Boyolali, Sonora.ID - Kabupaten Boyolali saat ini tengah dihebohkan Kembali dengan munculnya Kasus Leptospirosis.
Dua orang dinyatakan terpapar Leptospirosis, dan satu diantaranya dikabarkan meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Saat ini, Pemkab Boyolali meminta seluruh fasilitas kesehatan untuk memantau lebih lanjut pasien yang menunjukkan gejala demam. Hal ini dikarenakan, terdapat seorang pria paruh baya di Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Bakteri leptospira diketahui dapat menular melalui urine atau darah hewan.
"Benar, ada pasien leptospirosis yang meninggal dunia. Laki-laki usia 57 tahun. Beralamat di Nogosari," kata Puji Astuti, Kepala Dinkes Boyolali.
Puji mengatakan bahwa pasien tersebut sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit (RSUD) Ibu Fatmawati Soekarno Kota Solo, namun kemudian dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (20/3/2024) malam.
Baca Juga: Wabah Leptospirosis Sebabkan Dua Warga Karangnyar Meninggal Dunia
"Kematian baru semalam. Penyelidikan epidiemologi (PE) dilakukan besok (22/3/2024) karena suasana berkabung. Kronologinya masih nunggu hasil PE," jelasnya.
Berdasarkan data dari Dinkes Boyolali, dua kasus Leptospirosis dengan satu pasien meninggal dunia, sudah tercatat hingga pertengahan Maret 2024 ini.
Pada tahun 2023, jumlah kasus Leptospirosis terbilang cukup tinggi, dengan 15 kasus tercatat dan empat orang meninggal dunia.
Sedangkan pada tahun 2022, terdapat 17 kasus Leptospirosis dengan tiga orang meninggal dunia.
Puji menjelaskan bahwa Leptospirosis adalah penyakit Zoonosis atau penyakit infeksi yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Penyakit ini dapat dengan mudah menular melalui luka. Infeksi oleh bakteri leptospira ini dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan hati, yang dalam beberapa kasus dapat berakibat fatal.
Penyakit tersebut memiliki gejala, antara lain panas tinggi, nyeri kepala, nyeri perut, nyeri otot dan lainnya.
Tetapi, terdapat gejala khusus yang hanya terjadi pada penyakit ini, yaitu nyeri otot pada bagian betis.
Di samping itu, terdapat 125 varian bakteri leptospira.
Pasien yang terinfeksi dengan varian yang berpotensi mematikan akan menunjukkan gejala serupa dengan penyakit Hepatitis B dan gagal ginjal, seperti kulit dan mata yang menguning serta kegagalan fungsi ginjal.
Infeksi ini juga dapat mengakibatkan komplikasi yang berpotensi fatal.
“Kami sudah wanti-wanti ke puskesmas dan faskes untuk memantau lebih detail pada kasus demam. Entah itu demam biasa, demam berdarah dengue (DBD), tifus dan lainnya," papar Puji.
Baca Juga: Sekda Kalbar Ajak Stakeholder Berjibaku Tingkatkan Angka Vaksinasi PMK
Penulis : Kharissa Herawati