4 Pidato Singkat tentang Bulan Ramadhan Penuh Berkah yang Menarik

27 Maret 2024 14:40 WIB
Ilustrasi pidato singkat Ramadhan.
Ilustrasi pidato singkat Ramadhan. ( )

Shalawat dan salam teruntuk junjungan mulia, Muhammad SAW. Semoga kita dapat mengikuti sunahnya.

Seluruh perintah Allah SWT kepada umat manusia untuk beribadah memiliki tujuan "tazkiyah al-nafs" (membersihkan jiwa). Ini penting kita pahami agar puasa Ramadhan yang kita jalani, bermakna di dalam diri kita.

Saudara kita kaum muslimin di penjuru dunia dilanda banyak musibah, ditandai dengan kurang bersatunya umat Islam (internal), sampai konspirasi global untuk menuduh umat Islam sebagai umat yang tidak beradab (eksternal); sebutan teroris selalu dialamatkan kepada umat Islam.

Ramadan merupakan "syahr al-tarbiyah" untuk membentuk manusia yang bertakwa. Puasa bulan Ramadan mengandung beberapa hikmah. Hikmah yang pertama adalah kehidupan akhirat.

Puasa di bulan Ramadan pada dasarnya adalah membangun obsesi terbesar untuk kehidupan akhirat, tidak lagi terjebak dengan kepentingan dunia, sekalipun dunia merupakan "mazra'at al-akhirah", ladang untuk menuju akhirat.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 269: "Barang siapa yang diberikan hikmah dari Allah, maka sesungguhnya mereka diberikan oleh Allah sesuatu kebaikan yang banyak."

Sebenarnya banyak kesempatan bagi kaum muslimin untuk memperbaiki diri, tetapi sebagian mereka terperangkap dalam obsesi-obsesi dunianya. Seseorang yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk memperbaiki diri dan negerinya melalui jabatan yang dimilikinya, justru membuat ia terlena dengan kehidupan dunia dan lupa dengan kehidupan akhirat.

Seseorang yang diberi kemudahan oleh Allah SWT berupa ilmu, seharusnya dapat memberikan pelita, pencerahan kepada masyarakat. Akan tetapi tidak sedikit orang yang berilmu tenggelam dalam kesombongan intelektualitasnya, bahkan berani mempermainkan Al-Qur'an dan Hadits demi membangun popularitas.

Pada bulan Ramadan ini, seharusnya kepentingan akhirat dijadikan sebagai obsesi yang paling besar dalam kehidupan, bukan kepentingan dunia.

Kita harus meninggalkan yang haram, syubhat, semata-mata demi menuju kehidupan akhirat. Karena itu kaki dan badan kita tidak akan merasa berat menghujam bumi ketika dipanggil untuk berjihad di jalan Allah SWT.

Terjadinya kerusakan, di bidang ekonomi, budaya maupun politik, ditambah dengan kemerosotan akhlak dan sedikitnya pemahaman akidah terhadap agama, membuat masyarakat kita cenderung melakukan sesuatu yang dapat mendatangkan nilai- nilai negatif dalam lingkungan masyarakat ataupun negara. Persoalan besar ini hanya dapat diatasi dengan kebersamaan.

Seorang penyair mengatakan "Kapan sebuah bangunan itu akan tegak berdiri jika kamu sendirian membangun sementara orang lainnya merobohkannya". Demikian juga dengan pentingnya peran ulama untuk mengingatkan dan sekaligus bekerja sama dengan para pejabat, umara, membangun negeri ke arah yang lebih baik.

Pada zaman Rasulullah SAW, kemaksiatan hanya dilakukan oleh individu, tetapi sekarang hal itu dilakukan secara sistematis dan terlembaga. Mereka melakukan beramai-ramai dan tidak merasa malu melakukannya. Ini disebabkan karena tidak ada kebersamaan.

Bulan Ramadan mendidik kita untuk bersama-sama dalam beribadah, bersama-sama dalam kegiatan yang islami, tidak membiarkan kemaksiatan.

Dalam Atsar dikatakan "Jikalau ada seseorang melihat kemungkaran, melihat kemaksiatan, dia adalah setan yang bisu. Dan sekalipun bisu, setan pasti bermitra dengan setan yang lainnya, saling memberikan bisikan untuk memerangi Islam ajaran Rasulullah, baik itu setan manusia maupun setan jin."

Hikmah yang ketiga adalah melatih kesabaran. Pada bulan Ramadhan kita menahan diri untuk makan dan minum dari mulai terbit fajar sampai waktu Maghrib.

Seandainya seorang muslim dan rakyat Indonesia pada umumnya mampu menahan diri dari perbuatan haram, syubhat, bahkan mubah, niscaya akan terjadi perubahan yang signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Perubahan menuju perbaikan yang maksimal tidak dapat diharapkan hanya dari seorang presiden atau pemerintah, tetapi harus dimulai dari setiap muslim, mulai dari para penguasa dan pemerintahannya. Sehingga, dapat membuat suatu keputusan yang mempersempit ruang lingkup kemaksiatan, lebih mudah berbuat kebaikan.

Itulah tiga hikmah yang bisa kita petik dari puasa Ramadhan. Marilah kita jadikan bulan Ramadhan sebagai madrasah, sebagai pusat pendidikan, agar dapat membangun obsesi terbesar kita untuk kehidupan di akhirat nanti.

Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Baca Juga: 2 Contoh Ceramah tentang Keistimewaan Bulan Ramadhan yang Penuh Makna

  • Pidato Ke-3

Saudara-saudara yang terhormat,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan kita kesempatan untuk menjalani bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Marilah kita bersama-sama merenungkan dan merayakan kehadiran bulan suci ini dengan hati yang penuh syukur dan kegembiraan.

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan rahmat, ampunan, dan keberkahan. Ini adalah bulan di mana pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan-setan diikat. Inilah bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, malam Lailatul Qadar. Sungguh, bulan yang mulia ini adalah waktu yang paling tepat bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan ibadah, dan memperbaiki diri.

Di Bulan Ramadhan, kita diajak untuk lebih memahami arti rasa lapar dan haus yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Kita belajar untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita, serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Kita menyadari bahwa tidak semua orang memiliki keberuntungan untuk menikmati makanan dan minuman setiap hari, dan inilah saatnya bagi kita untuk berbagi dan membantu mereka yang membutuhkan.

Tak hanya itu, Bulan Ramadhan juga merupakan waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia. Kita diajak untuk memaafkan kesalahan orang lain, memperbaiki ikatan keluarga, dan menumbuhkan rasa persaudaraan diantara umat manusia. Kita belajar untuk mengendalikan emosi, menghargai perbedaan, dan menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, di Bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT. Melalui puasa, shalat malam, dan amalan-amalan lainnya, kita memperkuat hubungan kita dengan Sang Pencipta. Kita berdoa agar diberi kekuatan untuk melawan godaan dan mencapai keberkahan yang dijanjikan dalam bulan suci ini.

Namun, tidak hanya tentang meningkatkan ibadah, Bulan Ramadhan juga mengajarkan kita untuk mengembangkan diri secara spiritual dan moral. Kita diajak untuk mengevaluasi diri, merenungkan kesalahan yang telah kita lakukan, dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kita berkomitmen untuk meninggalkan kebiasaan buruk, meningkatkan kualitas hidup, dan menginspirasi orang lain dengan perilaku yang baik.

Baca Juga: 10 Pembukaan Kultum Ramadhan (Mukadimah) yang Singkat dan Menarik

  • Pidato Ke-4

Teman-teman yang saya muliakan, Bulan Ramadhan, sebuah periode yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia, kembali tiba dengan membawa berkah, rahmat, dan ampunan. Saat-saat istimewa ini memberi kita kesempatan untuk memperdalam hubungan kita dengan Allah SWT, membersihkan jiwa dan hati dari dosa, serta memperkuat ikatan kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama.

Di tengah-tengah kehidupan yang semakin kompleks dan penuh dengan ujian, Ramadan memberi kita kesempatan untuk merenungkan arti sejati dari hidup dan eksistensi kita di dunia ini. Bulan penuh berkah ini mengajarkan kita tentang kesabaran, pengendalian diri, dan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan dan godaan.

Bulan Ramadhan adalah saatnya kita bersama-sama meningkatkan kualitas spiritualitas dan keimanan kita. Kita diajak untuk lebih mendalami Al-Qur'an, meneladani ajaran Rasulullah SAW, dan memperbanyak amal ibadah seperti shalat, puasa, sedekah, dan dzikir kepada Allah SWT. Dengan menjalankan ibadah-ibadah tersebut dengan ikhlas dan penuh keikhlasan, kita dapat meraih ridha dan keberkahan-Nya.

Namun, Ramadhan bukan hanya tentang ibadah ritual semata. Lebih dari itu, Ramadhan mengajarkan kita untuk peduli dan berempati terhadap sesama, terutama kepada yang membutuhkan. Saat ini, masih banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam kesulitan dan penderitaan. Mari kita salurkan sebagian rezeki kita kepada mereka, berikan bantuan, dan bahu-membahu memperjuangkan keadilan sosial bagi semua.

Selain itu, Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan antar sesama manusia. Mari kita tinggalkan perpecahan, prasangka, dan perselisihan, serta berupaya membangun hubungan yang harmonis, penuh dengan kasih sayang, dan saling menghormati. Ramadhan adalah waktu untuk memaafkan, merangkul, dan mempererat persaudaraan dalam semangat ukhuwah islamiyah.

Saudara-saudara,

Dalam menyambut bulan Ramadhan ini, mari kita jadikan setiap momen sebagai kesempatan untuk meningkatkan diri, berbuat kebaikan, dan menjaga kebersamaan. Marilah kita jalani Ramadhan dengan penuh kesadaran, kesyukuran, dan ketulusan hati. Semoga bulan Ramadhan kali ini membawa berkah, kebahagiaan, dan kemuliaan bagi kita semua.

Marhaban ya Ramadhan!

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Demikian 4 pidato singkat tentang bulan Ramadhan penuh berkah.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm