3 Khutbah Jumat tentang Nuzulul Quran, Singkat Tapi Menggetarkan Hati

28 Maret 2024 10:09 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat tentang Nuzulul Quran
Ilustrasi Khutbah Jumat tentang Nuzulul Quran ( )

Bukan hanya membacanya, tetapi juga memahami, merenungkan, dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga Allah Swt menjadikan kita hamba-hambaNya yang selalu berada dalam petunjuk Al Quran dan sunnah Rasulullah Saw.

Akhir kata, marilah kita berdoa agar kita selalu diberikan kekuatan, kesabaran, dan keistikamahan dalam mengamalkan Al Quran. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang sukses di dunia dan akhirat. Amin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Khutbah Jumat tentang Nuzulul Quran

Pertama sekali marilah kita bersyukur kehadirat Allah, yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan sholat Jumat di masjid yang mulia ini.

Sholawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad.

Nabi yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul islam.

Semoga kita selalu mencintainya dan bersholawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di Hari Akhir nanti, amin.

Hadirin, kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.

Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga selau dalam keimanan dan ketakwaan kepadaNya Amin.

Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran sehingga Ramadhan juga disebut Bulan Al-Quran. Al-Quran diturunkan pertama kali di Gua Hira oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Yang berupa Surat al-Alaq dari ayat 1-5:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Al-Quran merupakan kitab petunjuk yang memiliki keistimewaan. Al-Quran merupakan kitab penyempurna daripada kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelumnya. Selain itu, Al-Quran juga sebagai mukjizat Nabi Muhammad.

Tak heran banyak masyarakat yang memperingatinya dengan cara beragam. Mulai kegiatan bersama di masjid atau musala, buka bersama, hingga menghatamkan Al-Quran.

Semua itu dilakukan dalam rangka menghormati turunnya Kalamullah berupa Al-Quran.

Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mengingat sejarah dan menanamkan nilai-nilai Islam, khususnya pada anak-anak sebagai generasi selanjutnya.

Banyak sekali keistimewaan yang bisa kita dapatkan dari Al-Quran. Apalagi seseorang mau membaca dan mengamalkannya di Ramadhan. Di antara empat keistimewaan Al-Quran yaitu:

1. Menjadi Pedoman, petunjuk, dan rahmat bagi manusia

Di dalam menjalani kehidupan, agar manusia berada dalam kebenaran, maka manusia butuh pedoman dan petunjuk.

Al-Quran adalah petunjuk Allah, oleh karenanya manusia harus menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk kehidupannya agar bisa hidup dengan baik dan nyaman. Allah berfirman:

هَٰذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Artinya: "(Al-Quran) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini." (QS Al Jasiyah Ayat 20)

2. Menjadi obat bagi manusia

Bahwa dalam waktu tertentu, terkadang manusia merasa kurang nyaman dalam hidupnya.

Baik secara dhahir maupun batin. Ketidaknyamanannya itu membutuhkan pengobatan sesuai dengan penyakitnya.

Al-Quran diturunkan Allah untuk menjadi obat bagi manusia yang merasa dalam hidupnya mengalami ketidaknyamanan. Allah berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Artinya: "Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS. A-Isra/17: 82)

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Awal Ramadhan, Penuh Makna dan Menyejukkan Hati

3. Menjadi pemelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan

Al-Quran mengajarkan manusia bagaimana cara untuk mempertahankan martabat yang tinggi. Yakni, memelihara dan mempertahankannya dengan iman dan kebajikan. Hal ini diajarkan dalam ayat berikut:

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

Artinya: "Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya." (QS At-Tin Ayat 6)

4. Pelajaran dan penerangan

Al-Quran juga menjadi kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai kitab untuk memberi penerangan bagi manusia. Berikut Surat Yasin Ayat 69:

وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ

Artinya: "Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang jelas," (QS. Yasiin/36: 69)

5. Solusi masalah masyarakat

Al-Quran juga diturunkan sebagai pemutus hukum dan pengangkat perselisihan serta pembeda antara yang hak dan batil. Mengingat banyaknya masalah yang muncul di kalangan masyarakat dari zaman Nabi sampai sekarang. Allah berfirman:

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ ۙ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Artinya: "Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Quran) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Surat An Nahl Ayat 64)

Demikianlah ceramah yang singkat ini, semoga kita selalu berusaha dekat dengan Al-Quran dan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman seumur hidupnya sehingga Allah ridha dan menjadikan kita orang-orang yang mendapatkan keberkahan dari Al-Quran, di dunia dan akhirat, amin.

3. Khutbah Jumat tentang Nuzulul Quran

اَلْحَمْدُ لِلّهِ . نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ . وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُهُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَي اللهِ . اِتَّقُوْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
 
Jamaah Jum'at yang berbahagia!
 
Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya.
 
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang teramat penting artinya bagi umat Islam.
 
Pada bulan suci yang penuh rahmat dan maghfirah atau ampunan itu telah terjadi peristiwa agung dibelahan bumi kering tandus, dengan tercurahnya rahmat Allah SWT yang melimpah menyiram kegersangan kehidupan manusia dan alam semesta.
 
Al-Qur'an sebagai kalam Allah SWT diturunkan ke dunia melalui Nabi Muhammad SAW, Rasulullah pembawa amanat yang jujur dan terpercaya.
 
Al-Qur'an yang diembannya berisikan undang-undang dan petunjuk bagi umat manusia dalam mengatur dan mengarahkan tujuan hidup dan kehidupan.
 
Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqarah, ayat 185.
 
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
 
 
"Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan permulaan Al-Qur 'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil).
 
Cahaya AI-Qur'an telah menyinari seluruh pelosok dunia, bukan saja sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi pribadi yang menghendaki ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan, tetapi juga memberikan petunjuk dan pedoman mengenai sistem berkeluarga, bermasyarakat, bahkan bernegara.
 
Pada kenyataannya, diturunkannya Al-Qur'an telah memberikan beberapa hikmah yang dapat kita petik dari kandungan masing-masing ayatnya yang penuh dengan mukjizat itu, antara lain yaitu "hikmah kebajikan".
 
Agama Islam menggariskan tentang pengertian kebajikan yang hakiki seperti yang digariskan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 177 :
 
لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰه وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْاۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
 
Nilai kebajikan yang tersirat pada ayat tersebut meliputi beberapa faktor yang saling berkaitan dan harus disatukan dalam praktek hidup dan kehidupan manusia yaitu:
 
1. Segi Aqidah
 
Aqidah yang terkandung dalam kalimat "beriman kepada Allah SWT, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi Allah".
 
Manusia sering terperosok ke dalam suatukepercayaan semu dan dijadikan sebagai pegangan dalam hidup dan kehidupan.
 
 
Kekeliruan ini tidak hanya dialami oleh nenek moyang kita yang meyakini benda-benda tertentu yang mereka yakini mempunyai kekuatan, tetapi hingga dewasa ini pun disebabkan niaju merajalelanya berbagai ideologi seperti materialisme liberalisme, kapitalisme, komunisme, dan sebagainya, manusia telah terseret oleh ideologi tersebut.
 
Akibatnya dapat kita rasakan, karena ternyata ideologi yang dibangga-banggakan oleh manusia itu tidak mampu menjawab persoalan-persoalan kehidupan manusia yang paling mendasar dan hakiki, bahkan sebaliknya menjerumuskan manusia kedalam jurang kehidupan yang sesat.
 
2. Segi sosial ekonomi
 
Kebajikan dari segi sosial ekonomi terkandung dalam kalimat "memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta serta hamba sahaya".
 
Kita sebagai muslim harus mempunyai kesetiakawanan sosial yang tinggi dan peka terhadap kondisi sosial yang ada disekitar kita.
 
 
Konsekuensinya kita harus menjadi orang yang penderma, jangan berharap menjadi orang yang diberi derma, sebagaimana anjuran Rasulullah SAW
 
"Tangan di alas itu /ebih baik daripada Iangan dibawah".
 
Artinya, orang yang memberi lebih baik daripada orang yang menerima. Kita tidak mungkin bisa memberi, bersadaqah, zakat dan beramal maliyah untuk memberi santunan kepada orang yang membutuhkan bantuan dan pertolongan, tanpa menjadi orang yang tergolong "tangan diatas", dan mempunyai kesadaran bahwa perbuatan itu diwajibkan oleh Allah.
 
Dengan mengikuti ajaran sikap dan perilaku yang bersumber dari Al-Quran insya Allah kita akan tergolong orang-orang yang menemukan dan berjalan diatas kebenaran yang diridhai Allah sebagaimana yang difirmankanNya pada akhir ayat diatas, "Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat tentang Menyambut Bulan Suci Ramadhan yang Menyentuh

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm