan yang siap panen sebelum waktunya.
Harga jual ikan yang seharusnya Rp30.000 per kilogram, anjlok drastis menjadi hanya Rp15.000 per kilogram.
“Sudah ada upaya perhatian dari Dinas [Peternakan dan Perikanan] yang tanya informasi ke sini. Namun, belum ada kepastian seperti apa. Harapan kami kepada dinas, pembudi daya ikan ini kan mata pencaharian, dan ini suplai terbesar protein ke masyarakat, kami minta perhatian untuk ada sosialisasi cara mengatasi upwelling dan cuaca ekstrem,” katanya.
Petani Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Cengklik sekarang hanya bergantung pada panen ikan patin dan lele.
Dibandingkan dengan nila merah, jumlah dan harga jual patin dan lele lebih rendah. Harga patin kisaran Rp20.000 per kilogram, sedangkan lele sekitar Rp18.000 per kilogram.
Setelah insiden tersebut, tindakan pencegahan dan pemulihan dilakukan. Pemberian pakan ikan dihentikan sementara waktu sampai kondisi cuaca dan perairan membaik.
Selain itu, bangkai ikan dikeluarkan dari perairan. Bangkai ikan tersebut dapat dikubur atau dimanfaatkan sebagai pakan untuk ikan lele.
Penulis : Kharissa Herawati
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Objek Wisata Hits di Boyolali, Cocok untuk Liburan Bersama Keluarga!